Manchester United dipaksa menerima berita buruk jelang pertandingan melawan Chelsea, Minggu (16/4) lalu. Pasalnya, salah satu pemain andalan Jose Mourinho, Juan Mata, harus absen hingga akhir Mei atau dengan kata lain, musim 2016/2017 bagi gelandang asal Spanyol itu sudah berakhir. Seperti itulah yang diungkapkan Mourinho.

Awal April lalu, Mata menjalani operasi kunci paha dan Mourinho mengonfirmasi bahwa eks penggawa Chelsea itu akan absen cukup lama. “Saya pikir masih lama. Saya pikir Mata, Jones, dan Smalling, absen untuk waktu yang lama,” ujar Mourinho.

Saat itu, Mata sendiri mengungkapkan kekesalan atas cedera yang dialaminya. “Menyaksikan pertandingan tim saya di TV (televisi) bukan merupakan pengalaman terbaik, tapi harus saya lakukan,” tulis Mata di situs resmi klub.

Mata memang tak pernah tampil untuk United sejak pertandingan melawan Middlesbrough pada 19 Maret lalu. Cedera kunci paha yang dialaminya cukup serius. Pada wawancara setelah ditahan imbang 1-1 oleh Anderlecht, Mourinho ditanya kapan Mata akan kembali dari cedera. “Akhir Mei,” jawabnya dengan singkat.

Pertandingan Liga Primer sendiri akan usai pada 21 Mei mendatang. Pada pekan ke-38 itu, United akan menjamu Crystal Palace di Old Trafford. Namun, jika berhasil menembus final Europa League, United akan terbang ke tanah kelahiran Zlatan Ibrahimovic untuk menyelesaikan partai puncak di Friends Arena, Wembley-nya timnas Swedia.

Entah itu Mata akan pulih lebih cepat dari prediksi atau tidak, namun absennya pemain 28 tahun itu akan berakibat buruk bagi United. April ini, United kembali harus menjalani jadwal padat. Kehilangan Mata akan mengurangi pilihan pemain bagi Mourinho. Namun, yang paling terasa tentu adalah kontribusi Mata yang tidak bisa diremehkan.

Sejauh ini, Mata menjadi topskor kedua United di semua kompetisi setelah Zlatan tentunya. Torehan 10 golnya mengungguli beberapa nama lainnya seperti Henrikh Mkhitaryan (9 gol), Marcus Rashford (8 gol), dan Anthony Martial (7 gol). Produktivitas Mata ini tentu akan mengurangi daya serang United yang masih mengalami pasang surut.

Selain itu, Mata juga kerap berperan sebagai gelandang kreatif yang membuka ruang sekaligus membuat peluang. Torehan empat asisnya serta 1,8 umpan kunci di semua ajang membuktikan bahwa ia memang bisa diandalkan untuk daya serang United.

Kondisi ini sebenarnya masih bisa disikapi dengan bijaksana oleh Mourinho. Tak ada Mata berarti memaksanya untuk memberikan pemain-pemain lain pengalaman yang lebih banyak. Jesse Lingard menjadi salah satu pemain yang ‘diuntungkan’ dengan cedernya Mata. Seperti yang terjadi pada Dries Mertens di Napoli, seorang pemain yang menggantikan pemain yang cedera justru mampu bermain baik. Bahkan ketika pemain yang ia gantikan sudah pulih, manajer tetap mempercayainya. Mungkin ini bisa menjadi batu loncatan bagi Lingard atau pemain lainnya untuk berkembang lebih baik lagi.