Manchester United di bawah arah Jose Mourinho meraih hasil negatif pada awal Premier League Inggris 2018/2019 ini. Setelah sempat menang tipis 2-1 saat menjamu Leicester City pada pekan perdana, skuat The Red Devils malah takluk di markas klub kecil, Brighton & Hove Albion, sebelum dicukur tiga gol tanpa balas oleh Tottenham Hotspur di hadapan publik Old Trafford. Hasil buruk dalam dua pertandingan tersebut pun langsung membuat kursi Mourinho menjadi panas. Sejumlah rumor yang menyebut bahwa dia bakal segera didepak pun muncul dan meramaikan berita media.

Apalagi, United juga tampil sangat mengecewakan sepanjang turnamen pramusim jelang kompetisi 2018/2019. Perseteruan Mourinho dengan para petinggi klub pada bursa transfer musim panas ini, setelah sejumlah pemain yang dimintanya tak kunjung dihadirkan, membuat masa depannya juga mulai dipertanyakan.

Meski begitu, bukan tak ada pula yang tetap percaya pada kemampuannya. Beberapa legenda Premier League turut meyakini Mourinho masih punya kesempatan memberikan yang terbaik bagi United. Salah satunya Jammie Carragher, bek legendaris Liverpool era 1990-an.

“Mereka finish di posisi dua musim lalu tapi dengan total poin yang sangat sehat. Ya, memang ada jarak yang jauh dengan Manchester City, tapi juga ada jarak yang jauh antara United dan tim lain,” ucap Carragher pada Sky Sports.

“Saya sesungguhnya berpikir Mourinho tidak membantu dirinya sendiri pada pramusim ini dengan bagaimana situasi yang terjadi [keluhan Mourinho soal aktifitas transfer klub], tetapi saya pikir dia terlalu banyak dikritik, bahkan untuk segala pekerjaan yang telah dia lakukan di United,” tambah pemain yang juga merupakan legenda tim nasional Inggris tersebut.

Bagi Carragher, Mourinho tetap pelatih sukses di United saat ini. Dia pun memujinya sebagai pelatih yang selalu mempersembahkan trofi, dan The Red Devils hanya perlu sedikit sabar hingga Mourinho mendapatkan sumber daya yang tepat untuk kembali membawa United meraih juara.

“Pada musim pertamanya, dia memenangkan tiga trofi,” kata Carragher lagi. “Musim lalu mereka menjadi runner-up di liga dan runner-up di Piala FA, itu bagus. Mungkin itu tidak cukup bagus untuk United, tapi saya pikir itu tidak seburuk yang digambarkan orang,” pungkas pria yang kini bekerja sebagai pandit itu.

Pernyataan yang tidak jauh berbeda pun disampaikan oleh legenda Inggris lainnya, Matt Le Tissier. Dia mengaku memang melihat ada kekecewaan pada Mourinho dengan aktifitas United di bursa transfer, terutama soal kegagalan mendatangkan bek tangguh yang dibutuhkan untuk memperkuat lini belakang timnya.

Namun, gelandang serang andalan Southampton di era 1990-an itu meyakini sang pelatih bisa membalikkan situasi dengan cepat dan mengubah suasana di dalam tim dengan mudah, salah satunya dengan meraih kemenangan dalam laga perdana Premier League 2018/2019.

“Mungkin ada rasa kecewa, tapi itu tak akan menghentikan Mourinho membalikkan semua dengan cepat dan mengubah suasana di Old Trafford,” ungkapnya dilansir Sky Sports.

“Saya pikir Mourinho akan merasa kecewa. Mereka punya waktu panjang, mereka tahu apa yang dibutuhkan dari segi posisi untuk memperkuat skuat itu. Tidak mendapatkan bek berkualitas tinggi akan jadi kekecewaan utama untuk mereka. Semua bahasa tubuh Mourinho selama masa pramusim terlihat negatif. Saya cukup yakin semuanya akan berbeda saat dirinya masuk ke ruang ganti pemain,” pungkas Le Tissier.

Optimisme sama juga datang dari legenda United, Ole Gunnar Solksjaer, yang mengaku masih tetap punya keyakinan pada tim arahan Mourinho. Menurut striker asal Norwegia era 1990-an yang turut mencetak gol kemenangan tim Setan Merah di final Liga Champions 1998/1999 hingga meraih treble winners itu, sang pelatih akan menjadi sosok yang berbeda ketika menghadapi kompetisi yang resmi. Oleh karena itu, meskipun United sempat babak belur dalam turnamen pramusim, Solksjaer pun meyakini mantan klubnya itu akan tampil perkasa saat tampil dalam pertandingan sesungguhnya.

“Ketika liga dimulai, Mourinho adalah ‘hewan’ berbeda, dan para pemainnya juga menjadi ‘hewan’ berbeda ketika itu sudah dimulai,” ungkap Solksjaer yang kini melakoni profesi sebagai pelatih klub Norwegia, Molde, dalam sebuah konferensi pers belum lama ini, dikutip Goal Internasional.

“Musim lalu, posisi dua, sebuah langkah besar dari sebelumnya. Mudah-mudahan mereka bisa berkembang. Itu juga tergantung apakah kami [United] bisa menambah kekuatan tim, karena City dan Liverpool terlihat sangat kuat. Namun United, ketika mereka dihadapkan dengan tantangan, mereka selalu berhasil. Mudah-mudahan pada tahun ini, bisa melangkah ke depan dan melaju jauh,” pungkasnya.