Eks kapten Chelsea, John Terry, memberikan satu wawasan yang membuat takjub banyak publik tentang gaya melatih Jose Mourinho. Ia juga menyebut beberapa hal yang membuatnya menjadi begitu spesial selama Mourinho melatih Chelsea.

John Terry sendiri bermain di bawah asuhan Mourinho selama dua periode sebagai bos Chelsea. Ia juga berhasil memenangkan tiga gelar Premier League dan membantu membuat The Blues mendominasi sepakbola Inggris. Berbicara di acara Monday Night Football, mantan bek Chelsea itu mengungkapkan bagaimana taktik, gaya melatih dan karakter Jose Mourinho membantu membuatnya begitu sukses selama berkarier di Stamford Bridge.

“Dia melakukan segalanya,” tutur John Terry. “Dia adalah manajer terbaik, dan juga pelatih terbaik saat ini. Dia melakukan segalanya. Dia adalah orang pertama yang datang dan merevisi permainan di Chelsea. Dia menjadi orang yang pertama masuk, jam 8 pagi, dan dia mulai menjadi orang yang membuat kerucut dahinya keluar jika Anda telat masuk berlatih. Jika hujan lebat, sesinya dibuat teratur.”

Menyoal sifatnya yang begitu arogan, John Terry pun tak heran jika Mourinho selalu menunjukkan perawakan yang begitu tegas dan sensitif. Standar kualitas di sesi lathian begitu tinggi untuk sebuah tim, dan Terry merasa jika itu adalah cara terbaik Mou dalam mengefektifkan waktu berlatih untuk timnya. Legenda The Blues itu lalu mengingat salah satu amarah Mourinho yang sempat terjadi di dalam sesi latihan ketika masih melatih Chelsea.

“Dia benar-benar akan mengamuk. Saat itu, dia membawa tiga anak laki-laki muda sebagai pengambil bola. Setiap kali bola keluar dari permainan, mereka segera kembali mengambil dan melemparkan bola tersebut ke dalam sesi latihan. Tapi jika itu adalah lemparan yang buruk, dia (Mourinho) akan menghentikan sesi latihan tersebut dan benar-benar mengamuk kepada salah satu stafnya,” jelas Terry mengenai sifat dasar Mourinho.

“Dia akan menjelaskan langsung ke intinya, dan itu cukup memalukan bagi mereka. Karena itu saya katakan standarnya begitu tinggi, dan dia menuntut dari semua orang. Para pemain, staf, orang-orang di dalam tim medis, dan semua orang di klub harus bisa seperti itu. Dia akan tegas di dalam segala hal. Intensitas dan perhatiannya terhadap detail di lapangan sangat luar biasa.”

Namun, di balik ketegasannya, John Terry merasa bahwa Mourinho-lah yang membuatnya bisa menjadi sampai sejauh ini. Ia pun beranggapan jika Mou adalah salah satu sosok yang mengubah cara berfikirnya dalam bermain sepakbola.

“Dia adalah orang yang 100 persen mengubah cara saya berpikir tentang sepakbola. Pada sesi pertamanya, para pemain muda masuk ke tim, dan kami berpikir, ‘Wow, itu sesi yang tepat’. Itu terjadi saat pra-musim, dan hal pertama yang dia katakan adalah ‘terus fokus pada bola dan mainkan dengan benar’. Untuk generasi saat ini, mungkin tidak pernah mendengar suara bola di kaki-kaki pada sesi pra-musim pertama,” ungkap Terry.

“Dia (Mourinho) adalah orang yang fokus. Dia pun tak segan memotivasi kami dengan mengatakan jika ‘tidak akan ada yang peduli seorang pianis bermain piano, tapi yang dipedulikan adalah hasil karyanya’. Hal itulah yang membuat saya lebih dekat dengan sepakbola daripada yang akan saya lakukan tanpanya. Secara psikologis dia memiliki semuanya.”

John Terry sangat mengerti gaya melatih eks manajernya itu. Ia pun mengklaim jika Jose Mourinho memiliki suatu ciri khas yang tidak dimiliki manajer Chelsea lainnya. Bahkan, mantan bek timnas Inggris itupun tak segan membandingkannya dengan Rafa Benitez yang juga sempat menjadi manajer The Blues setelah mengganti posisi Di Matteo pada musim 2012/2013.

“Ketika dia berbicara, Anda harus mendengarkan. Sifatnya pun sama dalam periode kedua. Intensitasnya, kehadirannya. Saya merasakan itu semua, jika ada yang mengacaukan pemanasan, atau menendang bola saat berbicara, dia akan berkata, ‘Ketika saya berbicara, bola tetap diam dan Anda harus mendengarkan saya’. Dia adalah bosnya. Dia mendapatkan rasa hormat dari semua itu. Ketika Rafa Benitez berada di Chelsea, dia tidak bermain untuk saya, tapi akhirnya Jose mengambil alih rasa kehilangan saya,” pungkasnya.

“Dia menghubungi saya dan mengatakan bahwa saya adalah pemain utamanya, dan kami mulai bekerja keras di musim panas. Saya ingat ketika sedang makan malam bersama istri dan anak-anak saya, saya minum segelas anggur, lalu saya menghubunginya lewat telepon. Ketika itu saya dituntut berlatih dua sampai tiga kali sehari. Dia tahu bagaimana caranya mengatur pola latihan setiap pemainnya,” tambah John Terry.

 

Sumber: Sky Sports