Foto: Daily Record

Bayangkan Anda bekerja sebagai seorang fisioterapis di sebuah kesebelasan sepakbola pada suatu negara. Suatu ketika, Anda mendapat telepon kalau klub asal Inggris Manchester United ingin mempekerjakan Anda untuk mengisi posisi sebagai fisioterapis di sana. Pihak United kemudian berjanji akan menghubungi lagi jika mereka sudah yakin kalau Anda adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi tersebut. Sayangnya, telepon yang dinantikan tersebut tidak kunjung datang.

Apa yang Anda rasakan jika Anda mendapat harapan palsu tersebut? Sedih, kesal, marah, heran, sudah pasti campur aduk menjadi satu. Inilah yang ternyata dialami oleh fisioterapis Celtic bernama Tim Williamson. Janji yang sudah diberikan oleh United kepada dirinya ternyata tidak kunjung ditepat yang membuat dia mengurungkan niatnya untuk bekerja bersama Setan Merah.

Menurut The Scotish Sun pada Desember 2019 lalu, Tim sebenarnya sudah dihubungi oleh pihak United dan dijanjikan tempat sebagai fisioterapis Manchester United pada musim panas lalu.

Nama Tim masuk dalam daftar utama karena reputasinya yang bagus sebagai fisioterapis klub Skotlandia, Glasgow Celtic. Sebelumnya, ia juga pernah bekerja untuk beberapa tim seperti Tottenham Hotspur, Leeds United, dan Birmingham City.

Meski United menerima banyak lamaran, namun ia dianggap sebagai orang yang tepat dan target nomor satu dalam revolusi departemen medis Manchester United di bawah arahan Ole Gunnar Solskjaer. Tim kemudian dijanjikan akan dihubungi kembali untuk membahas detail lanjutan sebelum kemudian diangkat secara resmi menjadi fisioterapis mereka.

Akan tetapi, janji tersebut hanya sekadar janji. Tiga bulan menanti, panggilan yang dijanjikan kepada Tim tidak kunjung datang Ia dipaksa untuk menunggu lama tanpa adanya kepastian mengenai jadi tidaknya ia mendapat pekerjaan yang mungkin sangat ia idam-idamkan tersebut. Hal ini kemudian membuatnya frustrasi dan mengambil keputusan kalau ia akan tetap bertahan di Celtic Park pada bulan Oktober.

Apa yang terjadi kepada Tim seolah mempertegas betapa buruknya klub ini dijalankan. Kesan tidak profesional justru hadir dan membuat seseorang diberikan harapan palsu yang bisa mempengaruhi kariernya ke depannya. Beruntung Celtic masih menerimanya dan ia kembali bekerja bersama kesebelasan berjuluk The Boys tersebut. Seandainya Celtic sudah menunjuk fisioterapis baru, bukan tidak mungkin Tim akan menjadi pengangguran.

Sosok Ed Woodward kembali menjadi kambing hitam atas apa yang terjadi kepada Tim. Banyak suporter yang merasa kalau inilah alasan kenapa United tidak bisa mulus dalam mendatangkan pemain anyar karena ia tidak bisa melakukan negosiasi dengan baik bahkan untuk merekrut fisioterapis sekalipun.

Betapa tidak profesionalnya United dalam kasus Tim mengingatkan kita akan kejadian yang pernah terjadi pada 2015 lalu. Ketika itu, Brian McClair, legenda sekaligus direktur tim akademi United memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya dan posisinya digantikan oleh Nicky Butt yang sebelumnya adalah pelatih tim cadangan.

Akan tetapi, butuh tujuh bulan bagi United untuk bisa mendapatkan pengganti Choccy, panggilan akrab McClair. Sebuah jangka waktu yang sangat panjang sekaligus menandakan kalau akademi United sempat berjalan tanpa adanya sosok direktur selama setengah tahun. Entah apakah ini kesalahan Woodward atau ia lupa untuk mencari pengganti, namun yang jelas ada bentuk perilaku tidak profesional yang terjadi pada saat itu.