Foto: Express

European Super League atau ESL menjadi topik hangat di tengah pekan ini. Kebanyakan pembicaraan yang muncul, terutama dari berbagai elemen sepakbola, adalah serangkaian bentuk protes terhadap kompetisi yang diketuai oleh Florentino Perez tersebut.

Salah satu pihak yang turut protes adalah Gary Neville. Ia bahkan sangat muak dengan keputusan pengadaan ESL. Bahkan yang paling baru, ia sampai memberi label pedas kepada keluarga Glazer. Ia menyebut mereka seperti “pemulung” setelah memasukkan Manchester United ke dalam kompetisi ESL.

United sendiri memang akan menjadi salah satu dari 15 anggota pendiri liga baru di Eropa tersebut. Kemungkinan, peresmiannya akan diadakan pada akhir pekan ini. Dan Joel Glazer, salah satu pemilik klub Setan Merah, telah melabeli proposal ESL sebagai “babak baru untuk sepakbola Eropa”.

Gary Neville sangat kesal dengan hal itu. Ia sangat mengetahui karakter keluarga Glazer lantaran sebelumnya ia masih menjadi pemain United ketika keluarga Glazer mengambil alih kepemilikan klub (2005). Maka dalam acara Monday Night Football, ia mengungkapkan unek-uneknya yang selama ini ia pendam.

“Saya merasa sedikit terlibat dengan masalah ini, meski saya tetap diam untuk membahas Glazers selama bertahun-tahun. Saya telah melakukannya karena saya pikir ketika klub diambil alih sebagai Plc, Anda tahu itu bisa dibeli. Itu di luar kendali pemain, suporter, dan semua orang,” ujar Neville dilansir dari Sky Sports.

“Saya percaya pada pasar bebas, dan saya selalu berpikir ‘apa jawaban untuk menggeser Glazers? Siapa yang akan mengeluarkan mereka? Rusia, China, atau uang negara sebesar 2-3 miliar paun yang dibutuhkannya?’ Saya tetap diam karena ini masih di wilayah Manchester United. Anda masih bisa menyaksikan para pemain bermain.”

“Saya bisa bahagia dan sedih. Saya masih bisa menonton sepakbola di negara ini. Mereka (Glazer) mengambil dividen, dan saya bisa hidup dengan itu sedikit. Tapi yang tidak bisa saya jalani saat ini adalah, mereka mulai menyerang setiap suporter sepakbola di negara ini,” tambahnya.

“Mereka telah melampaui batas. Mereka adalah pemulung! Mereka perlu keluar dari klub sepakbola dan keluar dari negara ini. Kita harus bersatu. Mungkin sudah terlambat. Akan ada orang di Manchester United yang mengatakan sudah terlambat. Tapi sebetulnya, tidak pernah ada kata terlambat. Kita harus menghentikan ini. Karena itu sangat penting untuk kita lakukan.”

Bagi Gary Neville, setiap klub besar memang memiliki uang, dan mereka semua –termasuk setiap orang– hidup dengan itu. Namun, uang tidak pernah menjaminkan kemenangan dan hasrat euforia sepakbola. Karena uang hanyalan jalan untuk mendapatkan tujuan dari kenikmatan sepakbola.

Oleh sebab itu, mantan bek sekaligus kapten United itu menambahkan bahwa sudah saatnya untuk menghentikan dominasi kebijakan yang bersumber dari orientasi uang. Sepenting apapun uang, itu tidak akan mampu membeli kenikmatan sepakbola. Maka, bagi Neville, para pemilik klub sudah saatnya sadar dan menghentikan proyek ESL.

“Kami tahu Manchester United punya lebih banyak uang. Arsenal punya lebih banyak uang, dan juga Liverpool punya lebih banyak uang. Kami bisa hidup dengan itu. Klub top selalu punya lebih banyak uang. Tapi mereka bisa dikalahkan oleh Sheffield United atau imbang dengan Fulham. Jelas, uang tidak akan pernah bisa (secara pasti) memberikan kemenangan,” ungkap Gary Neville.

“Keenam pemilik klub (yang ikut ESL), saya harap mereka mulai sadar. ​​Dan para pemain yang bermain untuk klub-klub ini, mereka juga merasakan hal yang sama. Saya sudah tidak bisa duduk di sini lagi dan berkata kepada para pemain Manchester United dan Liverpool untuk menyerang. Karena kebijakan klub mereka tidak benar.”

“Jadi, Anda semua bisa memobilisasi. Kita harus menghentikan ini. Jurgen Klopp bisa menghentikannya, dia orang yang berintegritas. Ole Gunnar Solskjaer juga bisa menghentikannya, dia orang yang berintegritas. Mereka semua bisa berkontribusi untuk menghentikannya. Dan sekarang, kita semua sebagai elemen sepakbola, sudah saatnya untuk bersatu (untuk menghentikannya).”