Di bawah arahan Jose Mourinho, Manchester United mengalami peningkatan yang terbilang positif dibandingkan musim-musim sebelumnya. Kembali masuk jajaran dua besar, ditambah dengan peningkatan dalam segi poin, jumlah kemenangan, dan mencetak gol, menjadi penegas bahwa Setan Merah perlahan-lahan sudah kembali bangkit dari keterpurukan.

Meski begitu, Gary Neville memberikan peringatan bagi mantan klubnya untuk mencari pengganti Jose Mourinho secepat mungkin. Ia tidak ingin melihat klub yang pernah dibelanya tersebut kesulitan mencari manajer yang berkualitas layaknya saat Sir Alex memutuskan pensiun lima musim silam.

Gary sendiri menjagokan juru racik Spurs, Mauricio Pochettino, sebagai pengganti Jose. Kinerja Poch yang mampu membawa Spurs menjadi langganan papan atas dalam beberapa musim terakhir dianggap cukup untuk menangani Red Devils setelah era Jose Mourinho.

“Dia (Pochettino) melakukan pekerjaan luar biasa. Jika dia diberikan banyak dana maka ia bisa jadi juara liga. Satu hal yang saya ingin katakan, ketika Jose meninggalkan Manchester United maka Pochettino adalah orang yang tepat untuk menjadi manajer berikutnya. Dia layak mendapatkannya,” ujar Gary dilansir dari Sky Sports.

Ia menambahkan, “Daniel Levy (chairman Spurs) tahu akan ada masalah besar jika ia meninggalkan klub ini karena dia mampu membuat Spurs selalu bermain maksimal dengan sumber daya yang terbatas.”

Sejak menangani Si Lili Putih pada 2014 silam, mantan pemain belakang Argentina ini mampu mengubah Spurs dari kesebelasan langganan papan tengah menjadi kesebelasan pengganggu konstelasi papan atas. Di bawah Pochettino pula mereka sanggup dua musim memastikan diri finis di atas rival abadinya yaitu Arsenal sekaligus mematikan perayaan Saint Totteringham’s Day.

Kelebihan lain yang dimiliki Pochettino adalah dirinya mampu menyulap pemain-pemain yang sebelumnya hanya pemain biasa-biasa saja menjadi pemain kelas dunia. Nama-nama macam Dele Alli, Son Heung Min, Victor Wanyama, serta Eric Dier melesat menjadi pemain dengan nilai jual yang tinggi di pasaran.

Catatan ini belum ditambah keberanian Poch memoles jebolan akademi Spurs macam Harry Winks hingg striker mereka, Harry Kane. Hal ini yang membuat ia disebut-sebut mirip dengan Sir Alex Ferguson.

Rasio kemenangan mantan juru racik Espanyol ini pun terbilang tinggi. Dengan 56%, ia menjadi pelatih dengan rasio kemenangan terbesar kedua di bawah Frank Brettell. Pochettino juga berada di posisi kelima manajer Spurs dengan kemenangan terbanyak yaitu 118 kali. Angka ini sudah jauh melebihi manajer lainnya semisal Harry Redknapp, Martin Jol, dan David Pleat.

Akan tetapi, satu kelemahan yang masih dimiliki Pochettino adalah ketidakmampuan dirinya membawa Spurs bersaing dalam perebutan gelar juara. Pada musim 2015/2016 lalu, Spurs terpeleset di saat mereka dijagokan menjadi juara Premier League. Musim ini, Pochettino gagal mengalahkan Jose Mourinho pada babak semifinal Piala FA meski sepanjang musim mereka tampil apik di Stadion Wembley.

Masih belum adanya gelar yang bisa diraih Pochettino disebut menjadi penghalang untuk menjadikan dirinya manajer United selanjutnya. Para pendukung seolah trauma mengingat saat David Moyes masuk menggantikan Fergie pun prestasinya hanya sebatas membawa Everton ke posisi empat besar. Hal ini yang membuat mayoritas pendukung Setan Merah masih berada di belakang Jose Mourinho meski saat ini jaminan gelar yang diraih masih sebatas piala domestik.