Foto: Sky Sports

Tidak ada suporter yang gembira ketika salah satu pemainnya meninggalkan tim kesayangannya, kecuali suporter United saat ini. Banyak dari mereka yang ikhlas sekaligus bahagia ketika dua pemain homegrown mereka, Pogba dan Lingard, resmi mengakhiri kariernya di kota Manchester.

Sebenarnya, kepergian dua pemain ini sudah diprediksi bahkan sebelum kompetisi liga-liga di Eropa berakhir. Namun, perasaan lega kini sudah muncul setelah klub melakukan pengumuman resmi pada Rabu malam.

Baik Pogba dan Lingard sebenarnya sama-sama datang membawa harapan. Khususnya untuk nama yang pertama. Pemain yang direkrut dari akademi Le Havre ini datang dengan segala pencapaian yang sudah ia miliki bersama Juventus. Sayangnya, ketika uang besar sudah digelontorkan, yang ada hanyalah sebuah kesia-siaan.

Inilah yang membuat saya berani berkata kalau Pogba adalah salah satu investasi bodong yang pernah dilakukan United. Harry Maguire belum ada apa-apanya. Performanya baru jelek pada musim lalu, namun dalam dua musim sebelumnya Harry bisa dibilang tampil oke menggalang lini belakang United sepanjang musim.

Di sisi lain, kita hampir tidak pernah mendapatkan satu kalipun penampilan Pogba yang spektakuler atau tanpa masalah apa pun sepanjang musim. Hampir selalu ada kritik yang datang. Entah itu gaya rambut, performa di lapangan, hingga konflik yang pernah ia alami bersama Jose Mourinho. Sebutan virus pun dialamatkan kepadanya. Bahkan hingga musim terakhirnya saja, Pogba masih bisa-bisanya terlibat perseteruan dengan suporternya sendiri.

Kehadiran Pogba memang bisa dibilang tidak tepat. Saat ia mulai menemukan titik cerah dari penampilannya, ada saja hal yang menghalangi entah itu cedera, akumulasi kartu, atau inkonsistensi dari dirinya sendiri. Saat ia mulai menggila dengan catatan tujuh assist dari empat laga awal, assist kedelapannya baru tercipta saat memasuki bulan ke-2 2022.

Apa yang dialami Pogba sama dengan yang dialami Lingard. Ketika peminjamannya selalu berhasil baik itu di Birmingham City, Derby County, hingga West Ham United, harapan suporter selalu sama, Lingard harus pulang.

Sama seperti Pogba, kita juga jarang melihat Lingard tampil apik sepanjang satu musim. Mungkin hanya pada musim 2017/2018 saja ketika ia membuat 13 gol di semua kompetisi, tapi itu semua jelas tidak cukup. 35 gol dari 232 penampilan bukan torehan yang bagus untuk pemain yang beroperasi di lini depan.

Lingard malah menjadi virus varian baru di tubuh United dengan aktivitasnya di luar lapangan. Youtube, brand JLingz, hingga kekonyolan seperti aksi beans..beans..beans justru membuat suporter mulai tidak menyukainya. Ditambah dengan ikut campurnya kerabat-kerabat Lingard mengomentari United justru membuatnya semakin kehilangan tempat di hati pendukungnya.

Beruntung, dua pemain ini masih kerap beberapa kali menyumbangkan momen-momen indah bagi Setan Merah. Gol Pogba di final Europa League, Derby Manchester, hingga menjadi top skor klub adalah beberapa torehan manisnya.

Di sisi lain, Lingard pernah menjadi simbol kejayaan United. Tiga dari empat gelar terakhir United semuanya ada andil dari gol Lingard. Yang fenomenal tentu saja gol pada final Piala FA 2016. Selain itu, solo run ke gawang Watford juga tidak bisa dilupakan begitu saja. Ia juga bahkan beberapa kali mencetak gol ke gawang tim-tim besar.

Garis finis akhirnya sudah disentuh keduanya. Ia menyusul Matic dan Cavani yang telah lebih dulu mengumumkan keluar dari United. Menarik untuk mencari siapa orang berikutnya yang akan menyusul. Juan Mata, Wan-Bissaka, hingga Anthony Martial adalah calon kuat berikutnya.

Kepergian Pogba dan Lingard pada akhirnya tidak akan diratapi oleh suporter United selayaknya mereka meratapi kepergian Cristiano Ronaldo atau Wayne Rooney. Mereka baru akan meratap apabila klub tidak segera mencari pengganti keduanya dan justru melihat Pogba dan Lingard angkat piala serta menjadi pemain vital di klub barunya.