Beberapa minggu terakhir, Manchester United dapat dibilang mengalami penurunan performa yang terbilang signifikan. Mereka terlihat superior di awal musim dengan selalu mencetak banyak gol dan menunjukkan permainan menyerang. Seketika itu juga, Iblis Merah dijagokan akan bersaing untuk memperebutkan gelar juara.

Dalam empat pertandingan liga terakhir penampilan United terkesan tidak istimewa. Ketajaman mereka tiba-tiba tumpul. Yang terlihat justru adalah kesalahan-kesalahan individu yang membuat mereka gagal menang seperti ketika melawan Huddersfield dan Chelsea sehingga mereka sekarang sudah berjarak delapan poin dari Manchester City di posisi pertama.

Faktor cedera memang menjadi masalah United beberapa laga terakhir. Kehilangan satu-dua pemain belum bisa digantikan oleh pemain lain. Jose Mourinho pun kembali dikecam akan strateginya yang lebih banyak berfokus kepada lini pertahanan sehingga kerap membuat Setan Merah menang tapi tidak dengan performa meyakinkan. Hal ini kemudian membuat United mulai diragukan sebagai penantang gelar juara.

Sosok Jose Mourinho yang dianggap tidak kompeten pun mendapatkan pembelaan dari berbagai kalangan. Salah satunya dari mantan anak asuhnya di Chelsea, Frank Lampard. Bagi Super Frank, seandainya United gagal menjadi juara Liga musim ini, itu semua dikarenakan kualitas para pemain United yang buruk dan bukan karena strategi Mourinho.

“Mourinho adalah manajer yang suka akan kemenangan dan dia memiliki caranya sendiri untuk menang. Mou berbeda dengan Pep Guardiola, berbeda dengan Antonio Conte dan dia punya caranya sendiri. Jika Manchester United tidak menjuarai Premier League, bagi saya dikarenakan kualitas pemain mereka,” ujar Lampard kepada Omnisport.

Ia menambahkan, “Manchester City memiliki skuad yan sangat kuat tahun ini. Chelsea masih memiliki skuad yang sangat kuat dan saya pikir jika starting eleven, dan setiap pemain fit, maka Chelsea akan menjadi lebih kuat.”

Apa yang diucapkan top skor sepanjang masa Chelsea tersebut memang ada benarnya. Jika dibandingkan dengan skuad Manchester City, skuad United tidak memiliki kedalaman skuad yang cukup merata terutama di beberapa posisi seperti bek kiri dan pemain depan.

Pemilik 20 gelar Liga Inggris ini juga masih bergantung kepada Paul Pogba dan Romelu Lukaku. Kehilangan Pogba yang mengalami cedera justru berakibat menurunnya performa beberapa pemain seperti Nemanja Matic, Ander Herrera, dan Henrik Mkhitaryan.

Ketiganya justru tidak bisa menggantikan perannya yang bertugas sebagai gelandang box to box yang berimbas terhadap penurunnya jumlah gol United dalam beberapa laga terakhir. Setan Merah mencetak 12 gol dalam empat pertandingan liga dimana Pogba tampil. Bandingkan dengan jumlah 11 gol dari tujuh laga semasa gelandang Prancis tersebut absen.

Sementara itu, meski lini depan United saling berkontribusi, namun tugas mencetak gol kerap dibebankan kepada Romelu Lukaku seorang. Ketika mantan striker Everton tersebut mengalami kemandulan, tidak ada pemain yang bisa menggantikan tugasnya. Hal ini juga disebabkan kehilangan kreativitas di lini tengah yang menjadi tugas Pogba.

Meski begitu, Lampard masih yakin kalau United bisa bersaing hingga akhir musim untuk memperebutkan gelar Liga Primer. Ia mengatakan, “Ketika saya melihat Manchester United bermain, mereka bisa menjelajah seluruh area, tapi tim-tim lain juga menjadi lebih kuat.”

“Saya tidak bisa berpikir terlalu jauh karena saya bukan manajer, tapi saya masih menyimpan di pikiran saya bahwa Manchester United akan kompetitif menjelang akhir musim. Jadi kita lihat saja nanti.”

Setelah jeda Internasional, skuad Jose Mourinho akan menghadapi Newcastle United dan Brighton and Hove Albion di Old Trafford. Kedua gim itu akan diselingi laga melawan Basel di Liga Champions sebelum nantinya mereka akan bertandang ke Watford akhir November nanti. Semoga saja keempat laga tersebut bisa disapu bersih oleh United sehingga membuat pikiran Lampard masih terjaga.