Foto: Scoopsnet

Keberhasilan Manchester United menelurkan banyak pemain dari akademi membuat mereka ingin terus melebarkan sayap mereka di bidang pembinaan. Untuk memperkuat sektor tersebut, akademi klub meluncurkan sebuah program pencari bakat bernama Emerging Talent Programme.

Program ini dibuat untuk memperkuat keterlibatan Manchester United dengan sekolah-sekolah lokal dan klub akar rumput di wilayah Manchester dan North-West. Sesuai dengan namanya, program ini mencari bakat-bakat pesepakbola muda di seluruh wilayah tersebut dan mendukung mereka untuk mengembangkan bakatnya di dunia sepakbola. Mereka yang beruntung nantinya akan dikembangan oleh pusat pengembangan bakat Manchester United yang berada di wilayah Aon Training Complex.

Selama tiga tahun ke depan, United mengharapkan ada 20 ribu anak dan remaja yang mengikuti kegiatan ini. Nantinya, setiap SD dan SMP di wilayah Manchester akan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam sebuah turnamen sepakbola yang diselenggarakan Emerging Talent Department. Turnamen tersebut kemudian dibagi ke dalam beberapa format yaitu fase awal (U-9 hingga U-11) dan fase remaja (U-12 hingga U-14).

Untuk klub-klub akar rumput, United nantinya akan mengunjungi wilayah Manchester, Chesire, Merseyside, Lanchasire, dan Yorkshire dan akan menggelar beberapa turnamen yang mengundang mereka untuk ikut serta. Nantinya, mereka-mereka yang terpilih akan dibawa ke pusat pelatihan klub di Carrington dan akan mengikuti program pembinaan di Emerging Talent Center selama 44 minggu.

“Kami berkomitmen untuk terus melibatkan diri dengan bakat-bakat lokal yang ada di wilayah ini dan seterusnya. Program bakat ini memungkinkan kami untuk memperkuat hubungan dengan sekolah-sekolah, serta beberapa komunitas dan klub akar rumput di wilayah Manchester dan North-West.”

“Selain mencari bakat, tujuan kami adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak muda yang memiliki semangat di dunia sepakbola untuk bisa merasakan pengalaman bersama Manchester United. Kami sadar kalau kami punya tanggung jawab untuk memperkuat hubungan dengan komunitas sepakbola lokal dengan berbagi sumber daya dan ilmu pengetahuan.”

“Selama tiga tahun, kami bertujuan untuk bisa melibatkan 20 ribu anak dan remaja (laki-laki maupun perempuan) melalui serangkaian kegiatan positif melalui sekolah dan klub akar rumput. Tujuannya adalah meningkatkan kecintaan mereka kepada sepakbola dan memberi mereka peluang untuk terus bermain sepakbola,” kata Nick Cox selaku Kepala Akademi Manchester United.

Manchester United dan pemain akademi adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya harus saling berjalan beriringan dan itu sudah dilakukan sejak 1937. Pemain akademi adalah simbol kalau United masih perhatian dengan para pemain hasil binaannya sendiri di tengah serbuan uang untuk membeli pemain-pemain bintang.

Laga melawan Everton pada bulan Desember 2019 lalu menandakan kalau United sudah 4.000 kali memainkan minimal satu pemain akademi dalam susunan sebelas awal. Tradisi itu kemudian terus berlanjut hingga laga melawan Watford ketika United memainkan Mason Greenwood.

Sebisa mungkin tradisi ini tidak boleh putus. Meski United sedang kehilangan Marcus Rashford, Axel Tuanzebe, dan Paul Pogba yang mengalami cedera, serta duet maut Jesse Lingard dan Andreas Pereira yang dianggap bukan lagi pemain yang bisa menjadi starter, Ole masih memiliki Brandon Williams dan Mason Greenwood sebagai pemain yang bisa menjadi starter serta pemain seperti Angel Gomes dan Tahith Chong sebagai pelapisnya.

Bersama Ole Gunnar Solskjaer, kuantitas pemain akademi yang mencicipi laga tim utama semakin banyak. Selain Gomes, Chong, Greenwood, dan Williams, ada juga James Garner yang namanya sudah terdaftar sebagai pemain utama meski tenaganya masih lebih banyak terpakai di tim reserves.

Bahkan pada laga melawan Astana beberaa bulan yang lalu, Ole Gunnar Solskjaer membuat langkah yang berani ketika ia membawa 16 pemain lulusan akademi dengan 11 diantaranya belum pernah bermain bersama tim utama. Dalam pertandingan yang dimenangkan Astana 2-1 tersebut, 12 pemain lulusan akademi diberi kesempatan untuk bermain.