Laga Manchester United melawan Arsenal pekan lalu menjadikan sosok seorang Marouane Fellaini sebagai pahlawan. Tandukan tanpa melihat gawang yang ia lakukan berhasil mengecoh penjaga gawang David Ospina pada masa injury time. Gol tersebut menjadi gol kemenangan Setan Merah sekaligus memberikan kado pahit bagi kunjungan terakhir Arsene Wenger ke Teater Impian.

Gol ke-20 gelandang Belgia tersebut tidak hanya menjadi gol kemenangan semata. Gol tersebut secara tidak langsung membuat situasi internal Manchester United menjadi dilematis dalam menentukan bagaimana nasib Fellaini selanjutnya. Apakah dia pantas dipertahankan atau dilepas secara gratis musim panas nanti.

Mungkin sudah banyak mengetahui kalau Fellaini sudah mengirim sinyal kalau dirinya ingin keluar dari kota Manchester musim panas nanti. Beberapa hari sebelum pertandingan melawan Arsenal, pihak United sudah bertemu dengan Fellaini untuk membicarakan kontrak baru dan hasilnya masih nihil. Dilansir dari berbagai sumber, United dikabarkan sudah empat kali bertemu pihak dari eks pemain Standard Liege tersebut dan hasilnya masih sama yaitu Fellaini tidak mau memperpanjang kontrak.

Kisah Marouane Fellaini di Manchester United memang terbilang unik. Statusnya berada di tengah-tengah apakah dia termasuk pemain yang sukses atau ia merupakan salah satu bentuk transfer terburuk yang pernah dilakukan United sepanjang sejarah.

Bagi yang membenci Fellaini, ia adalah simbol dari penurunan Manchester United setelah era Sir Alex Ferguson. Ia adalah rekrutan “besar” pertama yang dilakukan United era baru bersama David Moyes. Ia tidak memberikan kontribusi apa-apa dalam musim pertamanya dan harus puas melihat tim barunya saat itu finis di posisi ketujuh.

Di sisi lain, Fellaini adalah contoh dari pemain yang penuh kerja keras, ketekunan, dedikasi, karakter, dan loyalitas. Di tengah badai cibiran yang kerap datang serta namanya yang selalu diprediksi akan masuk daftar jual United, Fellaini selalu mampu menutupinya dengan mencetak gol-gol penting.

Gol ke gawang Middlesbrough musim lalu dibuat saat United tidak bisa memainkan Zlatan Ibrahimovic karena cedera. Sundulannya ke gawang Celta Vigo membawa United melangkah ke final Liga Europa. Jose Mourinho sampai menyebut kalau Fellaini akan menjadi orang pertama yang akan mematahkan kakinya sebagai bukti bahwa dirinya adalah orang yang mau bekerja keras. Salah satu alasan mengapa Jose tidak terlalu mempercayai Luke Shaw dan Henrikh Mkhitaryan meski kedua pemain tersebut memiliki atribut yang lebih baik ketimbang Fellaini.

Musim 2017/2018 adalah musim kelima Fellaini bersama Setan Merah. Ia sudah mengumpulkan 154 pertandingan. Angka ini bahkan sudah mengalahkan pemain United lain yang memegang status legenda klub seperti Teddy Sheringham, Dwight Yorke, Dimitar Berbatov, hingga Robin van Persie. Nama terakhir secara tidak langsung dibuang oleh Louis van Gaal karena dirinya merasa sosok Fellaini lebih vital ketimbang RVP.

Berkat golnya kemarin, pihak United dikabarkan akan kembali melakukan PDKT berikutnya kepada Fellaini. Jose menyebut kalau pemain berusia 30 tahun ini akan menandatangani kontrak baru. Sementara Fellaini baru-baru ini juga mengungkapkan kalau musim depan dirinya ingin memenangi liga primer.

Akan tetapi, Fellaini juga harus paham bahwa apabila ia bertahan di United, namanya mungkin akan jarang masuk sebagai sebelas pemain utama. Ia kemungkinan hanya akan dijadikan serep seperti ketika melawan Arsenal pekan kemarin. Fellaini memang selalu memberikan kontribusi namun apakah dengan Fellaini United mampu meraih gelar Premier League yang sudah didambakan sejak 2013 lalu?

AS Roma, Marseille, klub-klub liga China, bahkan Paris Saint Germain, disebut-sebut tertarik untuk menggaet Fellaini. Sekarang pilihan ada dalam diri Fellaini, apakah ia ingin bertahan di Manchester setelah gol kemenangannya melawan Arsenal atau dirinya tetap menolak kontrak baru dan memandang masa depan dengan hijrah ke liga lain.