Foto: Clive Brunskill

Manchester United sepertinya akan menghadapi dilema transfer. Bek mereka, Chris Smalling, telah mendapatkan sambutan hangat selama status peminjamannya di Roma. Dan kemungkinan ia akan bergabung secara permanen di akhir musim nanti. Tapi di satu sisi, kondisi lini pertahanan tim utama Setan Merah sedang berada dalam krisis.

Smalling sendiri sejauh ini telah bermain sebanyak 23 kali untuk Roma, dan bulan depan ia dikabarkan akan dipanggil lagi ke skuat Inggris untuk pertama kalinya sejak Oktober 2017. Menurut MEN Sports, dipahami bahwa Smalling saat ini tertarik untuk tinggal di Roma. Faktor terkuatnya adalah karena ia sudah merasa nyaman untuk menetap dengan istri dan anaknya di ibukota Italia tersebut.

Padahal sebelumnya, tujuan peminjaman Chirs Smalling ke Roma adalah buah dari taktik bisnis Manchester United. Mereka seolah memberi “sanksi” kepada Smalling yang kurang tampil baik dan tampil paling sedikit di musim lalu. Pemain berusia 30 tahun itu, ditemani oleh rekannya Marcos Rojo, kemudian dijadikan aset bagi bisnis transfer United.

Rojo awalnya gagal dipinjamkan ke Everton, sebelum akhirnya ia berhasil dipinjamkan ke klub Argentina bernama Estudiantes pada bulan Januari ini. Sedangkan Smalling, sudah dipinjamkan lebih dulu di musim panas tahun lalu ke Roma. Namun, karena keadaan pemain bertahan yang krisis, manajer United Ole Gunnar Solskjaer mengklaim kalau Smalling akan segera kembali ke pasukannya. Ya walaupun ternyata pernyataan ini tidak serta merta bisa dicermati secara gamblang.

Kalau menurut analisis salah satu penulis MEN Sports Samuel Luckhurst, misalnya, diyakini bahwa pernyataan tersebut adalah taktik diplomatik untuk mempertahankan nilai jual Smalling. Jadi dari analisis ini, sebetulnya United hanya ingin meminta beknya tersebut pulang agar bisa dijual dengan harga yang stabil atau lebih mahal berkat penampilannya bersama Roma.

Oleh sebab itu, bisa jadi, dilema transfer yang dirasakan United sekarang adalah masalah nilai jual Smalling. Karena meski Roma sendiri telah menyatakan minatnya untuk mengontrak Smalling, tapi jumlah transfer yang ditawarkan oleh mereka tidak seberapa.

United sempat mencoba hal yang sama ketika mereka berniat menjual Rojo dalam empat dari lima musim panas yang dihabiskannya di klub. Dan sampai saat ini tampaknya mereka masih berusaha menjualnya lagi. Tapi masalahnya sekarang, strategi itu kurang relevan jika diterapkan pada Smalling. Karena kalau ia setuju untuk tinggal secara permanen di Roma, maka itu akan menimbulkan masalah bagi stratgei bisnis United.

Selain strategi bisnis, menurut MEN Sports Chris Smalling juga masih diharapkan bisa kembali menjadi opsi bagi lini pertahanan United yang keropos. Bayangkan saja, opsi potensial yang ada sekarang hanya Phil Jones dan Eric Bailly. Itupun hanya Jones saja yang bisa dimainkan, karena Bailly mengalami cedera ligamen lutut selama musim ini.

Opsi paling akhir adalah Axel Tuanzebe. Namun ia sama sekali tidak dipercaya, dan ia telah melewatkan tiga setengah bulan tanpa bermaindi musim ini. Bahkan parahnya, mantan pemain akademi United tersebut berlatih secara terpisah dari rekan satu tim ketika melakukan latihan di kamp  pelatihan di Spanyol.

Hanya Harry Maguire yang menjadi satu-satunya pemain United paling terbaik untuk memulai setiap pertandingan Premier League. Dan hanya Victor Lindelof saja yang masih terus dipercaya menjadi mitra Maguire di barisan lini belakang. Dengan kondisi seperti ini, sayangnya United malah lebih memprioritaskan transfer untuk lini serang dan lini tengah mereka di musim panas nanti.

Maka apapun keputusannya nanti, Chris Smalling sekarang adalah dilema bagi Manchester United baik dari sisi bisnis maupun sisi kondisi skuat mereka sendiri. Selain itu Smalling juga adalah satu-satunya anggota skuat United yang telah memenangkan dua gelar Premier League. Maka rasanya akan menjadi semakin dilema jika Setan Merah melepas Smalling tanpa mencari penggantinya.