Foto: bundesliga.com

Cederanya Eric Baily membuat Manchester United mulai mencari bek tengah baru pada bursa transfer musim dingin nanti. Tertinggal 11 poin dari Chelsea dan sembilan poin dari “Top Four” membuat United mesti segera berbenah.

Target bisa finis di empat besar kemungkinan sulit tercapai kalau kondisinya begini-begini terus. United sering unggul terlebih dahulu, lalu disamakan di menit-menit akhir, seperti yang terjadi kala melawan Arsenal dan Everton. Sosok kuat di lini belakang layak didatangkan untuk menambal.

Pencari bakat Manchester United telah menyarankan Jose Mourinho untuk melakukan pendekatan dengan bek tengah Hoffenheim, Niklas Sule, untuk menjadi target buruan transfer pada Januari nanti. Pemuda yang mengantarkan Jerman meraih medali perak di Olimpiade Rio 2016 tersebut dinilai cocok untuk melapis absennya Bailly dan bisa menjadi duet sepadan bagi Chris Smalling.

Selain menjadi buruan Manchester United, sebelumnya bek tengah yang baru saja mendapatkan debutnya di kesebelasan negara Jerman tersebut telah diincar oleh dua pelatih top Liga Inggris yakni Jurgen Klopp dan Mauricio Pochettino mengingat performanya yang cukup impresif di Hoffenheim.

Siapakah Niklas Sule, seperti apa gaya permainannya, dan apakah ia akan cocok dengan atmosfer permainan di Liga Inggris? Berikut adalah semua hal yang perlu diketahui tentang bek masa depan timnas Jerman tersebut

Niklas berposisi sebagai bek tengah. Ia kini berusia 21 tahun dan telah mencatatkan satu caps di timnas Jerman. Niklas lahir di Frankfurt dan mengawali kariernya di Rot-Weiß Walldorf sebelum akhirnya bergabung di skuat junior Eintracht Frankfurt, SV Darmstadt 98, dan 1899 Hoffenheim sejak usia 14 tahun.

Perkembangan Niklas terbilang pesat di tim junior Hoffenheim. Kala itu, ia pun masuk ke dalam skuat kesebelasan negara Jerman U-17 yang berlaga di Piala Eropa U-17 pada 2012. Niklas turun di semua laga yang dilakoni Jerman U-17. Berkat penampilan apiknya, Jerman hanya kebobolan dua kali sebelum akhirnya dikalahkan Belanda di partai final.

Musim 2012/2013 menjadi titik balik bagi seorang Niklas Sule. Pada musim tersebut Niklas yang baru menginjak usia 17 tahun, berhasil masuk ke dalam skuad inti Hoffenheim. Ia memulai debutnya ketika Hoffenheim dibantai Hamburg 1-4.

Musim berikutnya, Niklas mulai membangun karirnya dengan masuk sebagai tim inti Hoffenheim di bawah asuhan Markus Gisdol, dengan mencatat 25 kali penampilan yang kala itu masih diperkuat Roberto Firmino. Selain apik dalam urusan bertahan, Niklasjuga mampu mencetak gol, terbukti dengan empat gol yang berhasil disarangkannya ke jala lawan.

Cedera ACL serius di lutut kirinya ketika berhadapan dengan klub masa kecilnya, Eintracht Frankfurt, pada Desember 2014 menjadi malapetaka besar bagi Niklas. Ia absen beberapa bulan sebelum akhirnya pulih dan tampil reguler dengan mencatatkan 33 kali penampilan bagi Hoffenheim pada musim 2015/2016 dan juga dipanggil untuk memperkuat kesebelasan negara Jerman U-21 di ajang Olimpiade Rio. Niklas berhasil membawa Jerman lolos ke final sebelum akhirnya dikalahkan oleh tuan rumah Brasil dalam drama adu penalti.

Meskipun gagal mempersembahkan medali emas bagi Jerman, penampilan impresifnya mampu menyihir sejumlah kesebelasan elit Eropa untuk mendatangkannya pada jendela transfer musim panas lalu. Menurut sang agen, Karlheinz Forster, Niklas sempat menolak pinangan Chelsea dengan nilai transfer 25 juta paun dan lebih memilih untuk bertahan membela Hoffenheim.

Gaya Bermain

Menjulang setinggi 1,94 meter, membuat Niklas tak sulit dikenali. Ia sangat baik dalam duel udara dan menjadi ancaman serius bagi gawang lawan ketika menerima set piece. Niklas disebut-sebut memiliki kemiripan dengan seniornya di kesebelasan negara Jerman, Per Mertesacker.

Kemampuannya yang baik dan cukup impresif dalam membaca permainan dan dikombinasikan dengan posturnya, menjadikan Niklas sangat baik dalam melakukan intercept yang sangat bersih dan tepat waktu, terbukti dengan sedikitnya kartu yang diterimanya sejauh ini. Musim lalu, ia hanya menerima empat kartu kuning yang menjadi tanda bahwa kemampuannya dalam melakukan intercept ataupun tekel sangat mumpuni dan cerdas dalam bertahan.

Pantaskah Niklas Sule Bermain di Liga Inggris?

Diberkati postur tubuh yang tinggi, sepertinya Sule memang diciptakan untuk bermain di Premier League. Postur tinggi dan kemampuan duel udaranya menjadi nilai plus mengingat kondisi permainan dari Liga Inggris yang mengutamakan fisik. Di sisi lain kecepatannya yang kurang, menjadi kerentanan dan kelemahan tersendiri. Jika dibandingkan dengan Eric Bailly yang juga handal dalam kecepatan, Niklas sulit dibandingkan. Meskipun demikian, Niklas bisa jadi alternatif bagi Mourinho yang membutuhkan bek tengah tangguh dalam duel udara.