Piala Dunia 2018 seperti menjadi antitesis bagi penampilan kiper David De Gea sepanjang musim 2017/2018. Penjaga gawang berusia 27 tahun itu tampil impresif bersama Manchester United pada musim lalu. Meski gagal mengulang kesuksesan seperti di musim perdana manajer Jose Mourinho dengan mempersembahkan tiga trofi termasuk juara Liga Europa 2016/2017; karena gagal meraih satu trofi pun, namun setidaknya De Gea berhasil menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu kiper terbaik dunia dengan menyabet penghargaan individu sebagai kiper terbaik Premier League Inggris.

Kiper kelahiran Madrid, Spanyol, 7 November 1990 itu pun meraih sarung tangan emas atau Golden Glove, yang merupakan penghargaan bagi penjaga gawang dengan catatan clean sheet atau tidak kebobolan paling banyak di Premier League sejak musim 2004/2005.

De Gea mencatatkan clean sheet dalam 18 pertandingan; torehan tertinggi sejak Joe Hart mengukir angka serupa musim lalu. Dia juga melakukan 115 penyelamatan dalam 37 penampilan di liga domestik. Salah satu penampilan terbaiknya adalah ketika menghadapi Liverpool pada Oktober 2017 dan Manchester City, April 2018.

Makanya, tak heran jika gelandang Ander Herrera memuji De Gea setinggi langit. Rekan setimnya, baik di United maupun di tim nasional Spanyol itu mengibaratkan kiper yang juga menjadi pemain terbaik tim Setan Merah musim lalu tersebut seperti maestro sepakbola dunia Lionel Messi, tapi dalam versi kiper. Herrera tak ragu menyebut De Gea sebagai kiper terbaik dunia dan pemain yang dicintai Tuhan layaknya megabintang Barcelona dan tim nasional Argentina tersebut.

“Bagi saya, David adalah penjaga gawang terbaik sejauh ini,” ungkap Herrera dilansir Goal pada Mei 2018 lalu.

“Saya pikir dia memiliki sesuatu yang datang dari Tuhan. Tuhan memilihnya di gawang dan Tuhan memilh Messi di lapangan. Anda tidak bisa melatih apa yang dia lakukan saat melawan Liverpool. Anda tidak bisa melatih apa yang dia lakukan pada [Sergio] Kun Aguero [striker City], ketika dia berjarak dua meter darinya dan dia mengulur tangan. Anda tak bisa melatihnya,” pungkas pemain bernomor punggung ‘21’ tersebut.

Makanya, tak salah pula jika menyebut musim 2017/2018 ini sebagai penampilan terbaik De Gea bersama United, meski dirinya gagal mempersembahkan trofi.

Namun, segalanya berubah ketika De Gea menginjakkan kaki di Rusia, membela tim nasional Spanyol di ajang akbar Piala Dunia 2018. Performa buruknya, bahkan sudah mulai terlihat pada pertandingan pertama Grup B, ketika mereka menghadapi tim unggulan Portugal, Sabtu (16/6/2018) dini hari WIB.

Gol kedua Cristiano Ronaldo dalam laga itu seharusnya bisa dicegah De Gea, namun tangkapannya tak lengket sehingga bola bergulir ke gawangnya. Kemudian, dia juga tak berkutik menyaksikan gol tendangan bebas megabintang Real Madrid itu, sehingga bisa memaksakan laga berakhir imbang.

Penampilan buruk De Gea dengan catatan blunder sangat memalukan bagi seorang penjaga gawang yang disebut-sebut sebagai kiper terbaik dunia itu ternyata belum berhenti. Dalam dua pertandingan pertama, dia tercatat tak mampu melakukan satu pun penyelamatan, dengan selalu kemasukan saat menghadapi tembakan yang mengarah ke gawangnya.

Tim nasional Spanyol pun tertolong berkat kemenangan tipis 1-0 atas Iran yang bisa meloloskan mereka ke babak 16 besar, meski itu berjalan berat karena ditahan imbang Maroko pula di laga ketiga, sehingga De Gea sudah kebobolan lima gol.

Puncaknya, De Gea gagal menghalau seluruh algojo penalti tuan rumah Rusia di babak 16 besar, saat menjalani adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu. Dia juga tidak mampu menghadang eksekusi titik putih dari Artem Dzyuba di waktu normal, yang membuat kedudukan menjadi imbang setelah tim nasional Spanyol sempat unggul lebih dulu.

Alhasil, status De Gea sebagai kiper terbaik Premier League 2017/2018 pun kini seperti lenyap tak berbekas. Apalagi, dia hanya mampu melakukan satu penyelamatan, dan malah kebobolan enam gol dalam empat laga.

Jika setelah laga Portugal De Gea masih bisa kalem dan penuh keyakinan menyebut kepada media massa bahwa seluruh skuat timnya ada di belakangnya kepada, maka setelah tim nasional Spanyol terpaksa harus angkat koper lebih dulu dari Rusia, sang kiper hanya berani berkomentar di media sosial.

“Kepada mereka yang sudah mendukung, ikut bersedih dan mengkritisi kami dengan rasa hormat, terima kasih. Kami hancur namun kami akan mencoba untuk bangkit dan tidak akan pernah menyerah,” ungkap De Gea melalui akun Twitter pribadinya.

Semoga penampilan buruk itu tidak menular ke United di kampanye musim 2018/2019 mendatang. Selamat berjuang kembali De Gea!