Foto: Four Four Two

Chris Smalling, telah diberi kesempatan oleh Manchester United untuk melanjutkan “kehidupan” sepakbolanya di AS Roma dengan status pinjaman di musim panas lalu. Dalam jangka panjang, keputusan seperti ini merupakan hal yang sangat positif, baik itu bagi Smalling maupun United sendiri.

Di satu sisi, Smalling juga sejauh ini sudah menikmati waktunya bersama AS Roma. Padahal, sebelumnya kepindahan ia ke klub asal Ibukota Italia tersebut terjadi setelah Ole Gunnar Solskjaer memberi isyarat kepada bek berusia 30 tahun itu bahwa ia kemungkinan akan menghadapi persaingan sulit di sela-sela waktu menuju kedatangan Harry Maguire ke Old Trafford.

Oleh sebab itu, kepergian Smalling di musim panas lalu sempat membuat sebagian suporter United putus asa. Pasalnya, selama ini ia telah menjadi langganan barisan belakang pasukan Setan Merah sejak kedatangannya pada 2010. Meskipun faktanya, ia –bersama Phil Jones– tidak memiliki kemampuan untuk tampil baik secara konsisten, yang juga memungkinkan dirinya akan sulit bermitra dengan Maguire di United.

Namun, alih-alih distigmakan sama seperti itu, yang terjadi di musim ini justru sebaliknya. Performa Chris Smalling jauh dari kata buruk, dan malah lebih mengesankan dari musim lalu. Maka tidak menuntut kemungkinan jika United akan mulai mengawasi dengan cermat bentuk beknya tersebut selama musim ini. Mantan pemain internasional Inggris ini juga sudah melakukan debutnya dalam kekalahan 2-0 Roma dari Atalanta pada bulan September lalu, dan telah memainkan setiap menit dari setiap pertandingan sejak saat itu.

Secara taktik, bos Roma Paulo Fonseca cenderung mengandalkan formasi 4-2-3-1 yang paling dominan dimainkan di setiap pertandingan. Formasi ini tidak terlalu berbeda dengan formasi Solskjaer di United. Bedanya hanya pada Smalling yang sekarang berduet dengan Gianluca Mancini untuk membentuk duo defensif yang kuat. Selain itu, Roma sendiri sering menerapkan skema garis tinggi yang membuat peran Smalling selalu diandalkan untuk mengatur pertahanan,menentukan kapan harus maju, dan kapan harus turun lebih dalam.

Sejak kekalahan pada debutnya melawan Atalanta, Roma telah menjaga empat clean sheet dalam delapan pertandingan liga setelahnya, dan hanya kebobolan satu gol dalam tiga dari empat pertandingan berkat peran Smalling. Dari catatan ini, telah terbukti kalau Smalling memang memberi kontribusi besar pada Roma, dengan raihan total Expected Goals Against (xGA) ketujuh terendah, dan kebobolan gol paling sedikit urutan keempat di Serie A.

Semua ini adalah bukti jika kemampuan Smalling sangat berpengaruh pada Roma. Apalagi, terdapat catatan bahwa Roma sempat kebobolan enam gol di tiga pertandingan pembuka liga sebelum mereka memainkan bek asal Inggris tersebut. Peran Smalling benar-benar meningkatkan kekuatan barisan belakang Giallorossi. Dilansir dari MEN Sports, pemain berusia 30 tahun itu juga memiliki rata-rata 5,7 intersepsi per 90 menit dan telah memenangkan duel udara dengan persentase sekitar 75%.

Padahal, ketika bermain bersama United musim lalu, Smalling hanya menyentuh rata-rata 4,7 intersepsi per 90 menit dan tingkat keberhasilan duel udara dengan persentase sebesar 61%. Sebagai perbandingan, angka-angka barusan menunjukkan kalau Smalling jauh lebih menonjol bersama Roma ketimbang bersama United. Walaupun sebenarnya, rasanya sulit untuk benar-benar menentukan secara pasti baik atau tidaknya seorang bek, mengingat banyak aspek yang bisa menjadi tolak ukur, seperti misalnya gaya bermain tim dan alur permainan tim (dari barisan belakang).

Tapi yang jelas, secara gamblang, Chris Smalling bisa dianggap lebih bermain baik dan apik bersama AS Roma ketimbang bersama Manchester United. Penilaian ini juga termasuk soal keterampilan komunikasi yang kuat, kesadaran taktis, dan kepemimpinannya ketika berada di atas lapangan. Khususnya, ketika ia diberi ban kapten dalam kemenangan 3-0 Roma atas Basaksehir di Europa League beberapa waktu lalu.

Selain itu, ada indikasi bahwa Smalling sudah berubah setelah ia berambisi memantapkan dirinya untuk dapat bermain bersama tim utama Roma selama dua bulan terakhir ini, dan hal ini membuat klub Serie A tersebut tertarik untuk membuat kesepakatan baru dengan United agar dapat merubah status pinjaman saat ini menjadi permanen pada musim panas mendatang.