Mantan pemain Newcastle United dan tim nasional Pantai Gading, Cheick Tiote, diberitakan meninggal dunia Senin (5/6) malam waktu Indonesia. Tiote, yang memperkuat kesebelasan divisi dua China, Beijing Enterprise, terkena serangan jantung setelah tidak sadarkan diri dalam sesi latihan yang dilakukan Beijing pada Senin sore. Kepastian meninggalnya Tiote disampaikan langsung oleh Emmanuele Palladino selaku agen dari Tiote.

“Dengan duka yang sangat mendalam saya mengkonfirmasikan bahwa Cheick Tiote meninggal dunia hari ini setelah kolaps dalam latihan. Kami tidak bisa berkata apa-apa lagi dan kami meminta doa dari kalian semua dan tidak mengganggu privasi dari keluarga Cheick yang sedang berada dalam situasi sulit ini,” tutur Palladino.

Sesaat setelah meninggalnya Tiote, ucapan duka cita pun mengalir deras untuk pemain yang masih berusia 30 tahun tersebut. Beberapa kesebelasan Premier League seperti Stoke City, Manchester United, hingga Newcastle United, turut memberikan ucapan belasungkawa. Tidak ketinggalan beberapa pemain dan legenda Premier League juga mantan rekan satu tim Tiote turut mengucapkan ucapan duka cita.

“Saya turut berduka cita atas meninggalnya Cheick. Sejauh saya mengenal dia, dia adalah orang yang professional, berdedikasi, dan selalu memberikan segalanya. Dia pria hebat,” tutur Rafael Benitez selaku manajer Newcastle United.

Mantan pemain Newcastle United, Peter Beardsley, juga tidak bisa menyembunyikan kesedihannya atas meninggalnya Tiote. Dalam interviewnya bersama BBC Radio, pesepakbola yang juga pernah memperkuat Liverpool ini menceritakan kenangannya selama mengenal Tiote.

“Dia selalu berlatih setiap hari. Dan itu merupakan contoh yang bagus untuk anak-anak di klub kami. Dia memang suka melakukan tekel ketika melihat bola, tapi itu semua karena dia adalah pemain yang sangat agresif dan bukan karena dia pemain yang kasar,” tutur Beardsley.

Pria yang masih aktif di jajaran staf The Magpies ini menambahkan,”Dia juga orang yang lucu. Karena dia memiliki selera humor yang bagus. Bahkan dia bisa membangkitkan senyum orang-orang yang berada di ruang ganti sesaat setelah dia tersenyum.”

Nama Tiote menanjak setelah dia menjadi pilar penting di lini tengah klub Belanda, FC Twente. Di bawah asuhan manajer asal Inggris, Steve McClaren, Tiote berperan dalam keberhasilan Twente meraih gelar Liga Belanda pertama sepanjang sejarah. Pemain kelahiran Yamoussoukro ini kemudian hijrah ke Newcastle United semusim berselang dengan banderol 3,5 juta Euro.

Meski hanya mencetak satu gol dalam 156 penampilannya bersama Newcastle, namun gol tersebut dibuat dengan cara yang spesial. Bertanding melawan Arsenal di Premier League pada Februari 2011, Tiote melepaskan tendangan voli dari jarak 25 yard yang tidak bisa dijangkau oleh Wojciech Szczesny. Gol itu membuat skor pertandingan menjadi 4-4 setelah Newcastle tertinggal 0-4 di babak pertama. Gol tersebut bahkan masuk nominasi gol terbaik dalam perayaan 20 tahun Premier League.

Beardsley menambahkan,”Gol voli tersebut sangat luar biasa dan itu tidak mungkin terjadi apabila pemain tersebut bukanlah orang yang baik. Saya masih ingat ketika dia berlari 70 meter hanya untuk merayakannya dengan para penggemarnya.”

Selepas membawa The Magpies finis di posisi ke-12 di musim pertamanya, Tiote kemudian membawa Newcastle finis di posisi ke lima pada Premier League musim 2011/2012. Duetnya dengan Yohan Cabaye saat itu membuat Newcastle menjadi kesebelasan yang mampu mengalahkan raksasa Inggris macam Manchester United dan Chelsea. Tujuh musim berada di Newcastle, pemain bertinggi 180cm ini kemudian memutuskan menerima tawaran Beijing Enterprise yang berada divisi kedua kompetisi negeri tirai bambu.

Selamat jalan, Tiote!