Robin van Persie menegaskan jika ia tidak meninggalkan Arsenal dalam situasi yang buruk menyangkut hubungannya dengan Arsene Wenger. Robin van Persie juga bersikeras bahwa tidak ada kesan buruk ataupun ketegangan yang terjadi di Arsenal setelah ia memutuskan bergabung dengan Manchester United pada 2012.

Pemain asal Belanda, yang menjadi pemain penyabet gelar ‘Golden Boot’ Premier League musim 2011/2012, bergabung dengan Manchester United dengan harga sekitar 35 juta paun. Ia direkrut setelah Sir Alex Ferguson merasa kehilangan atas gelar juara EPL yang berhasil direngkuh Manchester City di detik-detik akhir musim 2011/2012. Van Persie pun membawa tim berjuluk The Red Devils itu kembali pada kejayaannya di Premier League pada musim selanjutnya. Ia menjaring 26 gol di liga dan memastikan Ferguson pensiun dengan tenang.

Seperti langkah Alexis Sanchez yang pindah ke Old Trafford, dan menuai kontroversi di antara penggemar Arsenal yang menuduh salah satu pemain terbaik mereka Thierry Henry berada dibalik keputusan pemain asal Cile itu, Van Persie memperjelas bahwa saat proses kepergiannya dari Emirates sebenarnya cukup bersahabat.

“Saya mendengar masalah dengan pemain lain saat mereka melakukan transfer pindah ke United. Mereka pergi dengan membenturkan pintu, saat mereka berjalan keluar. Tapi itu semua tidak pernah terjadi ketika saya berpisah dengan Arsenal,” jelas Van Persie.

“Arsene Wenger dan saya berbicara tentang segala hal yang bermartabat. Klub dan saya tidak setuju dengan beberapa hal. Tapi itulah hidup. Arsene adalah manajer terbaik di dunia. Inilah mengapa saya ingin dia sukses dengan Arsenal. Dia layak mendapatkannya. Saya berhutang segalanya kepada Arsene Wenger.”

“Dia sangat penting bagi saya dalam perkembangan permainan saya sebagai striker di lapangan dan sebagai pribadi yang baik. Saya hanya memiliki kenangan hangat. Saya menikmati setiap harinya saat berada di sana, setiap menit saya bekerja, dilatih dan bermain untuk Arsene, itu semua adalah kenangan indah. Tidak ada kesan buruk saat saya meninggalkan semua itu.”

Persamaan antara Van Persie dan Sanchez sudah jelas. Keduanya, misalnya, diizinkan memasuki tahun terakhir kontrak mereka, mengurangi daya tawar Arsenal, dan berangkat ke Manchester United untuk mencari piala, sesuatu yang lebih baik daripada bermain di samping Aaron Ramsey ataupun Jack Wilshere. Dan dari kedua kasus tersebut telah memperlihatkan United, jika mereka hampir tidak memiliki kekuatan mahir di pasar transfer sejak metamorfosis keuangan Manchester City merusak dominasi apik pasukan Old Trafford.

Namun, ada satu perbedaan utama antara RVP dan Sanchez. Yaitu, saat merekrut Van Persie, United dimotivasi tuntutan untuk tetap berada di puncak klasemen oleh Ferguson. Itu berbanding terbalik terhadap keputusan Mourinho yang membawa Sanchez untuk tujuan mengejar ketertinggalan dari rival mereka, City, yang saat ini menjadi tim paling menakutkan di sepakbola Inggris. Pria Belanda itu merupakan solusi jangka pendek. Sedangkan Sanchez, di sisi lain, perlu menjadi bagian dari rencana jangka panjang yang lebih besar guna membawa United kembali pada dominasinya di puncak klasemen.