Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Tampaknya peribahasa tersebut tepat untuk menggambarkan kisah kelam David Moyes kala menukangi Manchester United. Belum genap 12 bulan, manajemen Manchester United sudah mendepaknya. Kini, sudah hampir tiga tahun sejak pemecatan tersebut, tapi masih saja kisah kelam itu melingkar di diri David Moyes dan masih membuat orang-orang bertanya apa yang salah salah sebenarnya? Salah satu orang yang masih bertanya-tanya tersebut adalah legenda United era 80-an, Bryan Robson.

Pria yang kini berusia 59 tahun tersebut mempertanyakan aksi Moyes memecat seluruh staf kepelatihan Sir Alex Ferguson. Ia mengatakan bahwa kegagalan Moyes di United bermula dari aksinya tersebut. Moyes tiba dengan sebutan The Chosen One setelah dipilih sendiri oleh Fergie sebagai suksesornya. Meski dipilih oleh Fergie, ia merasa tak perlu mempertahankan pelatih-pelatih di bawah Fergie, seperti Mike Phelan, Rene Meulensteen, dan Eric Steele.

“David (Moyes) akan memegang pekerjaan terbesar di dunia ini dan menggantikan manajer terukses di dunia (Ferguson) dan sudah tentu ia membutuhkan pertolongan. Saya tidak mau terlihat terlalu menjatuhkan Moyes soal waktunya di United, tapi sejumlah pertanyaan perlu diangkat selama ia melatih,” kata Robson.

Kemudian Moyes mengangkat Steve Round sebagai manajer asisten, lalu dua pelatih lainnya, Jimmy Lumsden dan Eks-pemain United, Phillip Neville. Kemudian untuk pelatih kiper, Moyes menunjuk Chris Woods, serta Ryan Giggs diangkat sebagai pelatih sekaligus pemain. Keputusannya untuk susunan staf kepelatihan tidak berbuah manis. United mengawali permulaan musim terburuk dalam 24 tahun terakhir. Dengan tiga kali kalah dan sekali seri dari total 6 pertandingan di Liga Primer Inggris.

“Moyes merasa sudah membuat keputusan yang benar. Tetapi menurut saya staf-staf Ferguson adalah fondasinya. Mereka (staf kepelatihan era Ferguson), tahu seluk beluk skuad United. Mereka mengerti denyut nadi dari United,” kata Robson.

Robson juga menilai, skuad Fergie yang sudah menua tidak bisa dijadikan alasan akan kegagalan United di bawah Moyes. Ia membuktikan dengan skuad berumur, di bawah Fergie United bisa memenangkan titel Liga Primer di musim 2012/2013. Lagipula menurut Robson, Moyes punya jatah transfer sebesar 250 juta pounds untuk digunakan.

“Jika pemain masalahnya, mengapa tidak digunakan saja opsi transfer. Oke, Moyes memang membeli Fellaini dan Juan Mata, tapi jujur saat itu tidak memberikan dampak apapun,” kata Robson.

Tak berhenti sampai Moyes, pemain yang pernah dijuluki Captain Marvel kala bermain juga mendamprat pelatih selanjutnya Louis van Gaal. Terkhusus ia menyoroti perihal kebijakan transfer yang dilakukan pelatih asal Belanda tersebut.

“Van Gaal menjual pemain yang seharusnya ia tak jual, yaitu Chicarito (Javier Hernandez) dan Danny Welbeck. Apalagi uang yang didapat dari kedua transfer tersebut sangat minim. Kemudian lihat seberapa besar beban untuk menggantikan mereka,” jelas Robson.

Namun kritikan terhadap manajer-manajer United tersebut berhenti jua ketika Robson membicarakan Jose Mourinho. Menurut dia, kebijakan transfer yang dilakukan Mou terbukti lebih baik dibandingkan kedua manajer sebelumnya.

“Mengkritik manajer bisa dari kebijakan transfernya dan saya tahu Jose (Mourinho) telah menghabiskan dana yang tidak sedikit dalam transfer. Tapi Anda bisa lihat sendiri pemain-pemain yang dibeli itu bagaimana performanya sekarang. Pogba, Zlatan, Mkhitaryan, dan Bailly, adalah pembelian yang bagus. Ditambah Jose juga sudah menemukan strategi yang tepat untuk United, kita mulai sudah bisa lihat apa yang bisa United capai,” kata Robson.

Robson pun optimis United bisa mengganggu Chelsea yang kini terdepan dalam perlombaan meraih titel Liga Primer Inggris. Pemain yang ketika aktif bermain di posisi gelandang ini, beralasan permainan United yang terus berkembang kian hari bisa menjadi ketakutan bagi Chelsea.

“Titel Liga Primer memang lebih dekat ke Chelsea, tapi Jose sedang mengejar itu. Kala Moyes memang pekerjaan yang dia ambil begitu besar, namun dengan Jose kita bisa lihat perkembangan yang terjadi. Dia (Mou) akan membenahi fondasi United, saya tidak ragu lagi.” tutup Robson.

Kritikan pedas Robson belum mendapat sanggahan dari Moyes. Tapi tampaknya, Moyes sudah kebal dengan kritikan-kritikan seputar kinerjanya di United. Buktinya, usai pertandingan antara United dan Sunderland yang berakhir 3-1 untuk kemenangan The Red Devils, Moyes tetap menerima pertanyaan seputar masanya di United.

“Saya harus menjawab pertanyaan itu dan saya mencoba menjawabnya jika ditanyakan. Saya pikir itu sangat biasa terjadi di era sepakbola kini. Itulah yang terjadi pada diri saya dan jujur saya harus mengatakan, saya menikmati kembali ke sini(United). Saya selalu menikmatinya. Tempat yang sulit untuk didatangi, untuk mendapatkan hasil, dan terbukti pada hari ini,” terang Moyes pada awak media usai pertandingan.

Sumber : TheSun.co.uk & espnfc.com