Memiliki banyak penyerang ternyata tidak menjamin sebuah kesebelasan itu bisa mencetak gol dengan mudah. Tengok saja Manchester United. Ketidakmampuan para penyerang Setan Merah dalam mengonversi peluang bahkan membuat salah satu penggawanya yaitu Bruno Fernandes merasa pusing dan heran.

Bruno bingung, kok bisa tim ini begitu seret dalam mencetak gol. Padahal mereka memiliki tujuh penyerang yang berposisi sebagai penyerang. Dengan kata lain, United punya banyak opsi. Sayangnya, kualitas mereka tampak berbalik dengan kuantitas yang sudah ada.

“Ini mungkin salah satu musim terburuk kami dalam hal mencetak gol. Kami punya pemain yang mampu mencetak gol, tapi kami tidak memanfaatkan peluang kami. Kami harus fokus pada diri kami sendiri karena semuanya ada di tangan kami. Kami tahu apa yang kami butuhkan hingga akhir musim. Ini sulit bagi kami, kami harus mendapatkan kembali energi untuk sisa laga musim ini,” kata pemain timnas Portugal tersebut.

Mantan pemain Udinese ini juga tidak mau menunjuk David de Gea sebagai otak kekalahan mereka menghadapi West Ham. Menurutnya, De Gea sudah banyak membantu United dari kebobolan. Justru pemain depan yang harus disalahkan. Bruno sepertinya menganut paham ala coach Justin yang sering berkata, kalau lu kebobolan satu tapi lu cetak dua gol you still win the game.

Wajar sebenarnya jika Bruno pusing dengan rekan setimnya yang bermain di lini depan. Dia adalah pemilik catatan chances created terbanyak sejauh ini di Premier League dengan 103 chances created. Angka ini bahkan melebihi milik Kevin de Bruyne yang berada sebagai pemberi assists terbanyak di liga musim ini.

Dengan kata lain, peluang bisa dengan mudah ia buat. Sayangnya, peluang yang sudah capek-capek ia rancang justru tidak bisa dimaksimalkan dengan baik oleh para striker United. Inilah yang membuat kenapa catatan assists Bruno di liga musim ini masih mandek di angka tujuh. Jauh dari De Bruyne yang punya 16 assists. Jika penyerang United waras, maka Bruno mungkin sudah mengoleksi dua digit assists di liga musim ini.

Mirip Musim 2004/2005 dan 2015/2016

Tanpa menghitung Alejandro Garnacho dan Anthony Elanga yang dianggap masih muda dan belum punya pengalaman banyak, seharusnya mencetak gol bukan jadi persoalan bagi United. Nama-nama seperti Rashford, Martial, Weghorst, Antony, dan Jadon Sancho sudah dikenal di klub sebelumnya sebagai pencetak gol handal. Sayangnya, hingga tulisan ini dibuat jumlah gol United masih mentok di angka 49.

Angka ini adalah yang terburuk dibanding penghuni tujuh besar lainnya. Bahkan Fulham saja yang menghuni peringkat ke-10 sudah punya 50 gol. Ironis memang, sebagai tim yang memiliki misi ingin ke Liga Champions, jumlah gol United justru setara dengan Leicester City yang menghuni peringkat ke-18.

Situasi yang dialami United sekarang ini mirip-mirip dengan yang pernah terjadi pada musim 2004/2005 dan 2015/2016. Pada 2004/2005, United hanya membuat 58 gol. Untuk tim yang diasuh Sir Alex Ferguson saat itu, angka ini masih kalah dari Arsenal dan juara liga kala itu, Chelsea. Padahal United diisi oleh banyak striker seperti Ruud Van Nistelrooy, Wayne Rooney, Alan Smith, dan Ole Gunnar Solskjaer. Sayangnya, cedera yang dialami Ruud dan Ole mengurangi produktivitas tim.

Sedangkan pada musim 2015/2016 United benar-benar tidak punya sosok goal-getter kala itu. Martial masih muda, Rashford masih di akademi dan baru masuk pada paruh kedua musim, Rooney menurun, dan Hernandez yang sudah hengkang. Hal ini bahkan harus membuat Louis van Gaal beberapa kali memainkan Marouane Fellaini sebagai striker.