“Mason masih berusia 21 tahun, ia sekarang sudah bersih dan seharusnya diberikan kesempatan untuk membangun kariernya kembali dan melanjutkan kehidupan mudanya.”
Begitu isi pernyataan dari perwakilan Mason Greenwood seperti dikutip dari The Athletic terkait karier si pemain yang sampai sekarang masih belum menemui titik terang apakah dia akan kembali ke dalam skuad Manchester United atau tidak pasca menjalani dakwaan akibat kasus percobaan pemerkosaan dan penyerangan kepada pacarnya pada Januari 2022 lalu.
Perwakilan si pemain tampak masih berharap kalau Greenwood bisa diterima kembali ke dalam keluarga Setan Merah. Usia muda menjadi dalih bahwa dia masih layak diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri. Selain itu, status dia sebagai jebolan akademi klub diharapkan bisa menjadi pegangan untuk bisa kembali ke lapangan hijau.
Meski begitu, Greenwood tampaknya harus bersabar untuk bisa kembali ke dalam skuad. Menurut kabar yang dikutip dari Daily Mail, United memilih untuk tidak terburu-buru dalam membuat keputusan apakah harus menerimanya kembali atau tidak. Meski begitu, United masih akan terus berbicara dengan pihak Mason dan bahkan masih membayar haknya sebagai pemain sepakbola.
Fokus untuk sisa musim kompetisi 2022/2023 menjadi alasan kuat kenapa United tidak mau cepat-cepat menyelesaikan persoalan ini. Kompetisi musim ini sedang berjalan bagus bagi anak asuh Erik ten Hag. Mereka masih terlibat dalam perburuan gelar Liga Europa dan Piala FA. Selain itu, mereka juga masih ada di papan atas Premier League.
Situasi ruang ganti yang kondusif juga tidak mau dirusak hanya dengan persoalan seperti ini. Apalagi sudah pernah terhembus rumor kalau para pemain dari skuad tim United perempuan menolak kehadirannya ke dalam keluarga besar Manchester United.
Greenwood yang Problematik
Alasan yang dipakai United memang cukup logis jika melihat situasi saat ini. Jangan sampai kehadiran Greenwood bisa merusak apa yang sudah dibangun Ten Hag dalam periode 10 bulan ini.
Ten Hag bukannya abai kepada bakat Greenwood. Dia adalah salah satu jebolan akademi terbaik setelah Marcus Rashford. Dua kakinya begitu aktif dan bisa menjadi senjata dikala tim mengalami kebuntuan. Namun jika berkaca dari tulisan Laurie Whitwell di The Athletic, United perlu hati-hati dalam mengatur pemain ini mengingat sikapnya yang cenderung problematik.
The Athletic mengurai kisah terkait Greenwood yang ternyata banyak melakukan masalah di dalam tim. Saat pandemi pertama kali datang, Greenwood sempat melanggar beberapa aturan lockdown dengan mengadakan pesta di rumah yang ia sewa. Kepolisian saat itu hanya memberi teguran kepada klub untuk mengawasi perilaku pemainnya itu.
Ia juga beberapa kali tidak terlihat bersama tim dengan alasan yang tidak jelas. Tercatat, ada tiga pertandingan ketika Greenwood tidak muncul bersama tim. Selain itu, Greenwood juga ternyata gemar mengadakan lima sampai enam pesta pada masa lockdown yang berpengaruh kepada jam tidurnya. Inilah yang membuat timnas Inggris saat itu masih enggan memanggilnya.
Setelah ia bisa mendapat panggilan tim nasional, Greenwood kembali berulah yang kali ini dilakukan bersama dengan Phil Foden. Kedua pemain ini kemudian dipulangkan ke klubnya masing-masing, dan United saat itu meminta Gareth Southgate untuk jangan dulu memanggilnya ke tim nasional.
Greenwood bisa dibilang cukup beruntung karena ia saat itu dilatih oleh Ole Gunnar Solskjaer. Menurut sumber yang sama, Ole cenderung permisif dan memaklumi kesalahan yang sudah dibuat oleh Greenwood. Alasan cedera adalah yang paling sering ia keluarkan ketika si pemain mendadak tidak muncul bersama skuad.
Erik ten Hag mungkin masih ingin melihat Greenwood mengingat bakat besar yang ia punya. Tapi sang manajer adalah orang yang juga memetingkan etos kerja serta kepribadian bagus kepada para pemainnya. Peluang bagi Greenwood untuk kembali memang masih terbuka tapi dengan catatan si pemain memang punya niatan untuk berubah. Karena jika kita melihat kasus Greenwood seperti yang ditulis The Athletic, tampak si pemain yang sepertinya memang tidak bisa menolong dirinya sendiri.