Foto: GlobeAnswer

Musim lalu menjadi musim yang sangat memuaskan bagi seorang Anthony Elanga. Musim penuh pertamanya berjalan dengan baik. Ia tampil dalam 27 pertandingan di semua kompetisi termasuk Liga Champions Eropa. Bahkan ketika kursi manajer berganti dari Ole Gunnar Solskjaer ke Ralf Rangnick. Elanga tetap dipercaya dalam beberapa pertandingan.

Jumlah golnya mengalami peningkatan. Jika musim perkenalannya ia hanya membuat satu gol, maka kali ini dia mencetak tiga gol. Total sudah empat gol ia buat dari 29 laga bersama Setan Merah. Masih sedikit, tapi jumlah ini cukup untuk meningkatkan kepercayaan dirinya menatap musim baru nanti.

Meski jumlah golnya kurang dari lima, tapi tiga gol Elanga dibuat pada laga-laga yang tidak mudah. Satu gol ke gawang Brentford saat laga away, lalu gol cantik dalam laga derby melawan Leeds United. Gol terakhirnya dicetak dalam leg pertama 16 besar Liga Champions melawan Atletico Madrid. Golnya pada sepuluh menit terakhir laga saat itu menyelamatkan United dari kekalahan.

Namun berbicara soal gol terbaik, Elanga tidak merasa kalau tiga golnya tersebut adalah gol terbaik yang pernah ia buat. Bahkan gol pertamanya ke gawang Wolverhampton juga tidak masuk dalam daftar. Saat ditanya oleh seorang penggemar dalam sesi tanya jawab yang dibuat oleh klub, Elanga memilih gol ke gawang Accrington Stanley sebagai gol favoritnya.

“Saya harus mengatakan kalau gol terbaik saya adalah ketika bermain melawan Accrington Stanley di Papa John’s Trophy. Saya mencetak gol solo yang bagus. Saya mengambil bola dari area pertahanan sendiri dan melewati banyak pemain, jadi saya rasa itu adalah gol terbaik saya,” kata Elanga.

Gol tersebut memang sangat berkelas. Elanga berlari dari sisi kiri pertahanan United dan kecepatannya tidak bisa dihentikan oleh lawannya yang mengejar. Sesampainya di kotak penalti, ia melewati satu pemain lagi sebelum tendangan menyusur tanahnya menjadi gol.

Sayangnya, pada pertandingan tersebut United kalah tipis 3-2 dengan satu gol lainnya dicetak oleh Facundo Pellistri. United pun harus tersingkir dan gagal melaju ke Round 3.

Meski musim lalu berjalan baik bagi Elanga, tapi perjalanannya tidak lepas dari hujatan serta kritikan. Kegagalannya mengeksekusi penalti melawan Middlesbrough membuatnya menjadi sasaran rasis dan kebencian dari suporternya sendiri.

Selain itu, penampilannya pun dianggap hanya bermodalkan determinasi dan ngotot tapi tidak dibekali dengan skill sepakbolanya yang bagus. Kritikan yang bisa dibilang tidak tepat sasaran mengingat Elanga baru berusia 20 tahun dan wajar apabila pemain muda bermasalah dengan konsistensi.

Oleh karena itu Elanga berharap musim kompetisi 2022/2023 akan berjalan baik untuknya. Setidaknya ini untuk membayar segala kritikan yang ia terima pada musim lalu. Ia pun lebih banyak menghabiskan waktu di Gym selama libur musim panas untuk memperkuat mental sekaligus fisiknya. Ia paham kalau tuntuta suporter akan lebih besar ketimbang musim lalu mengingat ia sudah memasuki musim penuh keduanya.

“Saya pikir apa yang saya lakukan saat ini menunjukkan dedikasi dan mentalitas saya. Seperti yang saya katakan, mentalitas adalah aset terkuat saya. Saya telah melewati banyak hal, bahkan di awal musim juga. Semuanya memengaruhi saya. Saya akan terus bekerja keras,” ujarnya.

Pekan pertama melawan Brighton akan menjadi kesempatan pertama Elanga untuk membuktikan kalau dia mampu menjadi yang terbaik di United. Besar kemungkinan Erik ten Hag akan memainkannya sebagai starter menggantikan Anthony Martial yang cedera.