Alexis Sanchez akhirnya menyeberang ke Manchester United, yang notabene merupakan rival eks klubnya, Arsenal, setelah hampir empat musim mengabdi. Bintang internasional Chile itu mendarat di Old Trafford pada 23 Januari 2018, dalam paket pertukaran dengan Henrikh Mkhitaryan. Namun, kepindahannya tersebut diiringi dengan sejumlah kontroversi. Selain pindah karena uang, Sanchez disebut-sebut memang sudah tak cocok lagi dengan pelatihnya di Arsenal, Arsene Wenger. Sehingga dia pun memilih untuk pergi meskipun ke klub rival, ketimbang bertahan lebih lama dalam tekanan.

Banyak pihak menuding bahwa manajer berkebangsaan Prancis itu merupakan alasan utama rasa frustrasi Sanchez, sehingga tak sabar untuk segera hijrah dari Arsenal meski sudah beberapa kali ditawarkan perpanjangan kontrak. Apalagi, kegagalan transfernya ke Manchester City di detik-detik terakhir pada musim panas 2017, memicu hubungan mereka semakin memburuk di paruh pertama musim 2017/2018 ini. Namun, terkait hubungannya yang sudah retak dengan Wenger sebelum kepindahan ke United tersebut, winger berusia 29 tahun itu memberikan bantahan baru-baru ini.

Sanchez mengungkap dialog terakhirnya dengan sang pelatih, sesaat sebelum dia pindah ke United. “Wenger sangat peduli dengan saya dan tidak akan membiarkan saya pergi. Dia berkata pada saya, ‘Saya ingin Anda bertahan di sini, karena Anda pemain terbaik di tim ini’. Namun saya ingin pergi, saya ingin terus berkembang dalam karier saya. Apalagi untuk pemain dari Cile, sangat sulit dapat kesempatan bermain di United. Belum ada pemain Cile yang pernah membela United dan Wenger pada akhirnya bisa paham,” ungkap Sanchez bercerita seperti dilansir Chilevision, belum lama ini.

Baca juga: Saat Sanchez dan Mkhitaryan Saling Sindir Mantan Klubnya

Pemain yang mengenakan nomor punggung ‘7’ dalam skuat tim Setan Merah itu pun menegaskan bahwa tak ada masalah dalam hubungannya dengan Wenger. “Kami ada pada pijakan yang positif, sebelum kemudian Wenger mengucapkan selamat kepada saya dan tidak ada masalah sama sekali setelahnya,” pungkas Sanchez dengan tegas.

Namun, apapun bantahan Sanchez, dan juga Wenger yang pernah pula membantahnya, tetap saja publik memahami bahwa ada yang tak beres di antara keduanya. Masalah itu sudah mulai muncul sejak musim lalu dan makin meruncing awal musim ini.

Kondisinya berubah 180 derajat ketika Sanchez bergabung dengan The Red Devils. Begitu transfer sang pemain dipastikan terwujud, manajer Jose Mourinho yang terkenal memiliki mulut yang ‘pedas’ pun langsung memberikan pujian setinggi langit.

“Alexis adalah salah satu pemain depan terhebat di dunia dan dia akan melengkapi skuat kami yang sangat muda, yang di dalamnya terdapat pemain depan bertalenta. Dia akan menghadirkan ambisi, tekad dan kepribadian; itu adalah kualitas pemain United dan seorang pemain yang akan membuat tim ini semakin kuat,” ucapnya di laman resmi klub.

Sayangnya, semua perkataaan Mourinho tersebut belum mampu diwujudkan Sanchez hingga kini, setelah hampir dua bulan berseragam United. Pemain kelahiran Tocopilla, Chile, 19 Desember 1988 itu memang belum mampu menjawab ekspektasi dan harapan besar yang disampaikan publik Old Trafford padanya.

Alih-alih menjadi penyuplai bola manis bagi striker andalan Romelu Lukaku, atau menciptakan gol bagi tim Setan Merah di laga-laga penting, Sanchez malah tampil melempem; jauh berbeda dengan penampilannya yang luar biasa ketika masih bersama Arsenal pada musim lalu.

Sanchez pun gagal memberi dampak positif di United sejak datang dari Arsenal. Bahkan, dia hanya mampu menyarangkan satu gol dan membuat dua assist dalam 10 pertandingan di semua ajang yang telah dijalaninya di bawah arahan Mourinho. Namun, pelatih yang menjuluki dirinya sebagai The Special One itu tetap ‘manis’ kepada sang pemain, dan terus membelanya dari cercaan publik.

“Dia datang di momen terburuk pada sebuah musim, yaitu bursa musim dingin. Karena itulah saya tidak terlalu suka dengan bursa transfer musim dingin,” ucap Mourinho dilansir Goal Internasional.

“Saya pikir pembelian ini merupakan kesempatan yang tidak ingin kami lewatkan dan kami berhasil. Namun, kami tidak terlalu yakin pada bursa musim dingin. Pastinya, musim depan akan lebih baik untuknya. Dia baik-baik saja. Dia bahagia tim ini meraih hasil. Belakangan, dia tidak terlalu gembira ketika kami kalah pada saat dia bermain, tapi dia adalah pria yang punya kedewasaan, sikap hebat, dan kami tidak bisa lebih gembira lagi,” pungkasnya.

Untuk saat ini, Mourinho memang terlihat jauh lebih memahami posisi Sanchez. Namun, apakah akan bertahan jika Sanchez tak kunjung berubah?