Foto: Bleacher Report

Bayern Munich sukses mengalahkan Chelsea pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2019/2020. Bermain di Stamford Bridge, tuan rumah tumbang dengan skor telak 0-3. Serge Gnabry mencetak dua gol dan satu gol lainnya dibuat oleh striker utama mereka, Robert Lewandowski. Hasil ini membuat langkah Bayern menjadi lebih mudah pada leg kedua nanti.

Jika memilih siapa bintang lapangan pada laga tersebut, maka Serge Gnabry mungkin menjadi jawaban. Dua golnya membuat jalan Bayern menuju delapan besar terasa lapang. Meski begitu, sorotan utama justru mengarah kepada sang bek kiri yang berasal dari Kanada, Alphonso Davies.

Pemain berusia 19 tahun ini tampil luar biasa dalam mengawal lini belakang Bayern. Sisi kanan Chelsea kerap tidak berkutik ketika menemui sosok tangguh seperti Davies. Tidak hanya bertahan, Davies juga memegang peranan penting dalam serangan timnya. Satu dari tiga gol Bayern hadir melalui pergerakan Davies.

Membahas sosok Davies memang sangat menarik. Selain masih berusia muda, dia sebenarnya bukan pemain yang awalnya berposisi sebagai bek kiri. Layaknya Aaron Wan-Bissaka atau Bukayo Saka di Arsenal, Davies adalah seorang penyerang sayap. Posisinya kemudian diubah oleh Niko Kovac, pelatih Bayern sebelumnya, menjadi bek sayap.

“Dia dikaruniai kecepatan yang luar biasa, sesuatu yang sudah lama tidak dimiliki Bayern. Dia benar-benar layak mendapat tepuk tangan dari penggemar. Sejak berada di Bayern, dia belajar banyak hal, khususnya taktik. Permainan melawan Chelsea adalah permainan kelas dunia,” kata pelatih Bayern, Hans Flick.

Penampilannya justru semakin baik di tangan Flick. Musim ini, sudah delapan asis yang berhasil ia buat. Jika terus mempertahankan performanya, bukan tidak mungkin asisnya akan jauh lebih banyak lagi. Ia kini sedang berproses menjadi salah satu pemain hebat di masa depan. Ia memiliki semuanya seperti bakat, dan skill individu. Kini, dia hanya butuh konsistensi dan kerja keras untuk bisa mencapai mimpinya sebagai pemain besar.

“Alphonso Davies adalah emain dengan talenta besar. Ia punya masa depan yang cerah,” kata Direktur Olahraga Bayern, Hasan Salihamidzic.

Kisah Trial yang Gagal

Jagoan Bundesliga ini mendapatkan Davies pada Juli 2018 dengan total transfer 22 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, ia baru bergabung dengan Bayern pada Januari 2019. Bayern sendiri mendapatkan Davies setelah mengalahkan Chelsea, Liverpool, dan Manchester United yang menunjukkan ketertarikan serupa.

Khusus untuk Manchester United, banyak yang merasa kalau rumor Davies ini hanya akal-akalan media untuk meningkatkan nilai jual. Kita semua sudah tahu kalau media senang sekali membuat berita tentang United apa pun jenis beritanya. Hal ini kemudian menimbulkan istilah “enggak MU enggak makan” untuk menyindir media-media tersebut.

Namun, ketertarikan United dengan Davies memang bukan isapan jempol. Setan Merah memang benar-benar tertarik kepada pemain kelahiran Ghana ini. Semua diawali dari penampilan apik si pemain pada Piala Emas Concacaf 2017 di Amerika Serikat. Pada turnamen tersebut, Davies menjadi top skor, pemain muda terbaik, dan terpilih dalam tim terbaik. Perlu diketahui kalau usia Davies saat itu masih 16 tahun.

Hal ini yang membuat United tertarik untuk menjadikannya siswa akademi. Oleh karena itu, mereka mengundang Davies untuk menjalani trial selama tiga minggu selama Januari 2018. Akan tetapi, rencana itu urung terjadi. Dilansir dari Manchester Evening News, Davies memilih untuk tinggal di Kanada dan menghabiskan bulan Januari bersama tim sepakbola Olimpiade Kanada yang sedang melakukan training camp. Selain itu, kubu Vancouver sendiri tidak jelas apakah memberikan izin kepada Davies atau tidak, namun yang pasti undangan untuk melakukan trial tidak menemui kesepakatan. Meski begitu, menurut Metro Davies tidak diizinkan pergi oleh Whitecaps, klub pemiliknya, karena dia akan menjadi bagian dari klub tersebut pada kompetisi MLS.

Sebuah kerugian bagi United kehilangan kesempatan mendapatkan salah satu pemain muda berbakat. Meski begitu, belum tentu juga Davies akan sebagus sekarang jika dia menerima undangan dari United saat itu. Keputusan dia untuk tinggal bersama Whitecaps setahun lagi merupakan keputusan yang tepat sebelum ia direkrut oleh Bayern Munich.

Setan Merah sendiri memang tidak terlalu lama memendam kekecewaan karena kehilangan Davies. Di saat bersamaan, mereka juga berhasil mendapatkan salah satu bek kiri berprospek tinggi bernama Brandon Williams. Sama seperti Davies, Brandon juga mulai menunjukkan potensinya di usia yang masih sangat muda.