Foto: The Times.co.uk

Pada akhir pekan lalu, tiga anggota staf rumah sakit Salford Royal terkena tuduhan tindak pidana setelah menyelidiki dan mengakses catatan medis Sir Alex Ferguson. Maka pihak penyidik sedang menginsvestigasi tiga anggota staf tempat Fergie dirawat tersebut karena tertuduh secara ilegal telah melanggar batas aturan dengan mengakses catatan medis mantan manajer Manchester United tersebut.

Di sisi lain, Sir Alex Ferguson sendiri sebenarnya telah pulih dari sakitnya, dan bahkan kembali berbicara untuk pertama kali secara publik sejak ia menderita pendarahan otak yang dideritanya selama hampir tiga bulan. Ia lalu mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada staf medis yang telah menyelamatkan hidupnya di dalam sebuah video.

Waktu itu Fergie sempat dilarikan ke rumah sakit pada 5 Mei 2018, dan ia kemudian menjalani operasi darurat. Akan tetapi, selama dalam proses pemulihan penuh, pria asal Skotlandia itu masih semangat untuk mengungkapkan niatnya kembali ke Old Trafford di musim ini. Itu semua dilakukannya dalam rangka mendukung eks klubnya tersebut yang sedang mengalami penurunan performa.

Oleh karena itu Sir Alex Ferguson menyatakan semua perasaannya ke dalam sebuah video yang dirilis oleh akun Twitter resmi Manchester United. Ferguson mengatakan jika ia sangat berterimakasih atas semua dukungan sebagai bentuk semangat untuk terus berjuang menghadapi sakitnya, terutama rasa terimakasihnya kepada semua pihak rumah sakit yang berhasil membantu proses pemulihannya.

“Halo. Ini hanya pesan singkat, pertama-tama saya berterimakasih kepada staf medis di rumah sakit Macclesfield, Salford Royal and Alexandra. Percayalah, tanpa orang-orang yang telah memberi saya perhatian besar itu, saya tidak akan duduk di sini hari ini. Jadi terima kasih dari saya dan keluarga saya untuk kalian semua yang menyemangati saya, terima kasih banyak,” ungkap Fergie di dalam video pernyataan tersebut.

Namun ternyata, tiga staf dari salah satu rumah sakit tempat Sir Alex Ferguson dirawat, telah melakukan tindakan ilegal selama proses pemulihannya. Dan menurut The Sunday Times, dua dokter dan satu konsultan rumah sakit senior yang terlibat itu kemudian merespons dengan mengatakan jika mereka tidak memiliki tanggung jawab dalam proses perawatan Fergie di Salford Royal.

Selain ketiga staf itu, setidaknya dua perawat lain juga sedang ditanyai setelah audit komputer di rumah sakit membawa bukti terang bahwa terdapat kemungkinan terjadinya ‘invasi privasi’ pada catatan medis Sir Alex Ferguson.

Menyikapi hal ini, kepala petugas medis untuk Northern Care Alliance NHS Group yang bernama Dr Chris Brookes mengatakan bahwa ia mengkonfirmasi jika memang terdapat pelanggaran di rumah sakit Salford Royal, dan saat ini sudah dilakukan penyidikan.

“Kami dapat mengonfirmasi bahwa sejumlah staf yang bekerja di Salford Royal saat ini memang menjadi sasaran penyelidikan terkait pelanggaran tata kelola informasi,” tutur Dr Chris Brookes.

“Investigasi ini sedang berlangsung dengan individu yang bersangkutan, dan untuk menentukan apakah mereka telah mengakses catatan pasien secara elektronik tanpa persyaratan klinis atau tidak, otorisasi sedang mencari tahu kejelasannya.”

“Kami telah meminta maaf tanpa syarat kepada pasien dan keluarganya jika memang terdapat akses ilegal dalam hal ini. Selain itu, kami juga akan terus membuat perbaharuan di dalam peraturan untuk staf-staf saat penyelidikan berlangsung.”

Terlepas dari itu, Sir Alex Ferguson –yang mengundurkan diri sebagai manajer United pada 2013 setelah mengabdi selama 26 tahun– sempat menjadi kabar utama dalam kolom berita setelah mengalami sakit parah pada otaknya (pendarahan otak), dan membutuhkan operasi darurat pada awal Mei 2018. Namun pada akhirnya, manajer pemenang Premier League 13 kali itu saat ini sudah sembuh, dan menerima tepuk tangan meriah saat ia kembali ke Old Trafford sebagai penonton.

 

Sumber: Sky Sports, Independent