Ada rasa yang mengganjal dalam diri Ander Herrera ketika menceritakan masa-masa terakhirnya di Manchester United pada sebuah Podcast yang rutin dilakukan oleh pihak klub. Air matanya seperti menunjukkan kalau ia tidak ingin meninggalkan tim ini.

Ander Herrera mendadak tidak bisa menahan emosinya ketika Sam Homewood bertanya: “Apakah Ander merasa emosional setelah meninggalkan Manchester United?”

Ander yang masih bisa berbicara saat itu tiba-tiba tidak bisa mengontrol air matanya yang mulai menetes. Percakapan yang sebelumnya berjalan mengalir tiba-tiba menjadi sangat canggung.

Ander sampai harus izin terlebih dahulu untuk meredakan emosinya. Helen Evans bahkan sempat meminta maaf karena merasa pertanyaan yang dikeluarkan sepertinya terasa sensitif olehnya.

“Pergi dari tim ini sangat sulit karena selama enam atau lima bulan sebelumnya, saya mengharapkan tawaran (kontrak baru) agar saya tetap tinggal. Ini bukan saatnya berbicara buruk tentang siapa pun dan saya tidak akan melakukannya, tapi setelah musim ketiga bersama klub, saya mengharapkan sedikit lebih banyak dari apa yang klub berikan saat itu,” katanya.

“Namun klub tidak memanggil saya musim panas itu untuk menandatangani kontrak baru, tapi mereka melakukannya untuk pemain lain dan itu sangat menyakitkan. Mereka menelepon saya ketika kontrak masih tersisa satu tahun, dan segalanya tidak cocok untuk saya,” katanya menambahkan.

Ander Herrera datang ke Manchester United sebagai awal revolusi yang siap dibawa oleh Louis van Gaal pada 2014. Sempat kesulitan mendapat tempat di tim utama, nama Ander kemudian tidak lepas dari lini tengah Setan Merah terutama sejak kursi kepelatihan dipegang oleh Jose Mourinho.

Musim 2016/2017 menjadi salah satu musim terbaiknya. Ketika itu, Ander membuat 11 assists di semua kompetisi dan menjadi pilar penting keberhasilan United meraih tiga gelar mini saat itu (Community Shield, Piala Liga, dan Europa League). Pada akhir musim, ia mendapat gelar Pemain Terbaik Klub dan berhak membawa pulang trofi Sir Matt Busby.

Salah satu permainan terbaik Herrera muncul ketika United mengalahkan Chelsea 2-0 pada 2017. Saat itu, Herrera sukses mematikan pergerakan Eden Hazard dan menjadi salah satu momen yang tidak bisa dilupakan pendukung United ketika Ander selalu mengikuti di mana saja Hazard berada.

Beberapa gol dan assist Herrera pun terbilang hadir pada saat-saat yang krusial. Sontekan pelan kepada Martial di laga melawan Everton sukses membawa United melaju ke final Piala FA 2016. Umpan lambungnya saat melawan Southampton berhasil diteruskan menjadi gol melalui Ibrahimovic pada final Piala Liga 2017. Tanpa gol Herrera ketika melawan Spurs pada semifinal Piala FA 2018, United belum tentu bisa melangkah hingga ke partai puncak.

Herrera seketika menjadi idola baru suporter United. Tidak hanya gol dan assist-nya tapi juga karena determinasinya di atas lapangan. Eks pemain Real Zaragoza ini tampil ngotot di semua pertandingannya. Tak ayal, ia kerap mendapat julukan sebagai salah satu pemain yang selalu bermain dengan hati oleh para suporter lainnya.

Sayangnya, kebersamaan Herrera dengan United berakhir pada 2019. Ada ketidakcocokan dari pihak United dengan pihak Herrera soal kontrak. Saat itu, Herrera meminta kenaikan gaji atas apa yang sudah ia berikan kepada klub selama lima musim di Manchester. Akan tetapi, United merasa kalau permintaan itu tidak masuk akal. Menurut manajemen United saat itu Herrera sudah terlalu tua untuk ukuran pemain yang ingin meminta kenaikan gaji.

Ia kemudian hijrah ke Paris Saint Germain pada musim panas 2019. Sebuah keputusan yang saat itu disayangkan oleh banyak pihak. Beberapa suporter United merasa kalau permintaan kenaikan gaji Herrera terasa sangat wajar karena selama itu permainannya tidak pernah mengecewakan.

Di sisi lain, pihak klub saat itu justru memperpanjang kontrak Phil Jones, Ashley Young, dan Andreas Pereira pada tahun 2019. Para pemain yang saat itu diharapkan bisa pindah ke klub lain secepatnya.