foto: standard.co.uk

Publik Old Trafford tentu senang dengan penampilan Anthony Martial sepanjang musim pertama bersama Manchester United. Martial didatangkan dengan banderol mahal, 36 juta paun, ditambah dengan tiga klausul bonus yang membuat nilai transfernya berpotensi naik hingga 58 juta paun. Pemain asal Prancis itu menjadi topskor United dengan 17 gol dari 49 pertandingan, tentu bukan debut yang buruk bagi pemain muda.

Tapi, musim ini mungkin tidak akan semudah musim lalu. Kedatangan Zlatan Ibrahimovic membuat posisi striker hampir pasti menjadi milik pemain Swedia itu. Begitu pula halnya dengan Henrikh Mkhitaryan yang akan mengisi sektor sayap; Dua posisi yang mampu dimainkan oleh Martial.

Musim lalu United memang tidak memiliki sosok striker tajam sehingga Martial kerap dipasang di posisi tersebut. Namun, adanya pemain kelas dunia sekaliber Zlatan membuat posisi striker mutlak menjadi miliknya. Menumpuknya pemain sayap ditambah dengan Mkhitaryan membuat persaingan pada posisi sayap makin ketat. Jose Mourinho memiliki banyak pilihan pada posisi tersebut.

Zlatan memang benar-benar mengunci satu tempat di skuat utama Mou, ia hanya absen satu kali sejauh ini, itu pun karena larangan bermain. Berbeda cerita dengan Mkhitaryan yang harus bersusah payah meyakinkan Mou. Micki hanya mencatatkan satu penampilan dalam tiga bulan awal karirnya bersama United. Padahal, ia datang dengan status pemain terbaik Bundesliga musim 2015/2016.

Namun perlahan Micki menunjukan bahwa ia pantas bermain di tim utama. Ia sempat dipercaya bermain dalam empat laga beruntun. Dalam periode itu, ia sukses mencetak dua gol dan dua asis. Belakangan ini Micki sempat absen karena cedera yang ia alami setelah menerima tekel keras Danny Rose. Tapi pemain asal Armenia itu kembali dan bermain sejak menit 62 pada pertandingan melawan Sunderland. Micki sukses mencetak gol yang ia nyatakan sebagai gol terbaiknya.

Inilah perbedaan antara Mkhitaryan dan Martial. Micki sukses mendapat tempat di tim utama setelah berkali-kali dikepinggirkan. Ia juga berhasil cepat beradaptasi dengan kultur sepakbola Inggris dan cara bermain Mou. Sementara itu, Martial masih terseok-seok, ia baru mencatatkan 11 penampilan dengan hanya tujuh kali sebagai starter. Bahkan ia belum pernah bermain selama 90 menit penuh dan baru mencetak satu gol. Musim lalu, dalam periode yang sama, ia mencatatkan 13 penampilan dan empat gol. Ia juga bermain penuh di 13 pertandingan tersebut.

Mourinho pun sempat berkomentar tentang hal tersebut. “Mkhitaryan sangat terbuka dan sangat paham perbedaan antara saya dan pelatih lainnya,” ujarnya.

“Perbedaan antara tuntutan di Liga Primer dan Liga Ukraina atau bahkan Bundesliga, filosofi bermain yang sepenuhnya berbeda, dan ia banyak bekerja tanpa bermain, tapi ia berusaha untuk mencapai level tertinggi. Saya pikir Anthony masih sangat, sangat muda – orang-orang melupakan ini – dan musim lalu Manchester United bermain secara berbeda dengan sekarang,” tambah Mou.

Mou merasa Martial masih kurang dapat beradaptasi dengan cara main United yang berbeda. Musim lalu, bersama Louis van Gaal, Martial kerap diplot sebagai striker. Ia hanya perlu menunggu bola dan mencetak gol. “Musim lalu, ia pada dasarnya bermain di depan. Tim ini punya banyak pergerakan pasif dalam menguasai bola, hanya menunggu untuk memberikannya pada Anthony dan mencetak gol. Musim ini lebih sulit. Ia butuh sedikit waktu lagi untuk berkembang,” tutur pelatih asal Portugal itu.

Selain itu, menumpuknya stok pemain sayap juga membuat Mou tidak bisa memainkan Martial berkali-kali. “Kami punya begitu banyak pemain bagus di posisi yang sama –Martial, Juan Mata, Mkhitaryan, Rooney. Saya tidak bisa memberikan dia empat, lima, enam pertandingan beruntun, ketika saya punya pemain lain yang juga menanti kesempatan.”

Secara tersirat Mou memang mengharapkan Martial akan melakukan apa yang dilakukan Mkhitaryan. Terus bekerja keras meskipun tidak diberi kesempatan bermain. Berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai standar Mou dan Micki memang benar-benar bisa melakukannya.

Namun sebenarnya Mou masih percaya pada mantan pemain AS Monaco tersebut. “Saya coba memberikan dia kesempatan. Faktanya, saya memberikan dia kesempatan yang bagus, karena saya memainkan dia di pertandingan melawan Arsenal dan Tottenham, pertandingan besar.”

Mou merasa ia masih butuh waktu untuk berkembang sebelum mengemban beban sebagai pemain utama. “Masih butuh sedikit waktu, namun dia pemain muda yang bagus. Dia ingin terus berkembang. Ia adalah profesional yang bagus, jadi saya tidak khawatir, dia akan terus bermain dengan fokus,” ujar Mou.

Ketidakpastian tempat di skuat utama ini sempat memunculkan berbagai rumor kepindahan pemain 21 tahun itu. Sevilla dikabarkan tertarik untuk meminjamnya. Namun, Mourinho sepertinya akan mempertahankan dan sedikit demi sedikit memberi kesempatan bermain agar Martial dapat terus berkembang. Jika Martial bisa benar-benar melakukan apa yang dilakukan Mkhitaryan seperti yang diharapkan Mou, ketika bakat yang ada pada Martial telah matang diasah, ia pasti mendapat tempat di skuat utama Manchester United.