Debut Alexis Sanchez bersama Manchester United pada paruh kedua musim 2017/2018 ini berjalan tak mulus. Dia gagal menunjukkan performa terbaiknya seperti ketika masih membela Arsenal. Tak heran jika banyak pihak yang merasa kecewa, apalagi mengingat bayarannya yang selangit; termahal di skuat tim Setan Merah saat ini. Bayangkan saja, winger internasional Chile tersebut hanya mampu membuat tiga gol dan lima assist dalam 18 penampilan bersama United di semua kompetisi; jauh lebih sedikit dari delapan gol dan empat assist dalam 21 laga bersama Arsenal pada paruh pertama.

Makanya, kritikan demi kritikan pun terus menyerang Sanchez hingga akhir musim. Bahkan, legenda United Paul Scholes pun sampai menyarankan manajer Jose Mourinho untuk membangkucadangkan pemain berusia 29 tahun tersebut. Mou diminta memilih duo penyerang muda Marcus Rashford atau Anthony Martial sebagai pendamping bomber Romelu Lukaku.

Sebelumnya, saran yang sama juga disampaikan oleh legenda Arsenal Charlie Nicholas. Sanchez sendiri akhirnya memang sempat dicadangkan pada babak enam Piala FA Maret 2018 dan pekan 35 Premier League Inggris April 2018.

Terkait performanya yang masih jauh dari ekspektasi itu, Sanchez menyebut inkonsistensi memang jadi masalahnya sejak pertama datang ke Old Trafford. Dia pun mengaku mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan tim.

“Saya pikir dalam setiap laga yang saya mainkan ada kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan dan saya berusaha mengenal rekan-rekan. Saya percaya United adalah klub populer di dunia, dan terlebih di Inggris adalah terbesar. Tim ini selalu ingin menang dan bersaing di semua kompetisi, itulah mengapa saya mau datang ke sini,” ungkapnya dilansir Goal Internasional.

Sanchez pun membandingkan dengan periode pertamanya ketika di Barcelona, klub besar pertama di Eropa yang pernah dibelanya setelah meninggalkan tim Italia Udinese pada musim panas 2011.

“Saya juga punya beberapa pemain hebat yang mendampingi saya ketika di Barcelona, yang punya banyak pengalaman dan kualitas. Saya pikir United tidak jauh berbeda dengan mereka. Hanya saja, kami masih memiliki beberapa area yang bisa lebih dikembangkan dan kami bisa melakukannya hari demi hari. Saya percaya kami memang harus berkembang dalam semua aspek,” tambah Sanchez.

Pada musim debut bersama Barcelona ketika itu, Sanchez sendiri sukses menyarangkan 15 gol dalam 41 penampilan di semua kompetisi. Setelah tiga musim, dia hijrah ke Arsenal, dan tampil lebih baik dengan membukukan 25 gol dalam 52 penampilan di musim debut.

Namun, saat itu dia bergabung sejak awal musim, sehingga punya waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan tim barunya hingga akhir musim; dibanding periode di United yang baru dimulai sejak Januari 2018. Musim 2016/2017 lalu jadi catatan terbaik Sanchez dengan koleksi 30 gol dalam 51 pertandingan di semua kompetisi.

Sebelumnya, Sanchez memang juga sudah mengakui soal masa-masa sulit di awal kariernya bersama The Red Devils ini, di mana dia belum bisa menyatu dengan rekan-rekan barunya.

“Sejak kedatangan saya di United, sulit untuk mengubah semuanya secara cepat,” katanya ketika itu, pada Maret 2018.

“Pergantian klub yang saya alami terjadi sangat mendadak, ini pertama kali saya pindah klub pada Januari, tapi banyak hal sulit yang terjadi pada hidup saya,” tambahnya.

Saat itu, Sanchez baru bisa mencetak satu gol tanpa assist dalam enam laga di liga domestik, meski selalu main sebagai starter. Namun, sebulan kemudian dia berhasil menjadi salah satu pahlawan kemenangan saat mengalahkan Tottenham Hotspur di semifinal Piala FA.

Sanchez menyarangkan gol di pertengahan babak pertama untuk menyamakan kedudukan, sebelum Ander Herrera mencetak gol kemenangan di babak kedua. Usai laga tersebut, pemain dengan nomor punggung ‘7’ itu pun mengaku sangat gembira.

“Benar, ini sangat berat untuk saya, datang ke klub besar, ini mengubah semuanya. Jadi di hari ini saya benar-benar bahagia untuk tim ini, gol dan sikap yang kami tunjukkan sepanjang laga,” ujarnya pada media.

Sanchez pun beruntung, sang pelatih Mourinho memberikan dukungan penuh untuknya, meskipun belum berhasil menunjukkan performa terbaik.

“Dia datang di momen terburuk pada sebuah musim, yaitu bursa musim dingin. Karena itulah saya tidak terlalu suka dengan bursa transfer musim dingin. Saya pikir pembelian ini adalah kesempatan yang tak ingin kami lewatkan dan kami berhasil. Namun, kami tidak terlalu yakin pada bursa musim dingin. Pastinya, musim depan akan lebih baik untuknya,” ungkap pelatih berkebangsaan Portugal tersebut.

Kita tunggu pembuktian Sanchez di musim depan!