Ketajaman Romelu Lukaku mulai dipertanyakan. Pasalnya, dalam tujuh laga terakhir bersama United di semua kompetisi dia tak mampu mencetak gol lagi, setelah sebelumnya tampil impresif dengan membukukan 11 gol dalam 10 pertandingan pertama musim 2017/2018 ini. Sebenarnya, jika dicatat lebih detail, Lukaku telah melewatkan delapan pertandingan di semua ajang tanpa mencetak gol, dari 17 pertandingan musim ini yang telah dijalaninya bersama tim Setan Merah, sejak didatangkan oleh Jose Mourinho dari Everton pada 10 Juli 2017 lalu dengan biaya selangit mencapai 75 juta paun.

Pemain internasional Belgia berdarah Kongo itu terakhir kali menyarangkan gol ketika The Red Devils menghancurkan tamunya, Crystal Palace pada pekan ketujuh Premier League Inggris, 30 September 2017 lalu. Ketika itu, Lukaku mencetak satu gol dalam kemenangan timnya dengan skor 4-0 tersebut. Sedangkan satu-satunya gol yang dia bukukan sejak saat itu hingga hampir dua bulan ini, adalah gol ke gawang Siprus saat membela tim nasional Belgia di kualifikasi Piala Dunia 2018 pada 10 Oktober 2017. Sementara bersama United, Lukaku tak mampu lagi mencetak gol dalam tujuh laga beruntun.

Tak pelak, pemain kelahiran Antwerp, Belgia, 13 Mei 1993 itu kini menjadi sasaran kritikan banyak pihak. Bahkan, Lukaku juga sempat mendapat cemoohan dari para suporter dalam laga terakhir liga pada pekan 11 saat melawat ke markas Chelsea, 5 November 2017 lalu.

Tak hanya gagal mencetak gol, dia juga tidak mampu menyelamatkan United dari kekalahan 0-1 oleh tim tuan rumah. Alhasil, tim Setan Merah di peringkat kedua semakin jauh tertinggal dari musuh sekotanya, Manchester City yang saat ini bertengger di puncak klasemen sementara dengan 31 poin dan selisih delapan poin.

Menghadapi kritikan demi kritikan itu, Lukaku pun tidak mau hanya berdiam diri. Dia menanggapi banyak kritik yang mengarah pada dirinya tersebut, dengan menyebut kalau dia masih berusia 24 tahun. Menurutnya, orang-orang salah menilai dirinya saat ini.

“Saya pikir banyak orang menilai saya seperti sebuah artikel yang sudah selesai. Saya baru 24 tahun. Anda tidak bisa menilai saya seperti artikel yang sudah selesai. Saya lebih suka memilih tahun di mana saya memperbaiki, memperbaiki, memperbaiki, daripada langsung ke puncak dan lalu turun,” ucap Lukaku seperti dilansir Sky Sports.

Penyerang bernomor punggung “9” itu pun mengaku tugasnya bukan hanya mencetak gol semata, tetapi dia juga ingin membuat lebih banyak assist untuk memberi peluang kepada rekan-rekannya yang lain.

Dalam tujuh laga beruntun tanpa gol itu, Lukaku memang mencatatkan masing-masing satu assist pada pertandingan Premier League pekan kesembilan dan ke-10; melengkapi koleksi satu assist yang sebelumnya telah dibukukannya, juga di liga domestik pada pekan kelima. Dibandingkan musim 2016/2017 lalu, dia hanya membuat enam assist dengan koleksi 25 gol di Premier League.

“Saya tahu saya memiliki banyak bakat. Saya bisa melakukan banyak hal, mencetak gol dengan kaki kiri, kaki kanan, dan kepala. Tapi, saya ingin menjadi seorang kreator. Saya ingin punya lebih banyak assist. Saya ingin memastikan kapan tim saya akan mengalami kesulitan-kesulitan yang bisa mereka andalkan kepada saya. Saya ada pada tahap yang sempurna dan usia yang sempurna. Saya ingin menjadi seorang pemenang dan menjalani karir ke level berikutnya,” tambah Lukaku menyampaikan pembelaan dirinya atas serangan kritikan dari berbagai pihak karena gagal mencetak gol tersebut.

Selain itu, sang pelatih Mourinho juga turut membela Lukaku. Manajer berkebangsaan Portugal itu menyebut penyerangnya tersebut sudah bermain bagus dan seharusnya tidak dinilai dari hanya urusan mencetak gol. Mourinho juga mengaku dirinya masih puas dengan kontribusi Lukaku pada posisi striker, dan menyatakan anak asuhnya itu seharusnya tidak tersentuh oleh kritik.

“Tugas saya adalah melindungi para pemain saya, dan Romelu adalah salah satu pemain yang seharusnya tidak tersentuh dalam pengertian respek dari siapa pun,” ungkap Mourinho dilansir Goal Internasional.

“Bukan satu bola atau gol yang membentur tiang atau satu penyelamatan dari kiper lawan yang membuat kontribusi Romelu di bawah level top. Dia bermain bagus, dan ya, saya harus melindungi para pemain saya. Romelu selalu layak dapat itu karena apa yang dia lakukan untuk tim adalah fantastis dan bermain sepakbola sebagai seorang striker. Jadi, buat saya, tak tersentuh di dalam tim dan juga tak tersentuh dalam respek dan dukungan yang layak dia dapatkan dari fans. Tapi, seperti yang saya katakan, suporter membeli tiket, jadi [mereka bebas melakukan apa yang diinginkan],” pungkas Mourinho.

Bagaimanapun, musim masih panjang, dan Lukaku masih punya banyak waktu.