Sempat tekesan adem ayem di bursa transfer musim panas, West Ham United tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan pemain anyar. Setelah merekrut Pablo Zabaleta dan Anouar El Mhassani, The Hammers berhasil merekrut dua pemain bintang hanya dalam waktu 48 jam saja. Yang pertama mereka merekrut Joe Hart dengan status pinjaman. Dan yang paling gres, mereka mengumumkan perekrutan eks Manchester United, Javier Hernandez.

Kedatangan Hart dan Zabaleta setidaknya meningkatkan kepercayaan diri West Ham dari segi mental. Pengalaman kedua pemain (bersama Hernandez) yang pernah menjuarai Premier League diharapkan mampu menular ke dalam skuad asuhan Slaven Bilic tersebut.

“Saya senang bisa menyambut Joe di West Ham United. Saya senang kesepakatan ini bisa terjadi. Seperti Pablo Zabaleta, Joe adalah pemain yang memiliki mental juara dan selalu lapar akan kemenangan. Sebagai manajer anda tentu menginginkan membawa tim terbaik di setiap pertandingannya,” ujar Bilic di sela-sela pramusim timnya di Austria.

“Kami beruntung memiliki tiga kiper hebat. Ketika kami resmi mendapatkan Joe, saya berbicara kepada Adrian dan Randy (Randolph) dan menjelaskan situasinya. Namun mereka sangat professional. Tentu saja akan menjadi kabar baik bagi kami. Saya ingin semua orang yang ada di tim bahagia dan sebagai seorang manajer melakukan hal itu tidaklah mudah.”

Selepas mendatangkan Hart, West Ham kemudian mengumumkan terjalinnya kesepakatan dengan Bayer Leverkusen soal transfer striker Meksiko, Javier Hernandez pada Selasa dini hari. Pemain yang akrab disapa Chicharito ini akan terbang ke London untuk melakukan tes medis. Belum diketahui berapa nilai yang diperlukan West Ham untuk mendatangkan eks United tersebut.

Potensi Rekrutan Anyar sebagai Pemain Penting West Ham United di Musim Depan

Musim lalu, penampilan West Ham Unitedmemang menurun sangat drastis dibanding musim 2015/2016. Mereka harus puas finis di posisi ke-11 di akhir musim. Jauh lebih buruk ketika Bilic pertama kali menangani West Ham dimana ia sanggup membawa WHU finis di posisi ketujuh. Faktor stadion baru dan hilangnya beberapa pilar penting seperti Dimitri Payet berpengaruh besar dalam penurunan performa The Hammers.

Selain merosotnya peringkat West Ham di akhir musim, penurunan juga terjadi dalam produktivitas dan angka kebobolan tim. Musim lalu, mereka hanya membuat 47 gol. Bahkan top skor mereka di musim lalu hanyalah sosok Michael Antonio yang notabene adalah seorang gelandang. Sosok Andy Carroll yang diharapkan sebagai tumpuan utama gol lebih banyak berkutat dengan cedera. Begitu juga yang terjadi dengan Andrew Ayew.

Pemilik tiga gelar Piala FA ini memang kesulitan untuk mencari sosok pencetak gol ulung. Padahal mereka sempat dikenal memiliki bomber-bomber tajam macam Paolo Di Canio, Teddy Sheringham dan Geoff Hurst. Nama Marlon Harewood mungkin menjadi striker tajam terakhir yang pernah dimiliki West Ham United.

Maka dari itu, kedatangan Chicharito berpotensi akan kembali membuat lini depan WHU kembali tajam. Selain sudah memiliki pengalaman bermain di Premier League, top skor El Tri ini juga minimal selalu mencetak lebih dari 10 gol di setiap musimnya. Tentu saja ia diharapkan bisa langsung nyetel ketika Premier League dimulai.

Kedatangan Zabaleta juga berpeluang memperkuat sektor pertahanan West Ham United. Musim lalu, mereka kebobolan sampai 61 kali. Setidaknya masuknya pemain Argentina ini membuat Slaven Bilic memiliki pilihan di sektor bek kanan.

Bilic sendiri tidak puas akan penampilan Sam Byram yang beberapa kali kerap dimainkan di sektor tersebut. Selain itu pemain berusia 32 tahun ini juga dapat dimainkan sebagai wing back apabila Bilic ingin menggunakan formasi dengan tiga pemain belakang. Formasi yang beberapa kali kerap dimainkan oleh Bilic.

Mungkin satu-satunya yang perlu dicari oleh Bilic sekarang adalah sosok pemain yang bisa menjadi kreator dalam serangan West Ham yang beberapa musim terakhir dimainkan oleh Dimitri Payet. Musim lalu peran ini dimainkan oleh Manuel Lanzini dan Michael Antonio. Soal itu, kubu West Ham dikabarkan sudah semakin dekat dengan sayap Stoke City, Marko Arnautovic.

Beberapa musim terakhir, kesebelasan yang bermarkas di Olympic Stadium ini kerap menjelma sebagai kuda hitam yang dapat mengganjal tim-tim mapan liga primer. Terkecuali musim lalu. Dan apabila ketiga rekrutan anyar tersebut mampu bermain cukup baik di musim depan, bukan tidak mungkin ambisi mereka yang ingin kembali finis setidaknya di posisi tujuh besar dan menjadi kuda hitam kompetisi bisa kembali diraih.

Editor: Frasetya Vady Aditya