Arsenal resmi mendatangkan Alexandre Lacazette dengan banderol 52 juta paun dari Olympique Lyon. Dengan nilai sebesar tersebut, Lacazette pun menjadi pemain termahal dalam sejarah klub melampaui rekor sebelumnya yang dipegang Mesut Ozil.

Penampilan apik penyerang kesebelasan negara Prancis tersebut membuat manajer Arsenal, Arsene Wenger, tertarik untuk mendapatkan jasanya. Wenger pun tampaknya ingin mengulang masa kejayaan Arsenal di awal periode 2000-an, di mana kala itu mayoritas penggawa Arsenal berkewarganegaraan Prancis, sebut saja Thierry Henry, Sylvian Wiltord, Robert Pires dan Patrick Vieira.

Dengan skuat “The Invincible”-nya, Arsenal benar-benar invincible atau tak terkalahkan. Dalam 49 laga yang mereka lakoni, Arsenal meraih 36 kali kemenangan dan 13 kali hasil seri tanpa kalah sekalipun di Premier League.

Tampaknya, Wenger begitu menginginkan masa kejayaan itu kembali terulang. Pasalnya Lacazette kerap dilabeli “The Next Henry”. Lacazette sendiri mengakui bahwa ia terinspirasi oleh Henry, dan hasilnya kini ia memiliki karakterisitik yang sama dengan Thierry Henry.

Masih Jauh dari Harapan

Meski memang, statistik di atas kertas masih sangat jauh jika ia langsung “head-to-head” dengan sang legenda hidup Arsenal. Henry telah merumput dengan Arsenal ketika usianya baru menginjak 21 tahun. Lacazette sendiri kini sudah berusia 26 tahun. Di usia yang sama dengan Lacazette, Henry sudah memberikan sejumlah trofi untuk The Gunners.

Bersama Lyon musim lalu, Lacazette menempati peringkat keempat klasemen akhir Ligue 1. Catatan 28 golnya musim lalu membuat pemain kelahiran 28 Mei 1991 ini duduk di peringkat kedua dalam pencetak gol terbanyak setelah Edinson Cavani yang membela Paris Saint-Germain dengan 35 gol. Di tingkat timnas, meski sudah memulai debut di tim senior sejak 2013, Lacazette baru mencetak satu gol.

Ada beban lain yang tak terlihat yang kini menghuni punggung Lacazette. Beban itu adalah harapan Arsenal yang mendambakan kehadiran striker kelas dunia yang bisa memberikan perubahan di dalam tim. Ia juga diharapkan bisa menjadi ujung tombak Arsenal yang puasa gelar liga sejak lebih dari satu dekade silam.

Setelah Henry, sejatinya ada nama Robin van Persie yang sayangnya lebih rasional dan memilih Manchester United sebagai kendarannya untuk meraih trofi. Lalu muncul nama Olivier Giroud yang sejatinya tak kalah tajam di lini serang. Namun, masih banyak yang merasa kalau Giroud belum menunjukkan penampilan terbaik. Artinya, Giroud bisa lebih baik lagi dari saat ini, atau memang cuma segitu kemampuannya.

Hal ini bisa dilihat dari sebesar apa kesebelasan lain meminati Giroud. Kesebelasan besar di Premier League umumnya tak mengarahkan target transfernya pada Giroud. Manchester United menargetkan Alvaro Morata yang bahkan musim lalu tak diberikan banyak menit bermain oleh Real Madrid. Hanya West Ham United dan Marseille yang terdengar serius menginginkan Giroud.

Kehadiran Lacazette pun menjadi harapan banyak orang. Apalagi, secara statistik ada peningkatan begitu tajam dalam jumlah gol Lacazette. Di Lyon, ia bisa menjadi striker yang melakukan semuanya. Ia juga bisa bermain lebih melebar, menjadi pemain No. 9, lewat kecepatan, teknik, dan instingnya mencetak gol.

Lalu apakah Lacazette mampu menjadi pemain yang dapat membuat perubahan bagi Arsenal?

Rasanya seperti de javu bila melihat ke bursa transfer Arsenal musim panas lalu. Ada nama Lucas Perez yang didatangkan dari Deportivo La Coruna yang dibanderol 17 juta paun. Nama Perez naik ke permukaan saat ia bermain begitu apik bersama Super Depor dengan mencetak 17 gol dari 36 penampilannya di La Liga, yang membuat Wenger tertarik merekrutnya.

“Saya pikir orang-orang akan sedikit terkejut,” ucap Wenger beberapa saat setelah Arsenal resmi mendatangkan Lucas.

Tampaknya apa yang Wenger ucap tidak menjadi kenyataan. Toh orang-orang tidak terkejut saat Perez hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Kini, nomor punggung Perez musim lalu, 9, direbut oleh Lacazette. Perez pun mengenakan nomor “28” yang agaknya menunjukkan kalau ia mungkin akan dijual atau akan lebih lama menjadi penghuni bench.

Banyak yang berspekulasi kalau Perez akan segera dijual. Apalagi, namanya tak masuk ke dalam skuat pramusim Arsenal. Agaknya Premier League terlalu keras buat Lucas; dan berdoa saja hal yang sama juga mungkin menimpa Lacazette.