Setelah hampir 40 hari mengalami kekosongan di posisi manajerial, Crystal Palace resmi mengumumkan sosok Frank De Boer sebagai manajer anyar mereka. De Boer sendiri akan menggantikan sosok Sam Allardyce yang memutuskan pensiun sehari setelah musim kompetisi Premier League 2016/2017 berakhir.

De Boer sendiri dikontrak selama tiga tahun oleh tim yang musim lalu finis di posisi ke-14 tersebut. Ia diharapkan mampu membawa Palace setidaknya finis di posisi lebih baik dibandingkan musim lalu di mana mereka bahkan hampir terdegradasi ke Divisi Championship. Atas dasar itu, manajer yang pernah memperkuat Barcelona ini menginginkan Palace bisa menjadi kesebelasan yang lebih solid di musim depan.

“Tujuan saya berada di sini adalah untuk membuat tim ini lebih solid dan mampu berkompetisi di Premier League, dan bukan untuk bertarung di zona degradasi. Itulah target utama kami, dan jika kami mampu melakukan yang lebih baik lagi maka itu bagus,” tutur De Boer seperti dikutip BBC.

Ia menambahkan,”Klub ini akan selalu tumbuh setahap demi setahap. Mereka menghabiskan banyak uang dan ada kemungkinan kita bisa lebih baik lagi di bursa transfer. Kami akan mencoba untuk merekrut satu atau dua pemain tapi saya rasa bahwa lebih baik kami melihat dulu pemain yang kami punya.”

Kehadiran pria berusia 47 tahun ini diharapkan mampu mengubah gaya bermain Palace bisa menjadi lebih menyerang. Filosofi pelatih asal Belanda yang mayoritas menganut paham gaya sepakbola menyerang diharapkan bisa menular ke Christian Benteke dkk. Akan tetapi De Boer mengungkapkan bahwa dirinya adalah manajer yang akan menjalankan strateginya sesuai kondisi di atas lapangan.

“Saya bisa mengatakan bahwa saya adalah tipe pelatih yang memiliki gaya bermainnya sendiri. Kami bisa menjadi dominan ketika tim sedang menguasai bola. Namun kami juga harus memikirkan bagaimana mendominasi pertandingan ketika tidak menguasai bola (seperti Ajax),” ujarnya.

“Aku ingin sebuah kesebelasan di mana para penggemarnya tertarik untuk datang ke pertanidngan kami, untuk melihat tim yang punya keinginan untuk menang dan bertarung di setiap menitnya. Itu selalu menjadi titik awal buatku. [Di Ajax] itu juga merasuk ke dalam DNA kami dan mencoba untuk bermain sepakbola dengan teknik dan dominan.”

Karir manajerial seorang Frank De Boer sebenarnya terbilang cukup mentereng. Masuk menjadi manajer Ajax Amsterdam pada 2010 pasca menjadi asisten timnas Belanda asuhan Bert Van Maarwijk, pemilik 112 caps Timnas Oranye ini mampu membawa Die Godenzonen memutus puasa gelar liga selama tujuh musim.

Pada 2013 mantan pemain Barcelona ini sebenarnya ditawari oleh raksasa Inggris Liverpool untuk menggantikan Brendan Rodgers. Namun ia lebih memilih untuk bertahan dan membawa Ajax Amsterdam kembali menjadi juara di akhir musim kompetisi Eredivisie. Pemain bernama asli Franciscus De Boer ini akhirnya memutuskan untuk hijrah dari Amsterdam untuk menuju Milan untuk menukangi Internazionale di musim 2016/2017 sebelum dipecat pada awal November 2016.

Selain diharapkan bisa memberikan prestasi bagi The Eagles, Steve Parish selaku chairman dari Crystal Palace juga menginginkan De Boer bisa menelurkan pemain-pemain muda dari tim akademi. Ketika masih menukangi Ajax Amsterdam, tangan dinginnya mampu memoles nama-nama macam Daley Blind, Christian Eriksen, Jan Vertonghen, serta Toby Alderweireld, menjadi pemain kelas dunia. Untuk itu, De Boer pun siap untuk memberikan kesempatan bagi beberapa pemain akademi untuk mencicipi kerasnya kompetisi Premier League.

“Saya tertarik pada akademi Palace dan akan mencoba untuk memberikan kesempatan bagi beberapa para pemain muda yang saya anggap layak untuk naik ke tim utama. Hal itu adalah salah satu bentuk positif bahwa tim tidak selamanya harus membeli pemain baru,” tuturnya kepada situs resmi Crystal Palace.