Betapa beruntungnya seorang David Moyes. Di saat manajer yang lebih kesohor macam Carlo Ancelotti masih menjadi pengagguran, ia tidak butuh waktu lama untuk kembali mengeluarkan hasratnya memimpin sebuah kesebelasan. Pasca pekan kesebelas Premier League rampung, The Choosen One resmi menjadi manajer West Ham menggantikan Slaven Bilic.

Mengapa saya katakan beruntung? Apa yang dilakukan The Hammers secara tidak langsung menunjukkan bahwa pria 54 tahun ini masih dipandang sebagai manajer papan atas. Klub ini bersedia menjadi tempat bagi Moyes untuk mengembalikan kepercayaan dirinya yang tidak pernah muncul lagi sejak 2013.

Hanya dalam kurun lima tahun, ia membawa tiga kesebelasan menuju keterpurukan. Siapa yang tidak ingat ketika Manchester United menjadi lesu permainannya. Atau Real Sociedad, di mana ia sendiri kebingungan untuk menjelaskan strategi kepada para pemainnya. Yang terakhir, Sunderland harus terdegradasi setelah berhasil bertahan di Premier League selama 10 musim.

Akan tetapi, catatan minor tersebut bukan persoalan besar bagi West Ham dan juga David Sullivan selaku chairman. Di saat ada nama mentereng macam Ronald Koeman, Sean Dyche dan Sam Allardyce, Sullivan tetap teguh mengontrak Moyes. Meski kontrak yang diberikan hanya enam bulan, Sullivan tetap yakin bahwa Moyes adalah orang yang tepat untuk WHU.

“Kami butuh seseorang dengan pengalaman dan pengetahuan tentang Premier League dan pemain di dalamnya. Dan saya percaya David bisa mendapatkan yang terbaik dari pemain yang kami miliki,” ujarnya.

Pujian ini secara tidak langsung mengembalikan kepercayaan diri Pria yang pernah bermain untuk Celtic tersebut. Ia terlihat berapi-api dalam wawancara pertamanya bersama klub London tersebut. Dia bahkan berani menyebut pekerjaan sebelumnya adalah pilihan terburuk yang pernah ia buat.

“Saya merasa pekerjaan terakhir saya bukanlah suatu langkah yang bagus dan saya tidak menikmati pengalaman tersebut. Jadi saya lapar untuk untuk meraih sesuatu sekarang ini. Saya harap masa-masa negatif yang pernah saya terima memberikan saya kekuatan dan pemahaman yang lebih baik lagi.”

Rasa PD ini yang sebenarnya tidak terlihat ketika ia menangani Manchester United. Ia kerap minder ketika United menghadapi lawan-lawan besar. Pujian justru lebih banyak ia berikan kepada tim lawan alih-alih tim yang dia tangani.

Di West Ham, Moyes akan menangani pemain dengan nama yang levelnya tidak jauh di bawah United. Ada Joe Hart, Pablo Zabaleta, dan Javier Hernandez, tiga orang yang pernah mencicipi rasanya mengangkat Piala Liga Primer. Selain itu masih ada nama Michael Antonio, Marco Arnautovic, dan Manuel Lanzini, yang tidak bisa dianggap remeh.

Sayangnya, di tangan Bilic nama-nama tersebut sulit menunjukkan penampilan terbaiknya. Mereka hanya sanggup meraih dua kemenangan dan terjebak di posisi ke-18. Selama Oktober pun mereka tanpa kemenangan dengan Novermber dibuka dengan penampilan buruk ketika melawan Liverpool. Mereka juga jadi tim dengan kebobolan terbanyak yaitu 23 gol. Masalah di lini pertahanan ini yang menjadi kunci utama Moyes dalam sesi latihan pertamanya.

“Ambisi saya saat ini adalah jangka pendek. Saya ingin memainkan sepak bola yang menghibur. Tapi itu semua harus dimulai dengan lini pertahanan. Kami harus memulainya dengan mendapatkan clean sheets.”

Ia menambahkan, “Saya punya beberapa poin yang bisa membantu klub ini. Terkadang anda harus memperbaiki semuanya dan saya memulainya sedikit demi sedikit. Ini bagus untuk saya. Saya ingin melakukan pekerjaan ini dengan baik. Karena pekerjaan pertama saya saat ini adalah menang.”

Sayangnya Moyes masih harus bersabar untuk merasakan debutnya bersama Si Palu. Jeda Internasional memberikan waktu dua pekan untuk mempelajari permasalahan yang sedang diderita klub ini. Dua minggu yang akan menentukan karir David Moyes selanjutnya. Kembali berhasil menangani sebuah kesebelasan atau terus mengalami keterpurukan.

Semoga sukses David Moyes.