Ini adalah bagian keempat dari tulisan mengenai 25 momen menarik yang pernah terjadi di Premier League. Kali ini momen-momen yang berada dari peringkat enam hingga satu ini diisi dengan aksi konyol duo legenda, klub yang ditipu oleh pemain tidak terkenal hingga kejadian dramatis di akhir musim.

  1. Aksi Konyol Thierry Henry dan Robert Pires (2005)

 

Masih ingatkah Anda dengan Lionel Messi yang mengumpan penaltinya kepada Luis Suarez? Hal ini pernah terjadi di Premier League namun dengan akhir yang terbilang konyol. Robert Pires bersiap menendang penalti ke gawang David James. Maksud hati ingin menggulirkan bola ke depan Thierry Henry apa daya sentuhannya terlalu pelan. Alhasil wasit memutuskan Pires melakukan pelanggaran dan memberikan hadiah tendangan bebas bagi Manchester City.

  1. Skandal Ali Dia (1996)

 

Ruang kerja manajer Southampton, Graeme Souness, tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang yang mengaku sebagai legenda AC Milan, George Weah. Orang yang mengaku Weah ini kemudian mengenalkan keponakannya yang bernama Ali Dia dengan berkata bahwa Ali Dia ini pernah bermain bersama PSG dan telah mencetak dua gol bersama timnas Senegal (hal yang janggal mengingat Weah adalah pemain Liberia).

Ali pun menandatangani kontrak dan kehadirannya sempat membingungkan beberapa pemain di tempat latihan. Ia pun berkesempatan tampil selama 54 menit ketika melawan Leeds. Permainannya saat itu sangat buruk. Selepas pertandingan itu, Ali Dia tiba-tiba menghilang. Souness baru menyadari bahwa Ali bukanlah keponakan Weah dan orang yang menjadi Weah adalah teman dari Ali.

  1. Kungfu Cantona (1995)

 

Cantona yang baru saja melanggar pemain Crystal Palace, Richard Shaw, diusir oleh wasit Alan Wilkie. Ketika sedang berjalan ke ruang ganti, seorang supporter Crystal Palace, Mathews Simmon meneriakkan kata-kata yang dianggap Cantona melecehkan keluarganya.

Sontak, Cantona yang kesal langsung melepaskan tendangan kungfu kepada supporter tersebut dan melayangkan beberapa kali bogem mentah. Tindakan tersebut mencoreng nama Cantona karena ia bisa saja menerima hukuman penjara. Beruntung ia hanya menerima hukuman dari FA berupa larangan bermain selama delapan bulan serta melakukan kerja sosial selama 120 jam.

  1. Saya Si Nomor Satu (2004)

 

Di saat perseteruan Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson belum berakhir, tiba-tiba musim panas 2004, liga Inggris kedatangan manajer baru yang menjadi pengganggu keduanya. Jose Mourinho tiba di Chelsea dengan status sebagai juara Liga Champions bersama FC Porto.

Dalam konferensi pers perdananya dengan santai ia mengatakan, “Tolong jangan panggil saya arogan, karena saya adalah juara Eropa dan saya pikir saya adalah nomor satu yang spesial.”

Ucapan yang membuat Fergie sampai menjuluki Mou sebagai ‘anak baru yang banyak omong’. Namun, Mou boleh berbangga diri mengingat kedatangannya mampu memberikan gelar juara liga bagi The Blues.

  1. Musim Terhebat Leicester City (2015/2016)

 

Tidak ada yang berani bertaruh bahwa Leicester akan menjadi juara liga musim 2015/2016. Akan tetapi Si Rubah memutar balikkan fakta tersebut dengan penampilan apik sepanjang musim. Mereka hanya tiga kali mengalami kekalahan dan manajer Claudio Ranieri mampu membuat para pemainnya bermain dengan baik dalam formasi 4-4-1-1. Sejak pertengahan Januari 2016 mereka berada di posisi pertama dan berhasil menutup kompetisi dengan menjadi juara liga untuk pertama kalinya.

  1. Aguerooooooo…. (2012)

 

Musim 2011/2012, Liga Inggris harus dibawa hingga pertandingan terakhir untuk menentukan siapa yang menjadi juara diantara Manchester United melawan Manchester City yang sama-sama mengoleksi 86 poin.

United mengalahkan Sunderland untuk membuat mereka sementara berada di pos pertama sementara Si Biru sedang tertinggal 1-2 di kandang dari QPR. Menit ke-90, Edin Dzeko menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Dalam sebuah serangan terakhir, tepatnya menit 93 detik 20, Sergio Aguero membobol gawang QPR yang disambut dengan histeria para pendukung Manchester City, sementara pendukung United yang hadir di kandang Sunderland hanya bisa ternganga menatap nasib kehilangan gelar secara dramatis.