foto: premierleague.com

Sulitkah menjadi seorang wasit? Jawabannya “Ya”, kalau Anda di negara yang informasinya kurang terbuka (di Indonesia misalnya). Kalau di Inggris, siapapun bisa menjadi wasit, asalkan ia sudah cukup umur dan mau mengikuti pendidikan. Namun, kalau pertanyaannya diubah menjadi “Sulitkah menjadi wasit Premier League?” Jawabannya sudah barang tentu, “Ya!”.

Di Inggris, prosedur untuk menjadi wasit tidaklah kelewat sulit. Pengumuman pendaftarannya ada di setiap asosiasi sepakbola tingkat county (wilayah geografis yang terdiri dari sejumlah kota dan kabupaten seperti provinsi di Indonesia). Asalkan orang tersebut –laki-laki–  atau perempuan, telah berusia 14 tahun, ia terbuka untuk mendaftar menjadi seorang wasit.

Di Inggris, setiap wasit memiliki tingkatannya tersendiri. Untuk wasit yang lulus di ujian tingkat county, mereka baru bisa memimpin pertandingan U-15. Sementara itu, untuk bisa menjadi wasit di tingkat liga yang dinaungi FA, mereka perlu mengambil tes ke tingkat yang lebih tinggi.

Untuk menjadi wasit Premier League, setidaknya ada sembilan tingkatan yang mesti dilewati. Itupun tidak secara pasti. Setelah mencapai tingkat kesembilan, Anda hanya bisa memimpin pertandingan tingkat Football League. Lantas bagaimana caranya memimpin pertandingan di Premier League?

Mengenal PGMOL

pgmol

Premier League bukanlah kompetisi yang diatur oleh Federasi Sepakbola Inggris, FA, melainkan oleh operator yang terdiri dari 20 kesebelasan yang berlaga di Premier League. Ini membuat Premier League memiliki banyak kemudahan dalam mengambil keputusan tanpa perlu takut diintervensi oleh FA.

Terkait soal wasit, ada badan tersendiri yang mengaturnya, yakni Professional Game Match Official Limited (PGMOL). Badan ini tidak menginduk pada FA maupun Premier League. Namun, tugasnya jelas: mengelola wasit.

Wasit yang berada di tingkat teratas diseleksi lagi oleh PGMOL. Mereka yang terbaik akan dikelompokkan ke dalam kategori “Select Group Referees”. Mereka-mereka inilah yang terpilih untuk memimpin pertandingan di Premier League.

Berbeda dengan wasit kebanyakan di kompetisi top Eropa lainnya, wasit Premier League dikontrak secara full-time; bahkan asisten wasit pun mendapatkan kontrak serupa. Sementara itu, wasit di La Liga Spanyol mesti memiliki pekerjaan lain agar bisa “hidup” dari profesi sebagai wasit.

Untuk meningkatkan dan menjaga kualitas wasit di Premier League, PGMOL melakukan program yang berlangsung secara konstan. Setiap dua kali dalam sebulan, para wasit dikumpulkan dalam “training camp”, tempat di mana mereka melakukan peningkatan fisik dan teknis pertandingan.

Selain itu, setiap pertandingan usai, selalu ada evaluasi dari para mantan wasit senior lewat analisis video. Setiap keputusan wasit akan dinilai terkait akurasi, konsistensi, dan bagaimana cara mereka menangani sebuah pertandingan.

Hebat, bukan?

Tingginya Standardisasi Wasit

offside-ref

Hingga saat ini, baru teknologi garis gawang yang diterapkan untuk membantu wasit dalam menentukan keputusan. Premier League menjadi salah satu kompetisi yang telah menerapkan teknologi mahal tersebut. Namun, tetap saja mayoritas keputusan ada di kepala wasit.

Ini yang membuat wasit menjadi sosok paling penting di atas lapangan. Gajinya tak seberapa, tapi ia dituntut menjadi yang paling bijaksana. Berdasarkan data 2014, wasit Premier League bisa mendapatkan pemasukan hingga 70 ribu paun atau sekitar 1,1 miliar rupiah. Apabila dibedah secara spesifik, wasit Premier League mendapatkan gaji pokok 38 ribu paun setahun, dengan match fee senilai 1150 paun perpertandingan.

Angka di atas dipastikan naik terutama pada musim ini, saat uang dari penjualan hak siar meningkat secara drastis. Namun, tetap saja. di atas lapangan, wasit adalah sosok dengan gaji paling rendah di antara semua pemain di Premier League.

Perbandingannya seperti ini. Paul Pogba digaji 290 ribu paun, sementara wasit 70 ribu paun. Bedanya, Pogba digaji perminggu, sementara 70 ribu paun adalah total yang diterima wasit selama setahun. Di sisi lain, rata-rata gaji pemain di Premier League mencapai 40 ribu paun pertahun!

Dengan gaji yang sulit untuk dibandingkan itu, tugas wasit amatlah berat. Ia mesti memutuskan sebuah kejadian di lapangan hanya sepersekian detik. Pun halnya dengan asisten wasit. Saat memutuskan offside atau tidak, matanya harus bisa memerhatikan dua objek sekaligus: momen saat bola diumpan, dengan posisi pemain kedua paling belakang!

Sialnya, wasit tidak dibekali dengan sesuatu bernama “replay”, yang biasanya memanjakan mata para penggemar di rumah. Di atas lapangan, wasit hanya melihat kejadian sekali dan saat itu juga mesti langsung memutuskan. Mereka tak dimanjakan dengan tayangan ulang apalagi tayangan lambat!

Sejumlah program yang dijalankan oleh PGMOL membuat wasit terus belajar atas setiap hal yang telah mereka putuskan. Wasit dituntut untuk terus memperbaiki diri sehingga bisa meminimalisasi kesalahan dan membuat keputusan yang tepat.

Soal Integritas

respect-dutchreferee

Setiap pertandingan usai, selalu ada evaluasi yang diberikan kepada para wasit. Kalau mereka banyak membuat kesalahan, kemungkinan besar mereka hanya akan memimpin pertandingan dengan jumlah yang lebih sedikit. Kemungkinan terburuknya tentu dibuang dari “Select Group Referee” yang membuat mereka tak bisa memimpin lagi Premier League, ditambah tidak mendapatkan kontrak secara fulltime.

Ini yang membuat integritas wasit di Premier League tak perlu dipertanyakan lagi, seperti halnya penggemar Liverpool yang mempertanyakan ditunjuknya wasit asal Bolton untuk memimpin North West Derby pada Senin (17/10) mendatang.

Di Premier League integritas wasit dipertaruhkan. Kesalahan dalam memberikan keputusan akan mencoreng, bukan hanya karier si wasit, tapi juga Premier League sebagai kompetisi dengan nilai hak siar terbesar di dunia.

Wasit menjadi representasi dari bagaimana keadilan ditegakkan di atas lapangan. Semua elemen dalam sebuah pertandingan mesti percaya dengan integritas seorang wasit. Pasalnya, tanpa kehadiran seorang wasit, 22 pemain di atas lapangan mungkin sekadar berlari, dan saat mereka tak sepakat, mereka akan berakhir dengan berkelahi.