foto: bestfootballers.com

Zinedine Zidane, pesepakbola legendaris dengan segudang prestasi itu ternyata pemalu. Pertemuannya dengan Veronique Fernandez pada 1988 dapat dikatakan sebagai sebuah keajaiban. Zidane bermain untuk sebuah kesebelasan kecil bermana Cannes kala itu. Mereka berada di satu lingkungan dan telah berpapasan puluhan kali sebelum Zidane memberanikan diri untuk menyapa. Hingga akhirnya mereka memiliki hubungan dan menikah.

Perempuan asal Spanyol tersebut adalah seorang penari. Meskipun ia adalah istri dari salah satu pemain sepakbola terbaik yang sebenarnya tanpa bekerja pun ia dapat tetap hidup, ia tetap menggeluti dunia tari-menari. Veronique sangat ingin mengajarkan seni tersebut kepada anak perempuannya. Namun sayangnya, tidak satupun dari keempat anaknya seorang perempuan. Mereka semua laki-laki dan tidak aneh, mereka semua adalah pemain sepakbola.

Keempat anak dari legenda sepakbola Prancis tersebut adalah Enzo, Luca, Theo, dan Elyaz. Mereka senang bermain sepakbola bersama ayahnya sejak kecil. Sangat beruntung tentunya empat anak tersebut terpilih menjadi anak yang dapat bermain sepakbola bersama pemenang Ballon D’or 1998 di halaman rumahnya sendiri. Mereka pun tumbuh dan menjadikan sepakbola sebagai tujuan hidupnya.

Enzo adalah anak sulung. Ia lahir di Bordeaux pada 24 Maret 1995. Pemberian namanya terinspirasi dari salah satu idola sang ayah sekaligus legenda Uruguay dengan 73 caps untuk tim nasional, Enzo Francescoli.

Enzo bergabung dengan akademi Real Madrid pada 2004. Sempat diundang untuk mengikuti latihan dengan tim utama pada 2011, Enzo kembali ke tim muda dan bergabung dengan Real Madrid Castilla pada November 2014. Setahun kemudian, ia menjabat sebagai kapten tim.

Berposisi sebagai gelandang serang seperti ayahnya, Enzo memiliki kemampuan olah bola yang mirip dengan ayahnya. Ia menjadi tulang punggung Real Madrid Castilla pada musim 2015-2016 dengan 38 kali tampil. Sebelum akhirnya, pada awal musim ini ia mencicipi debut dengan tim senior saat Madrid kalah 3-1 melawan PSG pada partai pra musim di Amerika.

Pemain 21 tahun ini kembali bermain pada pertandingan pra musim kala Madrid melibas Stade Reims 5-3. Ia berhasil membuktikan kapasitasnya dengan mencetak asis luar biasa setelah sempat mengelabui lawan dengan skill dribling yang mirip ayahnya.

Tiga tahun berselang, lahirlah anak kedua mereka yaitu Luca pada 13 Mei 1998. Luca yang lahir sehari sebelum ayahnya memenangkan Piala Dunia ini memilih kiper sebagai posisinya di sepakbola. “Saya senang berada di bawah gawang ketika saya bermain sepakbola dengan saudara dan ayah saya ketika kecil”, ujar Luca.

Luca digadang-gadang akan menjadi kiper masa depan Real Madrid. Sekarang, ia tengah membela Real Madrid Castilla di umurnya yang ke 19 ini. Di level timnas, Luca pernah menjuarai UEFA European U-17 Championship 2015 di Bulgaria bersama Prancis. Kontribusi besarnya adalah ketika menepis tiga penalti di babak semifinal melawan Belgia. Ia juga menjadi bagian dari skuat Les Blues di ajang FIFA U-17 World Cup 2015 Cili.

Pemain yang menjadikan Manuel Neuer sebagai idola ini memiliki determinasi tinggi. Ia meminta pelatihnya untuk mengambil tendangan penalti di laga semifinal UEFA European U-17 Championship 2015 meskipun tendangan panenkanya gagal. Ia sangat ingin berkontribusi bagi timnya.

Pada 18 Mei 2002, Theo lahir. Ia juga tumbuh sebagai pesepakbola. Pemain yang berumur 14 tahun ini berposisi sebagai gelandang serang. Ia masih berada di Real Madrid usia muda, tapi ia memiliki banyak waktu untuk berkembang dan membuktikan bahwa ia bisa mencapai level ayahnya.

Perkembangan Theo dapat dikatakan baik. Ia membela Real Madrid U13 dan menjadi top skor turnamen usia muda XIX Torneo Internacional La Liga Promises. Theo juga pernah beberapa kali mencetak gol berkelas saat membela Real Madrid usia muda.

Tiga tahun kemudian, lahirlah anak bungsu mereka yang bernama Elyaz pada 26 Desember 2006. Sama seperti kakak-kakaknya, ia juga bermain sepakbola dan berposisi sebagai gelandang serang. Elyaz juga bergabung dengan Real Madrid U11 pada 2013.

Meskipun masih terlalu dini untuk menilai pemain berusia 9 tahun ini, ia memiliki prospek yang cerah. Theo memiliki visi bermain yang baik dan akan terus berkembang untuk mengikuti jejak ayahnya sebagai pemain kelas dunia.

Menggeluti sepakbola dari usia dini adalah permulaan yang baik. Mereka memiliki bakat dan digadang-gadang akan menjadi pemain penting bagi Real Madrid dimana ayahnya adalah seorang manajer disana. Real Madrid juga memilki fasilitas latihan yang baik untuk meningkatkan kemampuan. Satu keuntungan lagi yang tidak boleh dilupakan, mereka memiliki role model seorang Zinedine Zidane.

Namun, tidak mudah memang bagi mereka berempat untuk dapat mencapai level ayahnya. Apalagi, mereka berada dibawah tekanan dengan label sebagai anak seorang Zinedine Zidane. Dan jika mereka mampu menembus skuad utama kelak, pertanyaan juga muncul apakah mereka benar-benar berkualitas atau hanya sekedear nepotisme.

Tidak mudah menjadi pesepakbola dengan status sebagai anak pemain kelas dunia. Media dan fans akan memberikan ekspektasi tinggi berharap mereka akan menyamai prestasi ayahnya. Beban tersebut seharusnya dapat menjadi motivasi lebih untuk berkembang dan sukses memenuhi ekspektasi orang banyak.

Namun ada pula yang gagal memikul beban tersebut dan mengecewakan banyak pihak. Anak dari Johan Cruyff, Diego Maradona, dan Pele yaitu Jordan, Diego Sinagra, dan Edinho adalah contoh pemain yang gagal dalam mengubah ekspektasi tersebut menjadi prestasi.

Tapi asumsikan mereka berkembang dengan baik. Dapat dibayangkan ketika mereka menjadi bagian skuad utama Real Madrid pada 2028 kelak saat Enzo sudah menjadi pemain berpengalaman di umur 33 dan Elyaz menjadi rising star di umur 21, dengan Luca dan Theo yang sedang berada pada umur emas pemain sepakbola. Asumsikan pula sang ayah tetap menjabat menjadi arsitek Real Madrid dan sudah memilki banyak pengalaman sebagai pelatih. Itu akan menjadi fenomena yang sangat langka dalam sejarah sepakbola.

Dan jika menjadi kenyataan, maka akan ada lima Zidane di Los Blancos dan itu akan menjadi dinasti terbaik sepakbola yang pernah ada!