Lengkap sudah kontestan Premier League musim 2017/2018 mendatang. Huddersfield Town menjadi kesebelasan terakhir yang merebut tiket promosi untuk musim depan. Kepastian ini didapat setelah The Terriers mengalahkan Reading 4-3 di babak final play-off melalui adu penalti. Ini merupakan pertama kalinya Huddersfield bermain di Premier League setelah terakhir kali melakukannya pada musim 1971/1972.

Minus Dua dan Adu Penalti

Perjalanan Huddersfield di musim ini terbilang unik. Sejak awal musim, kesebelasan yang bermarkas di Kirklees Stadium ini hanya sekali terlempar dari posisi enam besar. Bahkan, mereka sempat delapan kali merasakan posisi pertama. Akan tetapi sejak 17 Maret lalu, mereka hanya mampu meraih tiga kemenangan dan enam kekalahan jelang akhir musim.

Kesebelasan milik David Hoyle ini kemudian finis di posisi kelima di bawah Sheffield Wednesday. Menariknya, mereka menutup musim dengan selisih gol minus dua. Jumlah yang terbilang cukup sedikit untuk kesebelasan yang mengakhiri musim di pos lima teratas. Bahkan angka mencetak gol mereka jauh lebih buruk ketimbang Nottingham Forest yang finis di posisi ke-21.

Bahkan ketika memasuki babak play off, kesebelasan yang pernah menjuarai Liga Inggris tiga kali beruntun ini hanya mencetak satu gol. Itupun dibuat melalui gol bunuh diri ketika mereka jumpa Sheffield Wednesday di semifinal. Sang penjaga gawang mereka, Danny Ward menjadi pahlawan kala itu setelah menggagalkan dua penalti Sheffield.

Penjaga gawang pinjaman Liverpool tersebut kembali menjadi pahlawan setelah di partai puncak ia menggagalkan penalti dari Jordan Obita. Pinalti Chrisoper Schindler kemudian menjadi penegas keberhasilan Huddersfield meraih tiket promosi musim depan.

Mematahkan Prediksi Ian Holloway

Beberapa saat pasca keberhasilan meraih tiket promosi, Elias Kachunga dkk., menyanyikan chant berbunyi “There’s only one Ian Holloway” di ruang ganti stadion Wembley. Akan tetapi nyanyian tersebut bernada sarkastik mengingat Holloway bukanlah manajer dari Huddersfield. Lantas apa maksud dari para pemain Huddersfield menyanyikan chant tersebut.

Di awal musim 2016/2017, Holloway yang kala itu masih menganggur sehabis dipecat Millwall, berkesempatan menjadi pundit untuk Sky Sports. Kala itu mantan manajer Blackpool tersebut memprediksi bahwa Huddersfield akan menjadi kesebelasan yang akan terdegradasi di akhir musim dan finis di posisi ke 23.

“Saya tidak melihat kemajuan apapun dari klub ini sejak musim lalu. David Wagner (manajer Huddersfield) bukan manajer berpengalaman dan jika hasilnya berbalik, maka mereka mungkin akan berjuang untuk melawannya,” ujar Ian Holloway kala itu.

Ucapan pria yang sekarang menukangi Queens Park Rangers tersebut sebenarnya cukup beralasan mengingat Huddersfield bukanlah kesebelasan yang tergolong kuat di divisi Championship. Sejak kembali dari League One pada musim 2012/2013, prestasi terbaik mereka hanyalah finis di posisi ke-16 pada musim 2014/2015. Bahkan di musim lalu mereka sempat berada di posisi kedua terbawah dan tiga kali melakukan pergantian manajer. Tak ayal, Wagner tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan karena berhasil mematahkan ucapan Holloway.

“Sebelumnya untuk Holloway saya berharap yang terbaik untuknya di musim depan. Saya tahu banyak pengamat yang skeptic terhadap kami sebelum musim dimulai. Saya pikir ketika Natal saya merasa bahwa ada kesempatan untuk melaju (promosi) melalui play-off. Dan saya pikir para pemain kami layak mendapatkannya,” tutur Wagner.

Sekilas tentang Wagner, manajer berusia 45 tahun ini merupakan mantan manajer Borussia Dortmund II. Ia bahkan sempat digadang-gadang sebagai penerus Jurgen Klopp sebelum akhirnya Dortmund memilih Tomas Tuchel. Pendekatannya dalam melatih pun terbilang unik dimana ia sempat membawa para pemainnya (di Huddersfield) untuk tinggal di sebuah pulau kecil di Swedia jelang musim 2016/2017 dimulai.

Pernah Diperkuat Legenda Thailand

Fakta menarik dari pemenang piala FA 1922 ini adalah klub ini pernah diperkuat oleh legenda sepakbola Thailand, Kiatisuk Senamuang. Zico (panggilan akrab dari Kiatisuk) direkrut dari klub Malaysia, Perlis, jelang musim 1999/2000. Perekrutan tersebut dilakukan langsung oleh mantan pemain United, Steve Bruce yang kala itu manajer dari Huddersfield. Akan tetapi Zico hanya bertahan semusim di klub tersebut tanpa mencatatkan satu penampilan.