Bagaimanapun, Ole Gunnar Solskjaer adalah seorang legenda Manchester United. Kontribusi golnya tak dapat diremehkan. Ia juga memiliki loyalitas tinggi untuk United yang membuat ia bertahan selama satu dekade lebih. Solskjaer dikenal bukan sebagai pemain utama di balik kesuksesan United. Bukan pemain yang menyabet predikat penampilan terbanyak. Tapi Solskjaer seorang yang bisa memecahkan kebuntuan di saat pemain utama tak bisa. Ia tak sedikit meninggalkan kenangan manis di memori fans United. Berikut adalah beberapa di antaranya.

Kartu Merah yang Menghasilkan Tepuk Tangan

Pada musm 1997/1998, pertemuan United dengan Newcastle United sangat di tunggu-tunggu mengingat pertandingan terebut krusial untuk menjaga asa meraih gelar Liga Primer. Arsenal saat itu memimpin klasmen dan jika United kalah, besar kemungkinan The Gunners akan keluar sebagai kampiun.

Newcastle unggul terlebih dahulu sebelum David Beckham menyamakan kedudukan. Namun satu poin tak cukup untuk membuat United berada dalam perebutan gelar juara. Solskjaer masuk pada menit ke-80 dengan harapan akan memecah kebuntuan dan membawa United menang. Tapi kontribusinya untuk United bukan dalam bentuk gol saat itu.

Dua menit jelang laga usai, United benar-benar mengincar gol. United hanya meninggalkan satu pemain di middle third saat itu. Namun petaka hadir ketika umpan silang Beckham berhasil disapu dengan baik dan jatuh ke kaki Robert Lee yang berhasil lolos dan berhadapan satu lawan satu dengan kiper. Solskjaer adalah pemain yang paling dekat dengan Lee saat itu. Ia berlari kencang dan menjatuhkan Lee dengan sengaja di luar kotak penalti.

Kartu merah jelas diberikan wasit kepada Solskjaer. Namun ia mendapat tepuk tangan saat berjalan menuju ruang ganti United. Pelanggaran tersebut adalah bentuk loyalitas, ia tidak mempermasalahkan absen pada beberapa pertandingan selanjutnya, karena yang terpenting adalah tim.

Gol Kemenangan Melawan Liverpool

Pada musim 1998-1999, fans United harus berterima kasih kepada Solskjaer yang menjaga harapan agar United bisa meraih treble musim itu. United harus berhadapan dengan Liverpool di Anfield pada babak keempat Piala FA.

The Reds mampu unggul lewat Michael Owen sebelum Dwight Yorke berhasil membuat skor seimbang. Solskjaer kemudian dimasukan tak lama sebelum pertandingan usai dan babak replay sepertinya tak dapat terelakan. Tapi semua benar-benar berubah karena Solskjaer.

Berawal dari umpan jauh Jaap Stam yang tak dapat dihalau dengan baik oleh bek Liverpool, Paul Scholes menerima bola di dalam kotak penalti dan mengumpan ke Solskjaer. Tak banyak memainkan bola, Solskjaer langsung melepaskan tembakan mendatar yang tak dapat diselamatakan oleh David James. United akhirnya berhasil menang dan sukses meraih treble pada akhir musim.

Mencetak Empat Gol Dalam 10 Menit Terakhir

Solskjaer boleh saja berwajah seperti bayi, namun kiper lawan tak dapat melihatnya seperti bayi. Solskjaer adalah sosok yang sangat menyeramkan bagi kiper lawan. Dave Beasant, kiper Nottingham Forest merasakan hal tersebut ketika gawangnya dibobol empat kali hanya dalam kurun waktu 10 menit pada Februari 1999.

Kala itu, United berhasil unggul 2-1 pada babak pertama. Babak kedua juga United awali dengan baik, dua gol berhasil diciptakan tak sampai setengah jam setelah turun minum. Melihat tiga poin mutlak United dapatkan, Ferguson menarik Andy Cole dan memasukan Solskjaer pada menit ke-71.

Ferguson tak berharap apa-apa paa Solskjaer saat itu, ia hanya berharap Solskjaer tidak melakukan blunder. Tapi fans United benar-benar dibuat tercengang setelah Solskjaer mampu membuat skor menjadi 8-1 hanya dalam 10 menit setelah gol pertama ia cetak pada menit ke-80.

“Itu adalah pertandingan pertama Steve McLaren sebagai asisten manajer dan Jim Ryan, pelatih tim utama. Saya memiliki kesempatan untuk membuktikan diri pada asisten manajer yang baru, saya tidak akan pernah hanya akan menahan bola. Bisa mencetak empat gol sangatlah istimewa,” ujar Solskjaer.

Gol Setelah Cedera Lama yang Diderita

Solskjaer mengalami cedera serius pada awal musim 2003-2004 yang membuatnya absen pada banyak pertandingan tiga musim setelahnya. Ia hanya tampil 24 kali di periode itu. Bahkan Solskjaer tak dapat merumput sekalipun pada musim 2004/2005.

Pada akhir tahun 2005, Solskjaer akhirnya kembali bermain setelah 18 bulan tidak bermain. Ia masuk pada 10 menit akhir pertandingan. Solskjaer sontak mendapat tepuk tangan meriah ketika masuk dan fans tentu berharap ia akan mencetak gol saat dimainkan sebagai pemain pengganti, sama seperti Solskjaer yand dulu.

Benar saja, berawal dari Cristiano Ronaldo yang berhasil melihat pergerakan Louis Saha di sisi kanan pertahanan Charlton Athletic. Saha melepaskan umpan silang yang tak dapat dihalau bek Charlton. Solskjaer yang berdiri di tiang jauh menyambut umpan itu dan menceploskannya ke gawang Charlton.

 

Gol Kemenangan Pemberi Gelar Treble

Tampaknya gol ini adalah gol terbaikya dalam 126 gol yang berhasil ia ciptakan untu United. Bukan karena gol tersebut indah, tapi karena gol tersebut memastikan United meraih treble musim 1998-1999. Gol ini jugalah yang memantaskan Solskjaer sebagai legenda Manchester United. Solskjaer berhasil menyelesaikan comeback fenomenal United di final Liga Champions melawan Bayern Munchen.

Pada final yang berlangsung di Barcelona itu, United tertinggal dahulu sebelum Tedy Sheringham mencetak gol penyaama kedudukan pada menit ke-90. Solskjaer kemudian masuk menggantikan Andy Cole dan mencoba untuk memenangkan laga.

Sepak pojok Beckham disambut dengan tandukan Sheringham ke tiang jauh yang tidak menemui sasaran. Namun Solskjaer yang berada di tiang jauh membelokan bola dan melesatkannya ke gawan Munchen. Sebuah gol yang mengantarkan United meraih trofi prestisius, Liga Champions.

“Saya membuat ligamen saya tertarik saat meluncur dengan lutut ketika merayakan gol itu dan harus absen beberapa pertandingan untuk Norwegia selama musim panas itu karenanya, tapi ini semua sangat layak,” ungkap Solskjaer ketika ditanya seputar gol itu.