Pada musim dingin 2004, Manchester United mencoba untuk mencari striker baru untuk memperkuat lini depannya yan hanya bergantung kepada Ruud van Nistelrooy. Meski memiliki striker lain macam David Bellion, Ole Solskjaer, dan Diego Forlan, namun mereka kerap tidak konsisten karena cedera. Pilihan kemudian jatuh kepada bomber Prancis milik Fulham, Louis Saha.

Sudah lama Fergie kepincut dengan bomber Prancis tersebut. Tiga tahun lalu, saat United bertemu Fulham, Saha mencetak dua gol di Old Trafford. Bomber berkulit hitam ini juga mengaku ingin bermain di United. Maka dari itu ketika ia mengetahui Setan Merah menginginkan dia, Saha tidak segan-segan untuk meminta dirinya agar dijual.

“Ketika saya mengetahui mereka (United) menginginkan saya, saya sampai harus bersitegang dengan Fulham karena mereka berusaha untuk meraih untung yang besar. Hal itu yang membuat saya melibatkan diri dalam transfer tersebut,” ujarnya kepada Inside United.

Saha yang berulang tahun ke-39 pada 8 Agustus ini hijrah ke Manchester dengan nilai 12,4 juta pounds. Dirinya dicap sebagai pengkhianat oleh suporter Fulham. Namun dalam debutnya bersama United, pemain kelahiran Paris ini membuktikan kalau dia layak berada di klub yang lebih besar. Ia mencetak satu gol dengan tendangan bebas dalam kemenangan 3-2 melawan Southampton.

Disemprot Fergie Meski Cetak Dua Gol

Akan tetapi Saha mulai merasakan bahwa ekpektasi bermain di United berbeda dengan saat dia masih di Fulham. Ketika melawan Everton sepekan kemudian, Saha mencetak dua gol dan membawa United unggul 3-0 di babak pertama. Saha yang merasa puas dengan dua gol tiba-tiba tersadar ketika di ruang ganti ia terkena semprotan hair dryer dari Fergie.

“Saya berjalan sangat santai karena kami sudah unggul 3-0. Namun begitu saya duduk tiba-tiba terdengan suara keras tepat di telinga saya. Dia (Sir Alex) membuat saya tuli. Dia tiba-tiba menggila dan seketika saya tersadar bahwa ia tidak bahagia karena kami hanya bisa unggul tiga gol. Dia menginginkan lebih,” ujarnya kepada Telegraph.

Apa yang dirasakan Fergie benar-benar terjadi di babak kedua. Everton mengejar dan mengubah skor menjadi sama 3-3. United akhirnya meraih kemenangan ketika di menit terakhir Ruud van Nistelrooy mencetak gol.

Ia menambahkan, “Dia marah dan mengingatkan saya karena banyak membuang peluang dan mengingatkan saya bahwa ini (bermain di United) adalah level yang paling tinggi. Dan benar saja dalam 45 menit mereka menyamakan kedudukan 3-3. Beruntung Van Nistelrooy membantu saya lolos dari mimpi buruk itu.”

Kehilangan Dua Pertandingan Final

Sayangnya nasib Saha di Manchester kerap kali tidak beruntung. Ia tidak pernah merasakan nikmatnya mencicipi pertandingan final. Ketika teman-temannya berpesta menjuarai piala FA 2004, ia hanya duduk dari jauh karena terkena aturan Cup Tied di mana ia sudah bermain di kompetisi tersebut bersama Fulham.

Dua musim berselang, Saha turun di partai final pertamanya. Akan tetapi pertandingan akbar tersebut hanya sebatas final Piala Liga melawan Wigan Athletic. Beberapa bulan setelahnya, pemilik empat gol timnas Prancis ini berpeluang bermain di final Piala Dunia bersama Les Blues. Sayangnya ia terkena kartu kuning di partai semifinal melawan Portugal sehingga ia terkena akumulasi kartu.

Yang paling menyedihkan bagi Saha tentu saja ketika dia kehilangan kesempatan untuk tampil di final Liga Champions pada tahun 2008. Ia harus absen dalam pertandingan tersebut karena mengalami cedera. Sesuatu yang membuat Saha menangis sebagai pesepakbola.

“Tidak bermain di final Liga Champions sangat mengecewakan. Berpekan-pekan sebelumnya saya menjadi starter dan menyanyikan lagu liga Champions. Namun lima-enam hari sebelum laga, cedera memaksa saya untuk tidak turun melawan Chelsea. Saya menangis karena sepak bola saat itu. Saya bertingkah layaknya bocah.”

***

Selepas final Liga Champions, Saha pun menyadari bahwa ia tidak akan bisa kembali ke level permainan terbaiknya bersama United. Musim panas 2008 ia hijrah ke Everton setelah mencetak 42 gol dalam 124 laga. Bersama United, Saha mengumpulkan empat gelar termasuk dua gelar Premier League. Selepas pensiun pada 2013, Saha disibukkan dengan pekerjaan sebagai pemilik perusahaan Axis Stars.

Joyeux anniversaire, Louis!