foto: fansided.com

Juan Sebastian Veron diboyong dari Lazio pada 2001 dengan nilai transfer 28,1 juta pounds. Angka itu memecahkan rekor transfer Britania Raya kala itu. Kehadirannya saat itu pun disebut-sebut akan memperkaya lini tengah United dan akan menggantikan salah satu di antara Roy Keane atau Paul Scholes.

Sayangnya saat itu Veron sebenarnya bukanlah target utama Fergie. Dalam autobiografinya, Fergie mengungkapkan bahwa Patrick Vieira-lah incaran utama United. Namun pemain yang kerap berseteru dengan Roy Keane tersebut memilih bertahan bersama Arsenal.

Musim pertama dari “Si Penyihir Kecil” bisa dikatakan berjalan cukup baik. Sebanyak 40 caps dan 5 gol menjadi pembuktian dari mantan pemain Lazio ini. Akan tetapi permainannya saat itu belum bisa membawa United meraih gelar. United bahkan tersingkir secara menyakitkan di Liga Champions karena tidak bisa bersaing dengan klub sekelas Bayer Leverkusen.

Hal yang tidak jauh berbeda pun dialami Veron di musim keduanya. Jumlah permainannya meningkat menjadi 42 angka. Jumlah golnya pun bertambah menjadi enam. Gol yang diciptakannya saat itu juga terbilang penting. Salah satunya adalah ketika ia membobol gawang Arsenal di Old Trafford.

Akan tetapi hanya dua musim itu saja kiprah Veron terlihat di kota Manchester. Veron dijual semusim berselang kepada Chelsea dan menjadi bagian dalam proyek mega-nya Roman Abramovic. Selain itu bermunculan berita-berita yang membuat mengapa seorang Juan Sebastian Veron hanya bertahan dua musim di Old Trafford.

Bikin Pusing Sir Alex

Kedatangan Veron ternyata saat itu justru membuat Sir Alex Ferguson menjadi pusing menentukan cara bermain United. Ia berkali-kali mengubah formasi dari 4-4-2 menjadi 4-2-3-1 hanya untuk mengakomodasi seorang Veron. Dalam buku My Autobiography Fergie menuliskan betapa pusingnya dia menentukan di mana Veron dapat bermain. Mantan pemain Parma ini disebut-sebut suka keluar dari posisi dimana dia ditempatkan. Bahkan mantan manajer Aberdeen ini mengungkapkan jikapun ia memiliki Veron selama 100 tahun, ia tetap tidak tahu posisi apa yang pantas untuk Veron

“Masalahnya? Kami tidak dapat menempatkan dia di posisi yang tepat. Jika kami mainkan sebagai gelandang dia akan berubah menjadi gelandang serang, sayap kiri dan sayap kanan. Kami sulit memasang dia bersama Keane dan Scholes berbarengan. Veron bermain bagus di Lazio sebagai jangkar. Tapi di sini ia seperti burung yang terbang kemana-mana,” tulis Fergie.

Meski begitu Fergie lah sosok yang sering membela pemain kelahiran 1975 ini dari serangan para wartawan. Saat ia disebut-sebut performanya cenderung menurun terutama di paruh kedua musim 2001/2002, Fergie menggertak para wartawan sembari mengatakan, “Veron is a f****ng great player and you’re all f****ng idiot.”

Karena Bahasa

Anak dari Juan Ramos Veron ini juga bermasalah dengan kendala berbahasa Inggris. Itulah yang mungkin membuatnya gagal beradaptasi dengan baik di Inggris. Fergie menyebutkan bahwa pemain-pemain Argentina atau Amerika Latin secara keseluruhan tidak pernah mau mencoba untuk belajar bahasa Inggris. Carlos Tevez adalah salah satu contoh pemain yang lama bermain di Inggris namun tidak pernah berbicara bahasa Inggris.

Apa yang diungkapkan Fergie terkait Veron di dalam bukunya tersebut seakan membantah persepsi publik yang menyebut-nyebut pemain kelahiran La Plata terlibat pertengkaran dengan Roy Keane setelah ia membuat kesalahan saat melawan Middlesbrough.

“Ada desas-desus bahwa ia terlibat pertengkaran dengan pemain lain. Tapi saya pikir ia tidak berbuat seperti itu, karena salah satunya ia jarang berbicara dengan siapapun. Dia sendirian di ruang ganti dan tidak berbicara bahasa Inggris. Dia bukan anti sosial tapi dia bukan orang yang suka bicara banyak.”

Awal tahun 2017 Veron mengungkapkan alasan ia kesulitan beradaptasi dengan sepakbola Inggris. Ia mengatakan, “Itu (bermain di Inggris) adalah hal baru. Keluarga saya bahagia, saya pun bahagia. Yang berbeda adala aspek fisik. Latihan fisik adalah yang penting disini,” ujar Veron seperti dikutip Express.

Ia menambahkan, “Saya pindah dari negara yang melakukan pra musim dengan intens ke tempat yang dimana pertandingan sepakbola lah cara mereka berlatih. Di Inggris mereka selalu bermain kapanpun: Natal, Tahun Baru, nonstop.”

Pemain yang masuk daftar 125 pemain terbaik versi Pele ini juga mengungkapkan faktor cedera menjadi pengganggu kariernya di United. Dia merasa setelah Desember, ia selalu saja menemukan masalah di bagian tubuhnya. Saat itu, ia merasa berat untuk meninggalkan United.

“Saya seharusnya bertahan di Manchester. Istri saya meninggalkan Manchester dengan air mata. Kami pindah ke kota lain dan saya belum pernah melihat ia menangis karena pindah. Saya kemudian berbicara dengan Fergie dan dia berkata bahwa ia tidak bisa memberikan garansi posisi di dalam tim dan itu masuk akal bagi saya,” tutup Veron.

***

Banyak yang menilai bahwa Veron adalah bukti transfer gagal yang dilakukan oleh Fergie. Namanya selalu masuk di antara nama-nama macam Shevchenko, Brolin, Bebe, serta Eric Djemba-Djemba, sebagai transfer gagal di Liga Primer Inggris. Akan tetapi perlu dilihat juga bahwa gagalnya Veron beradaptasi di United dikarenakan situasi United yang memang saat itu sudah memiliki cukup banyak pemain di lini tengah. Hal itu ditambah dengan dengan budaya dan kultur sepakbola Inggris yang berbeda dengan di Italia atau Argentina.

Setelah menghabiskan beberapa musim bersama Chelsea lalu Inter Milan, ia kemudian meraih kesuksesan kembali bersama klub lamanya Estudiantes. Sempat memutuskan pensiun di tahun 2014, Veron pun kembali bermain untuk klub pertamanya tersebut.

Selamat ulang tahun, Juan Sebastian Veron!

 

Baca juga:

Bagian 1: Juan Sebastian Veron dan Tradisi Hijrah ke Berbagai Kesebelasan

Bagian 2: Juan Sebastian Veron dan Cerita-Cerita Menarik Lainnya