Perjalanan karir Gary Neville sebagai pemain memang patut diacungi jempol. Meski bukan bek kanan dengan teknik yang luar biasa seperti Dani Alves misalnya, Neville tetap menjadi pemain berkualitas berkat kemampuan mentalnya. Ia dikenal memiliki work-rate yang bagus, determinasi tinggi, kemampuan membaca situasi yang baik, dan kepemimpinannya yang tidak diragukan lagi.

Pemain yang berulang tahun ke-42 pada hari ini, 18 Februari, juga memiliki daya serang yang baik. Fans United pada masa itu tentu mengingat bagaimana ia bisa membantu David Beckham untuk melancarkan serangan dari sisi kanan. Neville mampu menggiring bola untuk memulai serangan. Jiwa kepemimpinan yang ia miliki berbuah kepercayaan Sir Alex Ferguson yang memberikan jabatan kapten kepadanya dari November 2005 hingga September 2010.

Berbagai prestasi juga ia ukir bersama Manchester United. Delapan gelar Liga Primer, dua Liga Champions, tiga FA Cup, serta segelintir trofi lainnya adalah bukti nyata dari pencapaian Neville. Berseragam United dari 1992 hingga 2011, Neville mencatatkan 602 penampilan dan tujuh gol. Label ‘one club man’ yang ada pada dirinya juga membuat fans United akan mengingat berbagai jasa pemain bernama lengkap Gary Alexander Neville ini.

Namun, roda kehidupan memang benar-benar berputar. Neville memiliki karier cemerlang saat menjadi pemain, tapi tidak saat menjadi pelatih. Karier kepelatihannya justru terbalik 180 derajat. Bahkan Neville pernah mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami masa terburuk dalam sepakbola ketika ia menjadi pelatih.

Pada 2 Desember 206, Neville secara resmi diperkenalkan oleh manajemen Valencia sebagai manajer barunya menggantikan Nuno Espirito Santo. Gary bergabung bersama adiknya, Phil, yang sempat menjadi caretaker sebelum Gary mengambil alih. Phil kembali menjadi staf kepelatihan Valencia.

Setelah bertahun-tahun pensiun sebagai pemain, akhirnya Neville kembali ke lapangan hijau sebagai orang yang terlibat langusng dalam pertandingan. Setelah sebelumnya ia menjadi analis sepakbola. Neville dikenal sebagai analis dalam acara Monday Night Football di Sky Sports bersama Jamie Carragher. Tapi sepak terjang Neville sebagai juru taktik harus selesai pada akhir Maret, atau hanya empat bulan.

Desember

Cobaan harus dihadapi Neville dalam awal kariernya, ia dikritik karena nekat menerima pinangan Valencia. Neville sama sekali belum memiliki pengalaman melatih, ia pernah menjadi asisten pelatih timnas Inggris dan masih bertuga ketika menjadi pelatih Valencia sekalipun. Lisensi pelatih A UEFA yang ia kantongi saat itu pun belum bisa menjadi jaminan. Ditambah dengan ketidakmampuan Neville dalam berbahasa Spanyol membuat ia sangat diragukan akan meraih sukses bersama Valencia.

Pertanyaan yang muncul tentu mengapa Valencia juga nekat menunjuk Neville yang tidak memiliki pengalaman itu. Alasannya adalah pemilik mereka, Peter Lim, yang sangat dekat dengan Class of 92 di mana Neville salah satu diantaranya. Pengusaha asal Singapura itu dikenal sebagai penggemar Manchester United. Ia bahkan mengeluarkan uangnya untuk membiayai Salford City, sebuah tim milik Class of 92.

Berbagai kritik pun muncul, salah satunya dari legenda Valencia sendiri, Santiago Canizares. “Neville memang seorang analis bola yang baik. Tapi, seorang analis yang baik belum tentu akan menjadi pelatih yang hebat. Valencia bukanlah tim percobaan, dan bukan pula tim bagi pelatih yang hanya mampir untuk belajar. Kami adalah tim besar di La Liga,” ujar pemain yang berposisi sebagai kiper itu.

Rekan setim Canizares, David Albelda, bahkan melontarkan kritik yang lebih pedas. Ia menganggap Neville datang dari liga yang miskin taktik dan pengalamannya yang memang nihil. “Neville datang dari liga yang sedikit menerapkan taktik dalam permainannya. Tim Liga Primer Inggris yang saya lihat di Liga Champions Eropa memiliki komunikasi antar pemain yang buruk. Belum lagi ditambah dengan pengalaman melatih dia yang masih minim. Saya menjadi ragu akan dirinya,” ujar Albelda.

Kritik-kritik tersebut pun terbukti pada bulan pertama Neville menjabat. Ia tak mampu menghadirkan satu pun kemenangan bagi Valencia. Los Che ditundukan Lyon di Mestalla pada pertandingan terakhir babak grup Liga Champions, yang membuat mereka finis di urutan ketiga dan terlempar ke Europa League. Dalam lima laga pada bulan Desember, Neville menelan dua kekalahan, dua hasil imbang, dan hanya sekali menang, itu pun hanya melawan tim divisi tiga, Barakaldo, pada ajang Copa Del Rey.

Januari

Awal tahun 2016 dimulai dengan hasil yang tidak terlalu mengecewakan. Valencia menahan imbang Real Madrid 2-2 di Mestalla lalu menghajar Granada 4-0 di Copa Del Rey empat hari berselang. Tapi peampilan Valencia di La Liga tak kunjung membaik. Dalam lima laga yang dimainkan, Neville masih belum mampu mengantarkan timnya meraih tiga poin dengan catatan tiga kali imbang dan dua kali kalah.

Kejadian yang cukup menyita perhatian hadir setelah Valencia ditahan imbang oleh Las Palmas di Copa Del Rey. Neville mencopot ban kapten dari tangan Daniel Parejo dan memberikannya ke Paco Alcacer. Meski Neville mengungkapkan bahwa Parejo menyepakati keputusan itu, namun tetap saja bukan keputusan yang tepat untuk mengganti kapten di tengah musim setelah belum genap dua bulan menjabat dan sedang dalam performa yang buruk.

“Saya bicarakan kepada Parejo dalam beberapa hari terakhir. Saya tidak punya masalah untuk melakukannya. Jika saya memiliki masalah dengan Parejo, dia tidak akan bermain. Kami merasa adalah hal yang lebih baik untuk membiarkannya bermain tanpa tekanan jabatan kapten,” ujar Neville.

Neville masih belum mampu mengangkat performa Valencia. Dalam Sembilan pertandingan di semua ajang, ia menelan dua kekalahan, empat hasil imbang, dan hanya tiga kemenangan. Lagi, kemenangan juga ia dapatkan di ajang Copa Del Rey.

Ini merupakan bagian pertama dari rangkaian tulisan tentang Gary Neville. Baca yang lainnya di sini:

Bagian 1: Pemain Hebat yang Gagal Menjadi Pelatih

Bagian 2: Periode Terburuk dalam Karier Sepakbola

Bagian 3: Si Tukang Tekel yang Keras Kepala

Bagian 4: Pembenci Scouser, Gagal Menjadi Manajer