Cerita perjalanan karir Fletcher memang tidak seindah pemain-pemain bintang United lainnya. Posisi Fletcher sebagai gelandang bertahan dan sifatnya yang tidak kontroversial juga tidak memberi banyak cerita. Namun ada beberapa cerita yang menarik dari Darren Fletcher.

Penyakit Radang Usus yang Mengerikan

Karir Fletcher sempat tersendat ketika ia di diagnosis mengidap penyakit radang usus yang kronis pada tahun 2008. Penyakit itu sangat membuat ia menderita. Berat badannya turun 19 kilogram. Dari semula 76 kilogram menjadi 57 kilogram. “Berat badan saya turun menjadi sekitar 57 kilogram. Luar biasa, karena saya tampak benar-benar langsing,” ucapnya.

Penderitaan lain yang dialami oleh Fletcher adalah ia tidak bisa lepas dari kamar mandi. Penyakit itu memang membuat ia harus banyak ke kamar mandi. Dalam sehari, ia bisa 30 kali bolak-balik ke kamar mandi. Kemana pun ia pergi, yang pertama terpikir olehnya adalah letak kamar mandi terdekat. Oleh karena itu, waktunya bersama keluarga sangat terganggu. Fletcher tidak bisa jalan-jalan bersama keluarganya, mengantar anaknya sekolah, atau sekadar menonton anaknya bermain sepakbola. Bahkan terkadang ia langsung menuju rumah sakit.

Meski begitu, ia masih mencoba untuk tetap mengikuti latihan bersama United. Ia memang menyembunyikannya dari banyak orang. Hanya Sir Alex Ferguson dan dokter klub yang mengetahui kondisi mengenaskan Fletcher. Rekan setimnya, bahkan keluarganya sekalipun tidak mengetahuinya. Fletcher enggan bercerita karena malu dengan penyakit yang dideritanya.

Fletcher memang sempat merahasiakan penyakitnya dari istrinya, Hayley. Ia merasa kondisinya sangat mengerikan dan awalnya ia tidak tega untuk menceritakannya. Hayley bisa sangat kaget mendengar kabar tersebut. Namun akhirnya Fletcher bercerita.

“Saya terlihat mengerikan. Saya menjadi emosional saat membicarakan hal itu. Saya bisa merasakannya dalam suara saya sekarang,” ujar Fletcher.

Fletcher sempat absen membela United pada akhir musim 2010/2011. Musim baru datang, ia sempat bermain beberapa kali bagi United sebelum pada Desember 2011, kabar ia mengidap penyakit radang usus tersebut mulai menyebar. Ia akhirnya mengumumkan akan rehat dari sepakbola dan fokus menyembuhkan penyakitnya.

Fletcher baru bermain pada 14 Agustus 2012 ketika United melawan Aberdeen. Pada pertandingan yang bertajuk testimoni Neil Simpson itu, ia masuk pada babak kedua dan dipercaya menjadi kapten tim. Pertandingan kompetitif pertamanya setelah masa penyembuhan datang saat Untied menghadapi Galatasaray di babak grup Liga Champions. Ia mendapat sambutan meriah saat itu.

Fletcher perlahan kembali bermain sepakbola. Namun ia masih belum dapat banyak bermain dan kondisinya yang belum benar-benar sembuh membuat ia kembali menjalani masa penyembuhan pada Januari 2013. Fletcher tidak bermain hingga akhir musim. Ia mendapat banyak dukungan saat itu. Termasuk Fergie yang bahkan menyebut nama Fletcher pada pidato perpisahannya Mei 2013 lalu.

“Paul (Scholes), aku berharap kamu menjalani masa pensiunmu dengan baik. Dan aku juga berdoa agar Darren Fletcher bisa segera kembali bermain untuk tim ini,” ujar Fergie.

Ia baru kembali pada Desember 2013 ketika masuk menggantikan Ryan Giggs pada pertandingan melawan Aston Villa. Tiga tahun setelah sembuh, ia bersedia berbagi kisahnya untuk memberi motivasi bagi orang-orang yang menderita penyakit yang sama. Di Inggris, ada sekitar 210 orang yang menderita penyakit radang usus. Cerita tersebut ia paparkan ketika mengobrol bersama anak-anak di unit Radang Usus Rumah Sakit Anak Royal Manchester.

“Saya berbicara pada mereka dan mereka memberitahu saya lebih mudah bagi mereka untuk menjelaskan pada teman-teman mereka di sekolah. Mereka bisa mengatakan saya punya penyakit yang sama seperti Darren Fletcher,” imbuh Fletcher.

“Dan faktanya saya telah melalui itu semua dan dapat kembali bermain sebagai pesepakbola profesional setelah menderita penyakit itu cukup lama. Saya pikir itu memberikan harapan pada orang-orang.”

Ia mencoba memberi solusi agar masih memiliki motivasi hidup. Baginya, sepakbola dapat memberi semangat dan bangkit dari keterpurukan. Ia menyatakan dirinya benar-benar paham bagaimana rasanya saat mengidap penyakit berat, dan dukungan yang diperlukan saat menderita penyakit tersebut.

“Saya memahami kekuatan sepak bola. Kekuatan nama seperti Manchester United. Itu sebabnya saya sekarang adalah duta untuk kegiatan amal bagi penderita radang usus. Karena saya tahu bagaimana sulitnya berurusan dengan penyakit itu dan saya akan melakukan apa yang bisa saya bantu.”

“Saya merasakan apa yang dirasakan anak-anak ini. Terkadang mereka kehilangan berat badan, tak ada warna di wajah mereka. Anda bisa lihat mereka menderita karena alasan penyakit yang memalukan dan mereka tak ingin membicarakannya,” ujarnya.

Tentang Fletcher dan Roy Keane

Pada Oktober 2005, United secara mengejutkan kalah atas Middlesbrough. Hasilnya adalah amarah Roy Keane yang meledak di ruang ganti. Ia memarahi banyak pemain United saat itu. Salah satunya adalah Fletcher yang kala itu baru berusia 21 tahun. Keane yang saat itu menjadi kapten United mengatakan, “Aku tidak mengerti mengapa orang-orang Skotlandia banyak membicarakan Fletcher.”

Kejadian itu sempat membuat keributan di tubuh United sendiri. Kamar ganti yang memanas membuat Fergie marah besar. Pintu keluar terbuka lebar bagi pemain asal Irlandia itu. Namun, Keane sendiri mengakui hal tersebut ia lakukan agar membuat Flethcer bermain lebih baik. Fletcher saat itu di gadang-gadang dapat meneruskan posisi Keane sebagai gelandang bertahan. Sehingga wajar jika Keane sangat menginginkan Fletcher untuk bermain baik. Keane kerap bersikap keras kepada Fletcher agar ia mampu berkembang maksimal.

Fletcher sendiri mengerti apa maksud Keane. Ia tidak jengkel dengan perlakuan Keane. Fletcher sendiri justru memuji Keane sebagai sosok yang luar biasa. “Saya melihat Roy bermain dan belajar darinya, saya sangat menyukainya. Dia adalah pemimpin yang luar biasa dan pemain hebat, sentuhan pertama terbaik yang pernah saya lihat,” uajr Fletcher

“Dia bersikap keras kepada saya tapi dia selalu adil. Jika dia berbicara kepada saya 10 kali, sembilan diantaranya adalah pujian. Jika saya terlambat, Roy mengingatkan saya. Jika operan saya tidak tepat juga ia mengingatkan saya.”

“Orang-orang mengingat cerita kontroversial dan ketika ia marah-marah. Tapi selain itu, ia membuat saya seperti ada di puncak dunia,” ucapnya. Tak dapat dipungkiri, didikan senior kepada penerusnya berpengaruh cukup besar. Salah satunya adalah yang terjadi pada Keane dan Fletcher.

Mengakhiri Rekor Tidak Terkalahkan Chelsea

Performa buruknya kala menghadapi Middlesbrough memang menuai berbagai kritik, tak hanya dari Keane. Tapi Fletcher mampu menjawab dengan gol yang ia lesatkan kala menghadapi Chelsea pada Oktober 2005. Spesialnya adalah gol tersebut menjadi gol yang mengakhiri rekor tak terkalahkan Chelsea selama 40 pertandingan. Fletcher sendiri tidak di prediksi akan mencetak gol dan memutus rekor Chelsea karena ada nama Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan Ruud van Nistelrooy yang lebih kompeten dalam urusan merobek jala gawang lawan.

Berawal dari pergerakan cantik Ronaldo di sisi kiri pertahan Chelsea. Pemain asal Portugal itu melepaskan umpan silang ke tiang jauh. Fletcher masuk ke kotak penalti The Blues dan menanduk bola tersebut ke tiang jauh yang tidak dapat dijangkau oleh Petr Cech.