Siapa tak kenal Cristiano Ronaldo? Pemain yang pernah menjadi pemain termahal dunia ini memang sangat dikenal banyak orang. Bahkan yang tidak pernah menonton pertandingan sepakbola sekalipun banyak yang mengetahui namanya. Ronaldo adalah megabintang, bukan hanya pemain sepakbola. Pemain asal Portugal itu merayakan ulang tahun ke-32-nya pada hari ini, 5 Februari.

Ronaldo dikenal sebagai pemain top dunia. Empat penghargaan Ballon d’Or menjadi bukti jelas kehebatan Ronaldo. Meski ia kerap di banding-bandingkan dengan Lionel Messi sebagai pemain terbaik dunia, perdebatan yang tampaknya tak akan usai hingga salah satu dari keduanya pensiun. Bagaimana pun juga, entah dia adalah nomor satu atau nomor dua, Ronaldo tetap pemain yang akan dikenang hingga puluhan tahun ke depan. Torehan gol, dribel memukau, dan kualitas fisik yang luar biasa adalah beberapa kelebihan yang ia miliki. Namun ia tidak dengan begitu saja mendapatkannya, Ronaldo harus melalui masa-masa sulit untuk bisa seperti sekarang.

Ingin Digugurkan

Ronaldo berasal dari keluarga yang tidak mampu. Mereka tinggal di sebuah daerah kecil bermana Madeira. Ayahnya, Jose Dinis Aveiro, adalah seorang tukang kebun yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai asisten perlengkapan kesebelasan sepakbola di daerah tempat tinggal mereka. Sementara itu, ibunya, Maria Dolores, adalah tukang masak. Masalah yang harus di hadapi Ronaldo bahkan hadir sebelum ia lahir.

Sebenarnya masalah tersebut bukan di hadapi langsung oleh Ronaldo, tapi oleh ibunya. Kondisi keluarga yang kurang baik membuat Maria pernah berpikir untuk menggugurkan Ronaldo. Namun keinginannya tidak terwujud karena dokter tidak menyetujuinya. Namun ia tetap berusaha menggugurkan kandungannya dengan caranya sendiri, yaitu dengan meminum bir hangat dan beraktivitas yang cukup berat.

Sepertinya Ronaldo memang harus di lahirkan. Tuhan berkehendak seperti itu. Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro lahir ke bumi sebagai anak terakhir dari pasangan Aveiro dan Maria. Nama Ronaldo terinspirasi dari aktor favorit ayahnya yang juga mantan presiden Amerika, Ronald Reagan.

Meski sempat terpikir untuk menggugurkan Ronaldo, Maria membesarkan Ronaldo dengan penuh kasih sayang. Maria juga sabar dalam menghadapi Ronaldo kecil. Ronaldo memang cukup bandel, ia tidak pernah ada di rumah sebelum jam sembilan malam karena bermain sepakbola di tempat ayahnya bekerja.

Ronaldo sendiri memang tumbuh dalam keadaan keluarga yang kurang mampu. Mereka tinggal di rumah yang hanya ada dua kamar dan atap yang terbuat dari timah. Ronaldo harus tidur bersama tiga kakanya. “Itu sangat sempit, tapi tak apa. Saya sangat dekat dengan kakak saya dan kami senang terus bersama. Semua orang di sekitar kami hidup dengan keadaan yang sama dan kami tetap bahagia,” ujar kapten timnas Portugal itu.

Ronaldo Si Cengeng

Langkah pertama Ronaldo menjadi pesepakbola adalah kala ia mulai bermain untuk Andorinha pada umur delapan, klub kecil dimana ayahnya bekerja di sana. Bakatnya langsung tercium. Ia juga di kenal sebagai pemain hebat oleh teman-temannya. Ricardo Santos, temannya ketika bermain untuk Andorinha mengungkapkan demikian.

“Kami delapan atau sembilan tahun saat itu. Yang saya ingat darinya adalah dia anak yang rendah hati. Dan ketika dia tidak dapat bola, dia menangis. Ketika temannya berkelahi, dia menangis. Tapi dia sudah menjadi pemain hebat. Kecepatannya di atas rata-rata, dia sudah mencetak banyak gol dan dia memiliki kemampuan dribel yang baik,” ujar Santos.

“Saya tak ingat persis, tapi Ronaldo hampir selalu mencetak gol untuk kami. Saya teringat salah satu partai, di mana kami bermain di Camara de Lobos. Kami unggul terlebih dahulu 3-0, kemudian Ronaldo harus keluar karena cedera dan kami pun mengakhiri laga dengan kekalahan 3-4.”

Ronaldo memang cengeng ketika kecil.  Seperti itulah yang di ungkapkan Santos. “Ronaldo sangat ingin menang. Ketika itu tidak terjadi, ia menangis. Sangat sering sehingga ia di juluki ‘crybaby’,” tambah Santos.

Ketika menginjak umur 10, Ronaldo yang semakin terlihat bakatnya, bergabung dengan klub Liga Portugal, Nacional. Ia kembali memukau orang dengan kemampuan luar biasanya. “Di Madeira, bakat luar biasa Ronaldo sudah sangat dikenal. Para pencari bakat dan orang-orang yang bekerja di klub ini memandangnya sebagai bakat sepakbola terbaik di Madeira. Dia memang masih sangat muda saat itu, tapi mereka bisa melihat dirinya punya sesuatu yang spesial,” ujar mantan pelatih tim junior Nacional, Pedro Talinhas.

Ronaldo hanya bertahan setahun di sana sebelum ia menjalani trial tiga hari bersama Sporting CP. Ia akhirnya bergabung dengan Sporting dengan mahar 1,500 paun. Ia kembali memperlihatkan kemampuan luar biasa. “Ketika dia memegang bola dia melewati dua atau tiga pemain. Pemain lain mengerubunginya setelah pertandingan usai, mereka tahu dia adalah anak yang spesial,” ujar Paulo Cardoso, pelatih pertama Ronaldo di Sporting Lisbon.

Ronaldo memang benar-benar maniak sepakbola, ia terus bermain sepakbola, bahkan hingga mengorbankan kegiatan akademisnya. Ronaldo memang tidak tertarik untuk terus bersekolah, yang ia inginkan hanya bermain sepakbola.

“Saya tidak tertarik dengan sekolah. Saya di keluarkan setelah saya melempar kursi ke guru,” ungkap Ronaldo. Ia memang pernah benar-benar melalukan itu. Ia melempar kursi ke arah gurunya yang tidak respek kepadanya. Meskipun kejadian ini negatif, tapi ternyata kejadian tersebut adalah titik balik bagi kehidupannya.

Akhirnya Ronaldo benar-benar fokus ke sepakbola pada umur 14. Beruntung, Ronaldo memiliki ibu yang mendukungnya. Maria tidak mempermasalahkan pilihan Ronaldo, ia justru mendukungnya dan terus berharap Ronaldo akan menjadi bintang sepakbola.

Ronaldo memang benar-benar menjadi pemain hebat sebelum ia memasuki karir profesional. Dia menjadi satu-satunya pemain Sporting yang bermain untuk tim U-16, U-17, U-18, tim B, dan tim utama dalam satu musim kompetisi. Ronaldo memang harus menghadapi berbagai rintangan yang sulit, namun kerja kerasnya selalu bisa mengalahkan rintangan tersebut. Itulah perjuangan Ronaldo, dan sisanya adalah sejarah.