Manajer legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, tidak pernah memercayai label “One-man team” kepada seorang pemain. Baginya, ide tersebut adalah omong kosong. Tapi, akhirnya ia menemukan pemain yang ternyata dapat mengubah pemikirannya itu. Dia adalah salah satu dari Magnificent 7, Bryan Robson.

Robson adalah salah satu legenda United. Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu membela Manchester Merah selama 13 tahun sejak 1981. Ia mencatatkan 461 penampilan dan 99 gol. Robson juga sukses mempersembahkan tiga titel liga, tiga Piala FA, tiga Charity Shield (sekarang menjadi Community Shield), satu European Cup Winner’s Cup, dan satu European Super Cup. Bersama timnas Inggris, Robson mencatatkan 90 penampilan dengan 26 gol. Pemain yang dijuluki Captain Marvel itu memang fenomenal.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa Robson berperan lebih dari pemain lain di atas lapangan, bagaimanapun juga dia luar biasa. Sewaktu saya datang (menjadi manajer di United), ada sebuah perasaan di mana kemenangan atau kekalahan benar-benar tergantung apakah ia bermain atau tidak,” ujar Ferguson di autobiografinya “Managing My Life”.

Ferguson memang memujinya setinggi langit. “Hal yang mustahil bagi manajer manapun untuk menolak berpikir bahwa Robbo adalah pahlawan. Dia adalah keajaiban, seorang manusia yang dapat mendorong dirinya di luar batas.”

Kemampuan yang Luar Biasa

Robson memang pemain yang hebat di atas lapangan. Ia memiliki tenaga yang luar biasa, kemampuan yang memungkinkan ia mengcover setiap bagian lapangan. Ia berani dalam melakukan tekel, handal dalam passing, kuat dalam duel udara, eksplosif diatas lapangan, dan memiliki insting bagus dalam menerobos masuk ke kotak penalti lawan dan mencetak gol. Torehan 99 gol untuk United dan 26 gol untuk timnas Inggris adalah buktinya. Mampu bertahan dengan baik, bisa mengontrol pertandingan, dan memiliki catatan baik dalam mencetak gol. Kemampuan yang lengkap bagi seorang pemain gelandang.

“Dia memiliki kontrol yang baik, tekel yang luar biasa, ia juga dapat mengumpan dengan baik dan mempunyai tenaga yang luar biasa pula. Kombinasi antara stamina dan kemampuan membaca pergerakan membuatnya, ketika sedang onfire, dapat membuat gerakan mematikan dari lini tengah ke kotak penalti lawan dan mencetak gol krusial,” puji Ferguson.

Secara mental ia juga hebat. Robson memiliki determinasi tinggi, keberanian, dan keinginan untuk menang dan ia mau memberikan semuanya diatas lapanga, baik untuk klub maupun negara. Robson harus beberapa kali mengalami cedera yang cukup parah, namun setiap ia kembali, ia mampu menunjukan kualitasnya. Ia juga mempunyai kemimpinan yang baik. Robson dipercaya sebagai  kapten United dalam waktu yang lama, yang membuatnya menjadi kapten terlama sepanjang sejarah United. Ia juga mengapteni timnas Inggris dalam jumlah yang banyak, 65 kali, hanya kalah dari Booby Moore dan Bily Wright.

Robson lahir di County Durhan pada tahun 1957. Ia terlahir dari keluarga pecinta sepakbola, lebih spesifiknya adalah pecinta Newcastle United. Hal tersebut tampaknya membuat ia menyukai sepakbola sejak kecil, dan juga menjadikan dirinya sebagai fans Newcastle. Robson muda mengikuti Club Scout (Pramuka) hanya untuk mendapatkan tim sepakbola. Ia sekolah di Birtley South Secondary Modern School lalu di Lord Lawson of Beamish Comprehensive School. Kedua sekolah itu adalah sekolah atlet. Ia menjadi kapten di kedua tim sepakbola tersebut.

Saat remaja, Robson pernah menjalani trial bersama Burnley, Coventry City, Sheffield Wednesdat, Newcastle United, dan West Bromwich Albion. Di tahun terakhirnya sebagai pelajar, ia ditawari untuk begabung bersama tim muda West Brom. Robson pun bergabung dengan West Brom.

Pada musim 1974, ia masuk ke skuat utama West Brom di usia 17 tahun. Robson baru mencicipi debutnya setahun kemudian, pada pertandingan tandang melawan York City. Debut kandangnya berbuah lebih manis, ia mampu mencetak gol pada kemenangan 2-0 atas Cardiff City.

Robson terus memberikan performa impresifnya, ditambah dengan kedatangan Ron Atkinson sebagai manajer pada tahun 1978, dan juga performa West Brom yang meningkat, membuat ia dipanggil timnas Inggris pada 1980.

West Brom berhasil finis di posisi empat pada musim 1980/1981, pencapaian yang membuat Atkinson ditunjuk sebagai manajer Manchseter United menggantikan Dave Sexton. Atkinson yang tahu betul kemampuan Robson, akhirnya memboyong Robson ke Old Trafford dengan mahal 1,5 juta paun yang saat itu menjadikan Robson sebagai pemain termahal di Inggris.

Berlabuh di Old Trafford

Atkinson yakin atas pembelian mahalnya itu. “Dengan pemain ini, Anda tidak berjudi, tapi yang anda beli adalah emas murni,” ujar Atkinson kepada media.

Benar saja, Robson menjadi pemain utama sejak musim pertamanya di United. Ia menjalani laga debutnya ketika United berhadapan dengan Tottenham Hotspur di ajang Piala Liga. Pada musim pertamanya itu, ia langsung dipercaya memakai nomer tujuh yang sakral. Tapi terbukti, Robson menjelma menjadi pemain andalan United dengan mencatatkan 35 penampilan dan lima gol. United finis di posisi tiga pada musim 1981/1982 itu.

Musim keduanya bersama United dapat dikatakan lebih baik lagi. Ia dipercaya menjabat sebagai kaptent tim. Pada musim itu, ia sukses mengantarkan United menjuarai FA Cup dimana ia mencetak dua gol pada pertandingan final melawan Brighton. Ia juga kembali mengantarkan United menjadi kampiun kompetisi tertua di dunia itu pada musim 1984/1985.

Robson terus menjadi pemain utama. Namun harapan United menjuarai liga tak kunjung menjadi kenyataan. Pada musim 1986/1987, Atkinson berada di bawah tekanan karena gagal membawa United juara liga. Pada bulan November, kekalahan mengejutkan 1-4 melawan Southampton di Piala Liga dan performa buruk di liga membuat Atkinson dipecat.

Penggantinya adalah Ferguson, yang memiliki rekor bagus kala menangani klub Skotlandia, Aberdeen. Robson dan Ferguson adalah dua sosok yang mempunyai kemauan tinggi untuk sukses, dan mereka berdua memang menyadari hal itu.

Robson adalah pemain penting dalam pembangunan skuat United di bawah kepemimpinan Ferguson. United mengalami pasang surut pada periode itu. United kahirnya mampu keluar sebagai juara pada musim 1992/1993. Musim selanjutnya, mereka berhasil mempertahankan gelar liga. Musim tersebut adalah musim terakhir Robson bermain sebagai pemain United.

Pertandingan terakhir Robson adalah pertandingan kandang melawan Coventry City, di mana pada akhir pertandingan, United kembali menggelar pesta usai menjadi juara. Penghormatan terakhir datang dari fans United, Robson berdiri di tengah lapangan dan mendapat tepuk tangan yang luar biasa meriah.

Berakhir di Middlesbrouh

Pada usia ke 37, ia pindah ke Middlesbrough dan mengambil peran sebagai pemain sekaligus pelatih di sana. Ia menjalani pertandingan terkahir dalam karirnya pada 1 Januari 1997 ketika menghadapi Arsenal di Highbury, 10 hari sebelum ulangtahunnya ke-40.

Robson adalah salah satu sosok fenomenal bagi United. Khususnya bagi perkembangan United di awal kepelatihan Ferguson, yang mana menjadi periode tersukses dalam sejarah United. Dan Robson memegang peran vital dalam perkembangan itu.

Usai menjadi pemain, Robson meneruskan karier sepakbolanya sebagai pelatih. Ia menukangi Middlesbrough hingga 2001. Robson sukses mengantarkan The Boro promosi ke Liga Primer, dua kali final Piala Liga, dan satu final FA Cup. Ia juga sempat menjadi asisten manajer Terry Venables bersama timnas Inggris dan membawa Inggris melaju hingga semifinal Piala Eropa.

Setelah itu, ia sempat berpindah-pindah klub. Robson pernah melatih Bradford City, West Bromwich Albion, Sheffield United, dan timnas Thailand.  Pada 8 Juni 2011, ia mundur dari kursi kepelatihan timnas Thailand dan memutuskan untuk tidak kembali melatih. Robson sekarang menjadi ambasador bagi Manchester United.