Nama Mark Robins mungkin tidak terlalu dikenal oleh para penggemar Manchester United. Terutama bagi mereka yang tumbuh di era Fergie Wonderland. Wajar saja, karier pemain ini memang tergolong singkat yaitu hanya empat tahun. Golnya juga tidak terlalu banyak. Akan tetapi, dari sedikitnya gol Robins, ada satu gol yang membuat para penggemar United patut mengucapkan terima kasih kepadanya.

Gol itu terjadi pada tanggal hari ini di tahun 1990. Saat itu, United bersiap untuk menghadapi Nottingham Forest pada lanjutan babak ketiga Piala FA 1989/1990. Situasi klub saat itu sedang dalam kondisi kacau balau. Sir Alex Ferguson terancam dipecat akibat serangkaian hasil buruk pada musimm penuh ketiganya.

Sebelum pertandingan tersebut, United tidak meraih kemenangan selama satu bulan (4 imbang, dan 4 seri) yang membuat posisi mereka berada di zona degradasi. Satu hasil memalukan ditorehkan Fergie saat takluk dari Crystal Palace di Old Trafford. Tiga bulan sebelumnya, Palace adalah tim yang dibantai Liverpool dengan skor 9-0. Kekalahan tersebut yang membuat para penggemar membentangkan spanduk yang menjadi terkenal karena bertuliskan. ‘3 tahun penuh alasan dan masih saja omong kosong. Ta Ra Fergie!’.

Meski didukung oleh Sir Bobby Charlton dan Martin Edwards, namun media menyebut kalau karir Ferguson akan tamat jika United kalah melawan Nottingham. United disebut-sebut sudah punya kandidat pengganti Fergie dalam diri Terry Venables, Brian Clough, dan Bobby Robson.

Beruntung ada Robins. Kepalanya mampu menyambut umpan melengkung dari Mark Hughes yang sebelumnya menerima bola dari Lee Martin. Ia lebih cepat dari jangkauan kaki Stuart Pearce yang sepanjang laga mengawalnya dengan baik. Gol ini bertahan hingga akhir pertandingan dan membawa United melaju ke babak keempat.

Namun gol ini bernilai sangat penting bagi perjalanan karier Ferguson. Banyak yang menyebut kalau gol ini adalah titik balik. Bukan tidak mungkin kalau hasil tidak memihak Setan Merah, surat pemecatan sudah nengkring di meja pelatih asal Govan tersebut.

“Saya tidak tahu kalau gol itu akan menjadi gol yang penting dalam sejarah Manchester United, terutama bagi Sir Alex Ferguson. Kami tidak tahu kalau dia sedang ada dalam tekanan. Dia menyembunyikan masalahnya dengan baik. Tidak ada ketegangan atau tekanan ekstra. Terima kasih tuhan kami berhasil” ujar Robins kepada Telegraph.

Salah satu penggawa United lainnya, Viv Anderson, juga menyebut kalau gol itu adalah penyelamat bagi mereka semua. Dikutip BBC, United saat itu sedang berada dalam mode “Fergie Time” sebelum kepala Robins membuat koran-koran Inggris pada keesokan harinya langsung mengubah tajuk utama dari yang sebelumnnya tertulis “Dead Man Walking” menjadi “Fergie Saved!”. “Setiap hari, kami membaca koran dan isi beritanya adalah pemecatan manajer. Kami selalu berpikir kalau setiap laga yang kami jalani adalah laga terakhirnya, kami tenggelam dalam “Fergie Time” saat itu.”

Setelah pertandingan tersebut, performa United semakin membaik. Mereka mengakhiri musim kompetisi divisi satu di urutan ke-13. Meski tersingkir dari Piala Liga, namun mereka keluar sebagai pemenang Piala FA setelah mengalahkan Crystal Palace 1-0 pada partai replay. Semua itu nampak tidak akan terjadi tanpa gol dari Robins.

Ferguson baru mendapatkan gelar liga tiga tahun berselang. Akan tetapi, disaat Steve Bruce dan Bryan Robson mengangkat trofi Premier League untuk pertama kalinya, Robins sudah angkat kaki dari Manchester. Ia memutuskan hijrah ke Norwich City saat Premier League musim pertama digelar. Ia saat itu sempat membawa The Canaries menjadi calon kuat juara sebelum digagalkan oleh United.

Selain kesal karena ambisinya menjadi juara digagalkan oleh mantan klubnya, Robins juga kesal karena Sir Alex ia anggap tidak pernah mengucapkan terima kasih atas apa yang terjadi di kandang Nottingham Forest saat itu.

“Setiap Piala FA datang, saya selalu ingat dengan gol itu. Tetapi Sir Alex mungkin tidak akan ingat. Saya jarang berbicara dengannya sejak saya meninggalkan United. Tetapi dia menulis dalam bukunya kalau gol saya beruntung karena Stuart Pearce mendorong saya. Apakah gol tersebut menyelamatkan pekerjaannya? Ya. Apakah dia pernah berterima kasih kepada saya? Tidak. Tetapi, setiap kali ada yang bertanya kepada saya tentang gol itu, yang saya katakan adalah ia memilih tim untuk memenangi laga dan kami melakukannya,” kata Robins.

Satu hal yang mungkin membuat Ferguson melupakan gol Robins tersebut adalah karena dalam dua laga setelah kemenangan tersebut, United kalah dalam dua laga setelahnya menghadapi Derby County dan Norwich City. Oleh Telegraph, gol Robins lebih layak disebut sebagai perpanjangan nafas Sir Alex Ferguson alih-alih penyelamat karier Ferguson. Pertandingan melawan Millwall pada 10 Februari yang mungkin layak disebut sebagai penyelamat nasib Ferguson karena saat itu posisi mereka sudah masuk dalam zona aman.

Terlepas dari perdebatan tersebut, nama Robins akan selalu dikenang oleh para pendukung United yang tumbuh di masa-masa awal kepelatihan Ferguson. Berkat kepala Robins, Fergie tidak jadi dipecat. Karena tidak dipecat, ia bisa membangun tim. Tim itulah yang kemudian menjadi kesebelasan yang menakutkan baik di Inggris maupun Eropa.