Foto: Goal.com

Sebuah prestasi apik dibuat Manchester United dalam rentang tahun 2008 hingga 2011. Dalam kurun waktu tersebut, Setan Merah tiga kali melangkah ke babak final Liga Champions dalam empat kesempatan. Satu-satunya kegagalan mereka terjadi pada musim 2009/2010. Saat United punya peluang untuk melangkah ke babak akhir untuk ketiga kalinya secara beruntun.

United punya peluang bagus untuk menjadi juara sekaligus membayar kegagalan mereka yang dikalahkan Barcelona musim sebelumnya. Jika di kompetisi domestik, penampilan tim kerap naik turun, maka tidak dengan penampilan mereka di Eropa. Mereka cukup konsisten dan menunjukkan penampilan yang memukau. Salah satunya adalah pertandingan perdelapan final melawan Milan. Ketika itu United menang dengan agregat telak 7-2.

Sukses mengalahkan rossoneri membawa United melaju ke babak perempat final. Undian mempertemukan mereka dengan Bayern Munich. Akan tetapi, pada leg pertama di kandang Bayern, tuan rumah memenangi pertandingan dengan skor 2-1 karena tidak cermatnya Patrice Evra mengawal Ivica Olic. Meski begitu, satu gol tandang menjadi bekal bagus United untuk leg kedua.

Namun yang menjadi masalah, Rooney terancam tidak bisa main pada leg kedua karena engkelnya bermasalah. Pada musim itu, United sangat bergantung kepada sosok Wayne Rooney. Tidak hanya sebagai sumber gol, Wazza juga berperan sebagai pengatur serangan United. Kehilangan Rooney langsung terasa saat United kalah di kandang dari Chelsea.

Akan tetapi, kejutan dibuat Fergie pada pertandingan kedua. Rooney nangkring sebagai starter. Kamera beberapa kali menyoroti sosoknya karena saat itu ia belum pulih benar. Namun keberadaan mantan pemain Everton ini memang begitu dibutuhkan. Hanya butuh tiga menit baginya untuk menjadi kreator dari gol indah Darron Gibson.

Empat menit kemudian, United berbalik unggul secara agregat. Antonio Valencia mengirimkan umpan silang tajam yang langsung disambut backheel dari Nani. Keunggulan semakin melebar setelah pemain asal Portugal tersebut melepaskan sepakan keras ke gawang Hans Jorg Butt. Lagi-lagi memanfaatkan umpan dari ‘pengganti Cristiano Ronaldo’, Antonio Valencia. Gol yang dirayakan dengan aksi salto yang cukup rumit.

Akan tetapi, euforia United hanya berlangsung sesaat. Jelang laga usai, Ivica Olic mengecoh Michael Carrick dan melepaskan sepakan yang tidak bisa dijangkau Edwin Van Der Sar. Meski demikian, United masih unggul secara agregat dan berpeluang menambah gol karena bermain bagus sepanjang babak pertama.

Harapan para penggemar untuk melihat United bermain bagus pada babak pertama justru langsung sirna dalam tempo lima menit. Rafael dengan ceroboh menjatuhkan Franck Ribery dengan sengaja. Oleh wasit Nicola Rizzoli ia diberi kartu merah karena beberapa menit sebelumnya sudah terkena kartu kuning setelah melanggar Mark Van Bommel.

Terlihat ada penyesalan dari wajah Rafael. Ia mengangkat wajahnya sambil berusaha untuk tidak menangis. Beberapa kali ia menggaruk kepala tanda tidak percaya atas apa yang ia alami. Di sisi lain, Ferguson dan Rene Meulensteen memasang raut wajah marah kepada kembaran Fabio tersebut.

Peter Drury, yang menjadi komentator pertandingan ini di ITV, menyebut kalau kartu merah Rafael menjadi key moment pada pertandingan ini. Benar saja, bermain dengan 10 orang membuat Ferguson mau tidak mau berusaha mempertahankan keunggulan agregat ini. Caranya adalah dengan menarik Wayne Rooney dan memainkan John O’Shea.

Sejak saat itu, United tidak bisa lagi mengancam gawang Bayern. Nani yang menjadi striker dadakan tidak bisa berbuat banyak. Sebaliknya, kartu merah memberikan keuntungan bagi skuad asuhan Van Gaal. 15 menit sebelum pertandingan berakhir, tendangan voli Arjen Robben memupus harapan United untuk lolos ke semifinal.

“Diusirnya Rafael benar-benar membunuh kami,” kata Darron Gibson. “Seluruh stadion bahkan di seluruh dunia pasti mengira kalau kami akan lolos. Tetapi kami membiarkan diri membuat kesalahan konyol yang membuat mereka mencetak gol.”

“Kami kemudian kekurangan pemain yang memaksa kami terpaksa bertahan. Terus menerus mendapat tekanan, membuat kami semakin lelah. Saya kecewa.”

Sir Alex yang kecewa kepada Rafael memilih untuk mengejek Bayern Munich. Ia menyebut kalau Bayern menampilkan ciri khas tim-tim Jerman yang mudah sekali terjatuh meski tidak mendapat pelanggaran yang berat.

“Rafael bermain bagus sebelum tragedi menimpanya. Mereka yang membuat Rafael diusir. Dia tidak berpengalaman namun harus diusir keluar lapangan. Bayern benar-benar menunjukkan tipikalnya sebagai tim Jerman,” kata Sir Alex yang kemudian dibantah oleh Louis Van Gaal.

Kekalahan tersebut membuat United hanya fokus untuk mengejar gelar di Premier League. Akan tetapi, pada akhir musim mereka kalah satu poin dari Chelsea. Musim 2009/2010 berjalan kurang bagus bagi mereka. Selain kehilangan Liga Primer dan Liga Champions, United juga kalah dari Leeds United pada babak ketiga Piala FA. Mereka juga diterpa badai cedera di lini belakang dan sulit move on dari seorang Cristiano Ronaldo. Satu-satunya hiburan adalah gelar Piala Liga yang mereka raih setelah mengalahkan Aston Villa.