Foto: Independent.co.uk

Ulang tahun biasanya identik dengan perayaan. Karena identik dengan perayaan, maka suasana yang muncul tentunya adalah rasa bahagia dan suka cita. Tidak sedikit pula, mereka-mereka yang berulang tahun akan merayakannya secara besar-besaran dengan membuat pesta meriah karena terjadi hanya satu tahun sekali saja.

Bagi Sir Alex Ferguson, tanggal 31 Desember adalah hari yang spesial. Pada tanggal tersebut, ia merayakan hari ulang tahunnya. Karena terjadi di akhir tahun, tidak jarang perayaan ulang tahun Ferugon bertepatan dengan pertandingan Liga Inggris yang sedang memasuki jadwal padat ketika memasuki akhir bulan ke-12.

Akan tetapi, tidak selamanya ulang tahun Ferguson dirayakan penuh suka cita. Tujuh tahun lalu, Ferguson nampak tidak semangat untuk merayakan ulang tahunnya. Hal ini dikarenakan dua kejadian tidak enak harus ia rasakan saat umurnya tepat menginjak ke angka 70.

Pada 31 Desember 2011, United dijadwalkan bertemu dengan Blackburn Rovers. Mengingat United berada di urutan kedua, menghadapi Blackburn yang menempati posisi dua dari bawah, dan bermain di Old Trafford, maka Setan Merah diprediksi akan menang dengan mudah. Bekal mereka pun cukup besar karena pada boxing day, mereka mengalahkan Wigan dengan skor telak 5-0.

Sebelum pertandingan, Sir Alex masuk ke stadion Old Trafford dengan wajah penuh sumringah. Hal ini tidak lain karena lagu Happy Birthday to You terdengar di penjuru stadion. Akan tetapi, selepas sepak mula, wajah Ferguson tidak lagi sumringah. Sebaliknya, ketegangan jusru terpancar dikarenakan para pemainnya bermain buruk.

United kalah dalam pertandingan tersebut dengan skor 3-2. Mereka bahkan tertingga 0-2 terlebih dahulu berkat dwigol Aiyebegni Yakubu. Dua gol Dimitar Berbatov pada babak kedua menjadi tidak bermakna karena pada menit ke-80 Grant Hanley mencetak gol kemenangan memanfaatkan kesalahan David De Gea.

“Kekalahan ini mengecewakan. Kami tidak pernah mengharapkan laga-laga seperti ini. Kami kebobolan dua gol aneh dan Anda tidak boleh melakukan itu di pertandingan seperti ini. Ketinggalan dua gol, membuat Anda memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertahan. Blackburn sangat tangguh,” ujar Ferguson selepas laga.

Belum habis membahas kekalahan tersebut, Ferguson juga dipusingkan dengan ulah salah satu pemainnya. Paul Pogba, yang saat itu baru berusia 18 tahun dikabarkan kecewa dengan keputusan Ferguson yang tidak memberikan kesempatan main. Pogba ingin Fergie menurunkannya di lapangan tengah. Akan tetapi, Ferguson merasa Pogba belum siap diturunkan di pertandingan sekeras Premier League.

Ferguson mungkin dianggap tuhan oleh pendukung United. Namun kenyataannya, Ferguson tetap manusia biasa dan tidak luput dari salah. Dan laga melawan Blackburn ini menunjukkan kalau Ferguson juga bisa membuat kesalahan. Kesalahan yang berujung kekalahan bagi timnya.

Saat itu, skuad United tidak memiliki sosok yang bisa menjelajah seluruh lapangan layaknya Paul Scholes yang memutuskan pensiun musim sebelumnya. Darren Fletcher juga mengalami cedera, sedangkan Michael Carrick sedang mendapat tugas baru yaitu sebagai bek tengah. Sementara tiga pemain lainnya, Wayne Rooney, Jonny Evans, dan Darron Gibson dihukum karena ketahuan keluar malam.

Secara logika, apa yang dilakukan Sir Alex memang terkesan aneh. Disaat Pogba mempunyai kapabilitas bermain di lini tengah, ia justru memainkan Rafael da Silva dan Park Ji Sung, dua pemain yang lebih cocok bermain di sisi sayap. Keberadaan Rafael di lini tengah, juga memaksa Sir Alex memainkan Antonio Valencia sebagai bek kanan sebagai konsekuensi hilangnya beberapa pilar lini pertahanan akibat cedera.

Lucunya, Ferguson justru menyalahkan lini tengah timnya. Lini tengah yang ia isi dengan pemain-pemain yang bukan bermain di posisinya. Sebaliknya, ia menahan untuk memainkan anak muda umur 18 tahun yang bersemangat karena ada kemungkinan dia akan bermain pada laga itu.

“Kami kalah karena kehilangan kreativitas di lini tengah yang seharusnya diisi Michael Carrick. Hal ini membuat kami hanya bisa memainkan gelandang sementara. Park bukan gelandang tengah dan Rafael bahkan bukan pemain tengah,” tuturnya kepada BBC.

Kesal, Pergi, Lalu Kembali

Kekesalan Pogba tampak tidak bisa dibendung. Ia bahkan sempat bertanya kepada Rafael selepas pertandingan mengapa ia mau dimainkan sebagai pemain tengah. “Selepas pertandingan, Paul bertanya kepada saya mengapa saya yang bermain di tengah, bukannya dia. Dia tidak senang dan saya sebisa mungkin membuatnya kembali tertawa karena dia punya kualitas,” kata Rafael.

Tidak bisa dipungkiri kalau pertandingan melawan Blackburn tersebut menjadi alasan kepindahan Pogba ke Juventus. Dibantu agennya, Mino Raiola, Pogba hijrah ke Turin pada musim panas 2012 dengan status bebas transfer alias gratis.

“Pertandingan melawan Blackburn pada Desember 2011 di Old Trafford. Scholes pensiun, Darren Fletcher cedera. Tidak ada lagi pemain tengah yang lain. Saya berlatih dan mengalami peningkatan sedikit demi sedikit dan pelatih tidak pernah berhenti berkata ‘Kamu sudah sejauh ini’.”

“Tetapi aku tidak paham apa maksu dari kata sejauh ini? Bermain? Bersenang-senang? Menginjakkan kaki di lapangan? Atau apa? Lalu seketika ada Rafael yang bermain di lini tengah dan saya merasa jijik. Saya jijik dan saya juga jijik karena tidak dimainkan.”

Pada musim tersebut, Pogba hanya bermain selama 68 menit di Premier League sepanjang musim. Pogba semakin terasingkan karena pada awal Januari 2012, Ferguson memanggil kembali Paul Scholes yang sedang menikmati masa pensiunnya. Ferguson menginginkan Pogba untuk sabar, tetapi si pemain tidak ingin terus-terusan menunggu tanpa kepastian.

“Ferguson mengatakan kepadaku kalau saya belum siap dan harus bersabar. Ia mencontohkan Paul Scholes dan Ryan Giggs yang bersabar sebelum naik ke tim utama. Akan tetapi, saya tidak bisa. Saya bukan Scholes maupun Giggs. Saya hanya ingin benar-benar bermain.

Nasi sudah menjadi bubur. Pogba hijrah ke Juventus pada musim panas dengan penyesalan yang kemudian menaungi Sir Alex Ferguson. Lima tahun setelahnya Pogba akhirnya ditebus kembali oleh United meski harus mengeluarkan dana hingga triliunan rupiah.