Foto: CNN.com

Musim kompetisi 2010/2011 menjadi musim yang spesial bagi perjalanan Manchester United. Pada musim inilah, misi Sir Alex Ferguson sukses yaitu menggusur Liverpool dari singgasananya sebagai tim terbaik Inggris. Raihan gelar Premier League di akhir musim menjadikan gelar mereka ke angka 19.

Akan tetapi, perjalanan musim itu diwarnai dengan banyak drama. Salah satu drama yang sempat menghiasi surat kabar saat itu adalah keinginan Wayne Rooney yang meminta pindah dari United. Rooney saat itu merasa kalau Manchester United sudah kehilangan ambisi untuk meraih gelar. Dia tidak melihat adanya niatan klub untuk merekrut pemain bintang setelah ditinggal Cristiano Ronaldo. Sir Alex saat itu hanya menghabiskan dana untuk membeli Chris Smalling, Javier Hernandez, dan Bebe.

Saga transfer Wazza akhirnya berakhir pada bulan Oktober. Ia membubuhkan tanda tangan perpanjangan kontrak selama lima tahun hingga musim panas 2015. Mantan striker Everton ini juga meminta maaf kepada tim atas pembangkangan yang ia lakukan.

Meski begitu, diperpanjangnya kontrak Rooney tidak membuat hubungannya dengan para penggemar kembali harmonis. Beberapa yang masih geram dengan sikapnya kepada klub memilih untuk menyoraki Rooney setiap ia membawa bola. Apalagi muncul isu kalau Rooney ingin pindah ke Manchester City yang semakin membuat rasa geram para pendukung semakin memuncak.

Rooney sendiri tidak bisa membayar sorakan tersebut dengan penampilan yang memukau. Sejak Maret 2010, ia hanya bisa mencetak dua gol hingga akhir tahun. Kedua gol tersebut pun hanya dibuat dari titik penalti. Selama sembilan bulan Rooney tidak bisa mencetak gol melalui open play.

Cedera engkel yang ia terima di penghujung musim sebelumnya, membuat penampilannya menjadi tidak optimal karena lebih sering beristirahat pasca operasi. Akan tetapi, para pendukung tidak mau mengerti. Sorakan untuknya bahkan semakin kencang ketika United melawan Rangers meski ia mencetak gol kemenangan (dari penalti).

Penantian panjang Rooney akhirnya berakhir pada pertandingan pertama United pada 2011. Ketika itu, Setan Merah menghadapi West Bromwich Albion di The Hawthorns dengan cuaca yang sangat dingin. Wazza pun tidak butuh waktu lama untuk mencetak gol pertamanya dari permainan terbuka. Pada menit ke-3, ia menyundul bola hasil sepakan Patrice Evra yang tidak bisa dijangkau Scott Carson.

Akan tetapi, keunggulan United tidak bertahan lama. 11 menit berselang, sepakan voli James Morrison dari jarak 18 meter tidak bisa diblok oleh Tomasz Kuszczak. Selepas kebobolan, Setan Merah lebih banyak mendapat tekanan dari kubu lawan. Salah satunya adala sepakan Chris Brunt yang masih menyamping.

Pada babak kedua, United nyaris saja tertinggal. Kesalahan Rio Ferdinand yang menjatuhkan Peter Odemwingie membuat wasit Chris Foy menunjuk titik putih. Beruntung sepakan pemain yang pernah memperkuat Madura United ini melebar.

Ingin mengembalikan kepercayaan para pendukungnya, Rooney berkontribusi dalam gol kedua United yang dicetak Javier Hernandez. Sepakan pojoknya berhasil menemui kepala pemain asal Meksiko tersebut dan membawa United meraih tiga poin dari The Hawthorns. Kemenangan ini mengokohkan United di puncak klasemen sekaligus memperpanjang catatan tidak terkalahkan mereka ke angka 24 pertandingan.

Bagi Rooney, laga ini juga menjadi titik balik dari penampilannya yang menurun sebelumnya. Sejak melawan WBA, ia membuat 13 gol dengan 10 di antaranya dicetak dari open play termasuk salto spektakulernya ke gawang tetangga. Sisa tiga gol dicetak melalui tendangan bebas (satu kali) dan dua kali melalui titik putih. Sepakan penaltinya di Ewood Park, kemudian memastikan United menjadi juara Liga yang ke-19.