Foto: Dailymail.co.uk

Istilah psywar sudah tidak asing lagi bagi para pecinta sepakbola. Perang urat saraf ini biasanya dilakukan oleh para pelatih sebelum pertandingan. Taktik ini kerap digunakan ketika sang juru racik sedang melakoni wawancara dengan maksud untuk menggangu psikologis lawannya.

Ole Gunnar Solskjaer baru saja melakukannya saat bersiap menghadapi pertandingan derby beberapa waktu lalu. Ketika itu, ia menyebut kalau Manchester City akan mencoba menghambat mereka dengan cara melakukan pelanggaran taktikal dan bermain kotor. Tak disangka, perkataannya tersebut sukses membuat Pep tersinggung dan menyebut kalau dirinya tidak pernah meminta pemainnya untuk sengaja melanggar pemain lawan.

Di atas lapangan, perkataan Solskjaer terbukti. United sanggup merepotkan para pemain City sehingga beberapa kali mereka melakukan pelanggaran-pelanggaran kotor sesuai keinginan Solskjaer. Akan tetapi, hal itu tidak sejalan dengan hasil akhir karena United tetap saja kalah dari City.

***

Berbicara soal psywar, Sir Alex Ferguson adalah juaranya. Beberapa kali perkataan kontroversialnya sukses membuat para pesaingnya terganggu secara psikologis sehingga memberikan keuntungan bagi mereka untuk mengejar dan menjadi pemenang pada akhir kompetisi. Satu yang paling berkesan tentu saja terjadi pada 29 April 1996 saat satu kalimat dari Sir Alex Ferguson sukses membuat pesaingnya jatuh dari singgasananya.

Saat itu persaingan melibatkan United asuhan Ferguson dan Newcastle United asuhan Kevin Keegan. Setan Merah berniat menebus kegagalan mereka musim sebelumnya, sedangkan Newcastle berambisi merebut gelar liga pertama mereka sejak 1927.

The Magpies berada dalam kondisi yang sangat diuntungkan. Hingga Desember 1995, United sudah tertinggal 10 poin karena rangkaian lima pertandingan tanpa kemenangan sepanjang pertengahan November hingga Desember. Bayangan akan kembali gagal seperti musim sebelumnya pun kembali muncul.

Namun memasuki pergantian tahun, mental juara Setan Merah perlahan muncul. Mereka konsisten meraih kemenangan demi kemenangan. Dua diantaranya adalah kemenangan menghadapi Newcastle yang berpengaruh terhadap perjalanan kedua kesebelasan. Kemenangan United di St James Park pada awal Maret saat itu membuat jarak hanya dibedakan empat poin saja. Pada pada pekan ke-31, United akhinrnya menggusur Newcastle dari singgasananya.

Persaingan kembali sengit memasuki pekan-pekan terakhir. Sudah bertanding 37 kali dan memiliki poin 79, United hanya unggul tiga poin saja dari Newcastle yang memiliki tabungan dua pertandingan. Jika Newcastle memenangi kedua pertandingan tersebut, maka United akan kembali menjadi pecundang.

Disinilah Fergie mulai beraksi. Dalam sebuah wawancara, ia menyebut kalau beberapa kesebelasan nampak lebih serius ketika bermain melawan United ketimbang tim lain. Ucapan tersebut ia kirimkan kepada dua lawan sisa Newcastle yaitu Middlesbrough dan Tottenham Hotspur. Ia menambahkan kalau tim-tim lain akan lebih lunak jika berhadapan dengan pesaing mereka dalam hal ini adalah Newcastle United.

“Bagi beberapa orang, lebih penting mendapatkan hasil melawan United agar kami tidak jadi juara liga daripada yang lain. Mereka menipu manajer mereka. Lihat saja perbedaannya nanti ketika mereka datang melawan Newcastle,” tuturnya.

Fergie juga mengibaratkan sepakbola layaknya pacuan kuda dan menyebut Newcastle seperti Devon Loch, kuda milik Ratu Elizabeth yang andal pada eranya. Dalam sebuah kejuaraan nasional pada era 50-an, Devon Loch yang tinggal 30 meter lagi menuju garis finis, tiba-tiba terjatuh dan mendarat dengan perutnya sehingga kuda yang dibelakangnya sukses memenangkan perlombaan. Mendengar hal tersebut, Keegan berang. Setelah mengalahkan Leeds, ia meluapkan amarahnya ketika diwawancarai oleh Andy Gray, yang mewakili Sky Sports.

“Kamu bisa bilang kepada Fergie, kami tidak terpengaruh dengan ucapannya. Kamu bisa memberitahunya sekarang jika menontonnya. Kami masih berjuang untuk memperebutkan gelar ini dan dia akan mendapatka sesuatu ketika bermain di Middlesbrough. Saya akan berkata jujur, saya akan sangat gembira jika kami mengalahkan mereka (United). Sangat gembira,” ujar Keegan.

 

Meledaknya Keegan justru berpengaruh kepada anak-anak asuhnya sendiri. Menghadapi Middlesbrough, mereka hanya bermain imbang 1-1. Skor serupa kembali didapat saat melawan Spurs pada pekan terakhir. Sebaliknya, United menang 3-0 pada laga terakhirnya melawan Middlesbrough.

Apa yang diucapkan Keegan memang benar. United akan mendapatkan sesuatu di kandang Middlesbrouh. Sesuatu itu ternyata adalah trofi Premier League mereka ketiga. United keluar sebagai pemenang dengan 82 poin, unggul empat angka dari Newcastle. Sejak saat itu, psywar menjadi cara bagi Fergie untuk meruntuhkan mental lawannya.