Penonton yang hadir di stadion Old Trafford biasanya akan memberikan standing ovation atau tepuk tangan sambil berdiri kepada siapa pun yang tampil memukau pada pertandingan tersebut. Yang paling utama tentu ditujukan kepada pemain Manchester United atau para mantan yang kembali ke Teater Impian meski berseragam klub lain, kecuali Angel Di Maria.

Jarang kita melihat penonton Old Trafford memberikan tepuk tangan kepada pemain lawan yang tidak ada hubungannya dengan United. Biasanya pemain ini tampil begitu spesial sampai-sampai membuat para penonton tidak kuasa untuk memberikan apresiasi. Hanya satu orang nampaknya yang bisa melakukannya. Dia adalah Ronaldo.

Kita tidak berbicara soal Cristiano Ronaldo melainkan Ronaldo (asli) yang dari Brasil. Ia tampil memukau pada 23 April 2003 dalam babak perempatfinal Liga Champions. Malam yang tidak bisa dilupakan oleh pemain yang berjuluk Il Phenomeno tersebut saat ia mencetak hattrick dan membuat para pendukung United memuji penampilannya.

Real Madrid datang dengan bekal kemenangan 3-1 di Bernabeu. Namun keuntungan gol tandang yang dimiliki United membuat Setan Merah lebih diunggulkan. Apalagi mereka tidak bisa dikalahkan ketika bermain di kandang sendiri.

Selain itu, skuat mereka juga tidak kalah bintangnya dibanding Los Galacticos. Ada Fabien Barthez, Rio Ferdinand, Juan Veron, David Beckham, dan Ruud Van Nistelrooy. Akan tetapi, semuanya tidak ada yang bisa membendung penampilan Ronaldo.

Selama 90 menit, Ronaldo sendirian mengacak-acak pertahanan United. Usaha Setan Merah untuk bisa membuat pertandingan berakhir dengan selisih dua gol selalu digagalkan oleh mantan pemain Inter Milan tersebut. Skor akhir 4-3 bagi United, namun tiga gol Real Madrid semuanya diborong oleh Ronaldo.

Ketika pelatih Vicente Del Bosque ingin menggantikan Ronaldo dengan Santiago Solari, sontak para pendukung United berdiri dan memberikan tepuk tangan sambil berdiri sehingga membuat malam itu menjadi malam yang tidak bisa dilupakan oleh Ronnie.

“Penampilan terbaik saya adalah pertandingan melawan Manchester United di Old Trafford pada Liga Champions. Pertandingan berlangsung terbuka antara dua kesebelasan terbaik dan saya berhasil mencetak tiga gol. Benar-benar spektakuler,” tuturnya.

“Momen terbaik pertandingan itu adalah ketika saya diganti karena semua orang di stadion memberikan tepuk tangan mereka. Para pendukung tim lawan melakukan itu. Semua orang berdiri, saya benar-benar tidak mengharapkan standing ovation. Saya sangat terkejut dengan momen spontan tersebut dari para pendukung lawan.”

“Itu adalah momen yang sangat ajaib bagi saya, salah satu yang paling penting dalam hidup saya. Sepakbola adalah segalanya bagi saya. Ketika saya melihat ke belakang, saya hanya bisa merasa sangat bangga dengan apa yang telah saya lakukan sepanjang karier saya.”

Saat itu, Ronaldo baru menjalani tahun pertamanya di Real Madrid setelah direkrut dari Inter Milan musim panas sebelumnya. Ia sebenarnya diragukan bisa kembali bermain pada level tertinggi karena dua tahun penampilannya tidak kunjung optimal akibat cedera lutut parah yang ia derita selama bermain di Italia. Akan tetapi, penampilan memukau bersama Brasil di Korea-Jepada pada ajang Piala Dunia membuat Real Madrid tidak berpikir dua kali untuk merekrutnya. Total 30 gol dibuat Ronaldo pada musim pertamanya berseragam Madrid.

Semusim kemudian, Real Madrid menambah satu lagi pemain bintang agar kepingan Los Galacticos mereka semakin sempurna. Mereka merekrut David Beckham dengan nilai 37 juta Euro. Kepindahan Becks kemudian membuka jalan Sir Alex Ferguson untuk merekrut Ronaldo. Kali ini, Ronaldo yang datang berasal dari Portugal.