Foto: 90min

Pada 22 Juli, 17 tahun yang lalu, Manchester United memecahkan rekor transfer pemain belakang dengan membeli Rio Ferdinand dari Leeds United sebesar 29,5 juta paun. Berikut adalah kisah dari perjuangan Sir Alex Ferguson yang sudah menginginkan Ferdinand sejak lima tahun sebelumnya.

***

Pada Januari 1997, Mel Machin, manajer Bournemouth, menelepon Sir Alex Ferguson, sahabatnya, untuk memberi tahu kalau dia sedang membina seorang pemain muda yang dipinjam dari West Ham United. Pemain ini penuh dengan talenta sehingga Mel langsung menelepon sahabatnya tersebut.

“Belilah dia,” kata Mel.

“Siapa namanya?” jawab Fergie.

“Rio Ferdinand.”

Fergie hanya pernah mendengar nama Rio dari tim muda Inggris. Namun ketika Mel meneleponnya, Fergie yakin kalau Mel tidak pernah salah dalam bicara. Hal ini dikarenakan kedekatan Mel dengan Harry Redknapp, manajer West Ham saat itu.

Fergie langsung menghubungi Martin Edwards. Martin kemudian mengirimkan pemandu bakat untuk memantau Rio di Bournemouth. Banyak catatan bagus yang diterima Fergie saat itu. Rio adalah bek anggun, tangguh dalam duel badan, dan sentuhan bolanya sangat bagus. Tidak butuh banyak waktu, Fergie meminta Martin menelepon Terry Brown, chairman West Ham saat itu. Naas, responnya sangat negatif.

“Kami mau melepas lepas Rio Ferdinand dengan nilai satu juta paun plus David Beckham,” tutur Brown. Ucapan ini mengingatkan suporter United kepada permintaan petinggi West Ham yang menginginkan Anthony Martial jika United ingin merekrut Issa Diop.

Fergie menolak dan akhirnya melunak. Ia tidak jadi mengontrak Rio dan memilih bersabar dengan komposisi bek tengah yang udah dimiliki sebelumnya yaitu Ronny Johnsen, Garry Pallister, dan David May. Setahun kemudian, ia membeli Jaap Stam. Rio sendiri kemudian kembali ke West Ham sebelum dilepas ke Leeds United dengan nilai 18 juta paun pada tahun 2000.

Ferguson kembali menyaksikan penampilan Rio dalam sebuah laga Premier League melawan Leicester City. Saat itu, Rio tampil berantakan yang membuat Fergie lega tidak jadi merekrutnya. Ferguson mendefinisikan Rio saat itu sebagai pemain yang berlari tanpa arah.

Attack wins you games, defence win you titles. Itulah yang selalu ditekankan Sir Alex Ferguson kepada Manchester United. Steve Bruce dengan Gary Pallister, lalu Jaap Stam dengan Ronny Johnsen. Saat itu, Ferguson sedang bersiap membuat kemitraan baru dengan Rio Ferdinand sebagai salah satu pemainnya. Namun laga melawan Leicester mengubah pandangan Fergie.

Namun sejak saat itu, penampilan Rio semakin berkembang. Dua musim di Elland Road, ia bermain 73 kali di semua kompetisi. Hal ini yang kemudian membuat Fergie kembali mendekati Rio. Usianya saat itu baru 23 tahun, namun pemain kelahiran Camberwell ini sudah menunjukkan kematangannya sebagai seorang pemain belakang.

Pada 22 Juli 2002, dengan uang hampir 30 juta paun, Fergie akhirnya sukses mendaratkan Rio ke Old Trafford. Hanya dalam kurun dua musim, ia berubah menjadi seorang pengkhianat oleh para pendukung Leeds karena pindah ke salah satu rival mereka. Ferguson pun tidak kebal dari kritik. Nilai Rio saat itu terlalu besar untuk ukuran pemain belakang. Dengan enteng Fergie membalas, “ Lebih baik kami membayar mahal untuk satu pemain yang kualitasnya sudah teruji.”

“Pembelian Ferdinand sudah sesuai dengan kebijakan saya dalam membangun tim: harus punya struktur kuat di bek tengah. Kami membayar mahal, tetapi ketika harga tersebut dilihat lagi dalam kurun sepuluh hingga 12 tahun, harganya terasa sangat murah,” tuturnya.

Setibanya di United, Ferguson berpesan satu hal kepada Rio yaitu jangan terlalu santai menjadi seorang bek. Sifat santai akan membuat gawang menjadi mudah kebobolan. Tapi Rio membalasnya dengan menyebut kalau santai memang menjadi ciri khasnya. Fergie pun memaklumi dan pada akhirnya, ia dibuat terkesan dengan gaya main santai tapi elegan ala Rio.

“Dia memang santai ketika main. Kadang dia lambat, tapi tiba-tiba dia bisa berubah menjadi mobil balap. Saya tidak pernah lihat ada pemain yang tingginya mencapai 1,88 meter tapi bisa merubah kecepatannya dengan cara yang mengesankan. Seiring waktu, konsentrasinya membaik. Dia berubah menjadi pesepakbola yang lengkap.”

Ferguson adalah orang yang sangat sayang kepada Rio Ferdinand. Saat ia tersandung kasus doping, Fergie berusaha untuk membuat pemainnya tersebut mendapat hukuman yang seringan-ringannya. Ketika Rio sudah mencapai kesuksesan dan beranjak menjadi pemain senior, Fergie meminta kepadanya untuk tidak terlalu ngartis layaknya David Beckham beberapa waktu lalu. Saat itu, Rio Ferdinand juga sudah dikenal sebagai seorang pengusaha berkat perusahaan media yang dia miliki.

“Saya waktu itu mendapat kabar kalau ada beberapa perusahaan media, musik, TV, dan majalah yang mendatangkannya ke Amerikan Serikat untuk mewawancarai P. Diddy. Saya saat itu hanya mengatakan: “Ya ampun, Rio, apakah P. Diddy akan membuatmu menjadi bek tengah yang lebih hebat?”

***

Selama 11 musim bersama Fergie (satu musim berikutnya bersama Moyes), Rio Ferdinand menjadi bagian dari kesuksesan Setan Merah baik di Premier League dan Eropa. Ia mengoleksi 455 penampilan dan meraih 14 gelar bersama United.