Foto: Manchester Evening News

Selain Sir Alex Ferguson, ada satu sosok lagi yang sangat dirindukan oleh para penggemar Manchester United. Dia adalah David Gill, sang mantan kepala eksekutif klub selama hampir satu dekade (2003-2013). Banyak yang menyebut kalau kehilangan Gill berdampak sama besarnya seperti saat mereka kehilangan Sir Alex Ferguson dari kursi manajerial klub.

Pada 20 Februari 2013, berita pengunduran diri Gill dikonfirmasi oleh pihak klub. Ayah dari Oliver Gill (mantan pemain United) tersebut memutuskan mengundurkan diri pada Mei 2013 untuk mengisi satu jabatan sebagai anggota Komite Eksekutif di Uefa. Posisinya kemudian digantikan oleh Ed Woodward yang sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala eksekutif.

“Sebuah kehormatan besar bisa melayani Manchester United selama 16 tahun dan 10 tahun terakhir sebagai CEO. Saya bekerja bersama manajer terhebat di dunia sepakbola dan menjadi bagian dari klub yang saya anggap sebagai klub olahraga terbaik di dunia,” tutur Gill.

Gill pertama kali masuk sebagai anggota Manchester United pada 1997. Jabatannya saat itu hanyalah direktur di bagian keuangan klub. Tiga tahun berselang, ia melakukan rangkap jabatan dengan menjadi wakil kepala eksekutif.

Pada tahun 2001, Gill menjadi CEO Group yang membuat tugasnya berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut kerjasama sponsor, pemasaran klub ke seluruh dunia, pengembangan usaha, jasa keuangan, konferensi, tiket dan keanggotaan, property, hingga masalah catering. Dua tahun kemudian, Gill diangkat menjadi kepala eksekutif Manchester United menggantikan Peter Kenyon yang membelot ke Chelsea.

Kehilangan yang Cukup Besar

Pada tahun 2006, Gill diangkat sebagai anggota dewan oleh FA. Meski kembali rangkap jabatan, namun ia mampu menjalaninya secara profesional. Tidak ada bentrok kepentingan antara posisinya sebagai CEO United dan anggota FA.

Selama menjabat sebagai CEO, Gill membawa United meraih lima gelar Premier League, satu Piala FA, satu Liga Champions, satu Piala Dunia Antar Klub, tiga Piala Liga, dan tiga Community Shield. Tidak hanya trofi, Gill menjadi otak dari beberapa perekrutan suksesa United seperti Wayne Rooney, Cristiano Ronaldo, Edwin Van Der Sar, Michael Carrick, dan David De Gea. Melihat pencapaian tersebut, membuat Ferguson berkata kalau kehilangan Gill adalah kerugian yang cukup besar.

“David telah menjadi kepala eksekutif yang hebat. Kami sering sekali berargumen, tapi saya menikmati momen tersebut karena saya tahu David punya sifat jujur dan selalu menempatkan United di atas segalanya. Dia hanya menginginkan yang terbaik untuk United, apakah itu pemain, tempat latihan, staf, dan sebagainya,” tutur Ferguson.

“Pengunduran dirinya adalah kerugian besar bagi saya, tapi fakta kalau dia ada di dewan FA dan UEFA mendorong saya untuk terus yakin kalau kepergiannya adalah jalan yang baik untuk kariernya.”

Sir Alex juga menyukai kesigapan seorang David. Jika Ferguson berniat membeli pemain, Gill langsung bergerak cepat dan membuka diskusi bersama Ferguson. “Jika ada pemain yang ingin didatangkan, saya akan berbicara kepada Alex secara terus menerus. Sehari bisa sampai dua kali, dan kami akan rapat pada hari Jumat. Dia akan memberikan beberapa nama sebelum saya membuat keputusan,” tutur Gill.

Ferguson saat itu tidak menyangka kalau Gill juga akan mundur di musim yang sama dengannya. Keduanya saling memendam rahasia sampai pada akhirnya Gill menelepon Ferguson pada satu hari Minggu di bulan Februari.

“David menelepon saya di hari Minggu untuk mengatakan kalau dia mau berhenti menjadi direktur eksekutif pada akhir musim. Saya kemudian mengatakan, “bloody hell David, saya juga punya rencana yang sama dengannya,” tutur Sir Alex dalam autobiografinya.

Kebijakan Menarik David Gill

David begitu disukai para penggemar Manchester United. Hal ini disebabkan ia mempunyai visi yang sejalan dengan Sir Alex Ferguson. Keduanya dikenal sebagai pribadi yang sama-sama memiliki ego besar. Namun berkat mereka juga United bisa meraih banyak prestasi terutama dalam rentang 2003 hingga 2013.

Selain kerjasama apiknya bersama Sir Alex Ferguson, David juga disukai karena kebijakannya yang sangat unik saat menjabat sebagai CEO. Kebijakan ala Gill ini yang dirasa hilang saat United dipegang oleh Ed Woodward.

David melarang Manchester United merekrut pemain di atas usia 27 tahun (di luar peminjaman). Hanya penjaga gawang yang diizinkan boleh berusia di atas 27 tahun seperti saat mereka merekrut Edwin Van Der Sar pada 2005. Hal ini bertujuan untuk tetap mempertahankan tradisi klub sebagai tempat yang percaya terhadap beberapa pemain muda dan sebisa mungkin menyimpannya sebagai aset jangka panjang.

Hanya dua kali saja kebijakan ini dilanggar. Yang pertama terjadi pada musim panas 2009 saat United merekrut Michael Owen secara gratis. Yang kedua terjadi pada musim panas 2012 ketika mereka menandatangani Robin Van Persie dari Arsenal. Pembelian RVP adalah permintaan langsung dari Fergie saat itu.

Kebijakan tersebut sudah tidak ada ketika David digantikan Ed Woodward. Ada lima pemain di atas 27 tahun yang datang setelah era David Gill. Sebut saja Bastian Schweinsteiger (31 tahun), Zlatan Ibrahimovic (35 tahun), Nemanja Matic (29 tahun), Henrikh Mkhitaryan (27 tahun), hingga Alexis Sanchez (29 tahun).

Keadaan mulai berubah seiring masuknya Ole Gunnar Solskjaer meski beberapa pemain dengan usia yang tidak muda lagi masih juga berdatangan.

**

Meski kerap seiya sekata dengan Fergie, namun tidak jarang David memiliki perbedaan pendapat dengan manajernya tersebut. Salah satunya adalah saat ia menyetujui permintaan Rooney untuk mendapat gaji melebihi Ferguson. Sebuah keputusan yang membuat Ferguson cukup kecewa. Selain itu, David juga menjadi orang yang menentang Ferguson saat ia menginginkan adanya konferensi pers untuk membahas pertikaian antara Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney pada 2006.

Kiprah Gill juga tidak lepas dari kritikan para penggemarnya. Satu hal yang membuat kinerjanya dikritik adalah saat ia dan juga Sir Alex mempersilahkan keluarga Glazer untuk mengambil alih klub. “Ada banyak yang tidak suka dengan Glazer. Saya dikritik karena tetap bertahan di klub. Tapi saya dan Alex Ferguson merasa kami bisa bekerja sama dengan mereka,” tutur Gill pada 2015 lalu.

Sumber: MEN, BBC, Independent, ESPN, Mirror, Guardian